Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Renungan dari Selembar Kertas Kosong untuk Kehidupanmu

ilustrasi kertas hitam (unsplash.com/kellysikkema)

Apa yang kamu pikirkan saat melihat selembar kertas kosong? Tahukah kamu bahwa selembar kertas kosong saja dapat memiliki banyak arti untuk direnungkan? Ada orang yang memegang kertas berukuran besar, ada pula yang hanya memiliki kertas kecil seperti dalam ilustrasi.

Ya, kertas dapat diumpamakan sebagai kehidupanmu sendiri. Jadi, bagaimana kamu akan menggunakan selembar kertas kosong yang kamu miliki agar tak menjadi sia-sia? Mari renungkan lima hal ini biar kamu makin paham.

1. Kamu dapat menuliskan kalimat, baik maupun buruk, pilihan selalu ada di tanganmu

ilustrasi menulis (unsplash.com/kellysikkema)

Kehidupanmu seperti selembar kertas kosong. Kamu dapat menuliskan apa saja di atasnya. Artinya, tidak ada yang benar-benar sanggup menghalangimu untuk melakukan apa pun yang kamu inginkan. Oleh karena itu, pikirkanlah baik-baik tentang bagaimana kamu akan mengisi kehidupanmu.

Apakah kamu bakal mengisinya dengan berbagai kegiatan yang positif atau justru negatif? Jangan bilang, selembar kertas yang memaksamu untuk menuliskan kalimat buruk. Penanya bahkan selalu ada di tanganmu.

2. Tidak semua kalimat yang telah ditulis akan dapat dihapus, jadi berhati-hatilah

ilustrasi meniti batang pohon (unsplash.com/grahammansfield1)

Bahkan jika kamu menulis dengan pensil dan dapat menghapusnya, bekas-bekasnya akan tetap ada. Jadi, penting untukmu selalu berhati-hati dalam menjalani hidup. Semua yang kamu lakukan akan menentukan takdirmu.

Menghindari setiap kesalahan memang mustahil. Akan tetapi, kehati-hatian mengurangi kemungkinan kamu bakal melakukan banyak kekeliruan fatal. Berpikirlah sebelum bertindak dan kalaupun melakukan kesalahan, ambil hikmahnya supaya kamu tak mengulanginya.

3. Usahakan agar kelak kamu tak malu saat membaca tulisanmu kembali

ilustrasi menyembunyikan wajah (unsplash.com/taylor_friehl)

Sama seperti bila kamu sedang belajar menulis. Walaupun saat menulis kamu merasa sangat percaya diri dan yakin dengan tulisanmu, di kemudian hari boleh jadi perasaanmu akan berbeda.

Setelah keahlianmu dalam menulis bertambah, kamu bisa merasa sangat malu ketika membaca ulang tulisan lamamu. Begitulah perbuatan-perbuatan buruk di masa lalu dapat terus menghantuimu.

Kejahatan-kejahatan yang pernah kamu lakukan tanpa rasa penyesalan, kelak menjadi hal yang amat tak ingin kamu kenang. Sayangnya, kamu tidak dapat menyingkirkannya dari ingatanmu sendiri maupun orang-orang yang mengetahuinya. Maka dari itu, berpikir panjanglah sebelum melakukan apa pun.

4. Di kertas yang sama, kamu bisa menuliskan rencana maupun pengalaman

ilustrasi menaiki tangga (pexels.com/imagevain)

Rencana ialah hal-hal yang belum terjadi, tetapi kamu inginkan untuk terjadi. Sementara pengalaman adalah segala yang telah terjadi, baik sesuai dengan harapanmu maupun tidak. Dalam menjalani hidup, keduanya sama-sama penting.

Hidup tanpa punya rencana apa-apa dapat mengindikasikan kurangnya rasa antusiasmu pada masa depanmu sendiri. Oleh karena itu, bangunlah rencana-rencana terbaik dalam kehidupanmu. Jangan membiarkan kehidupanmu seperti layang-layang putus, diterbangkan angin ke sana kemari.

Lalu terimalah pengalaman apa pun yang kamu dapatkan dari kehidupan. Pengalaman buruk ialah gudangnya pelajaran. Kamu pasti bisa menjadi lebih baik lagi dalam hal apa pun bila mau mempelajari setiap pengalaman burukmu.

5. Kertasmu bakal habis juga, maka bijaksanalah dalam menggunakannya

ilustrasi perempuan kala senja (unsplash.com/matthewpablico)

Pada akhirnya, kamu dan semua makhluk tak hidup untuk selamanya. Habisnya ruang kosong di selembar kertas yang kamu miliki ialah pertanda maut telah tiba. Sebelum itu benar-benar terjadi, di akhir perjalanan kamu pasti bakal melihat kembali ke belakang.

Apakah kamu telah puas dengan semua yang telah kamu tuliskan di selembar kertas itu? Ataukah kamu justru merasa malu, marah, menyesal, dan berpikir seandainya kamu mendapatkan selembar lagi kertas yang baru?

Sayangnya, yang terakhir itu tidak mungkin, kan? Jatah kertasmu hanya selembar, sama seperti semua orang. Kamu bisa menggunakannya dengan sebaik mungkin, asal-asalan, atau bahkan merobek-robeknya.

Jadi, dengan cara apa kamu akan menjalani hidupmu? Pastikan tak berujung penyesalan mendalam di kemudian hari, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us