Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Reverse Psychology sebagai Teknik Persuasi yang Efektif  

ilustrasi reverse psychology (pexels.com/nappy)
ilustrasi reverse psychology (pexels.com/nappy)

Pernahkah kamu meminta orang lain untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dari apa yang kamu inginkan? Bisa jadi kamu sedang melakukan reverse psychology tanpa kamu sadari. Jika orang tersebut merespon dengan melakukan apa yang kamu harapkan, maka hal tersebut merupakan pertanda bahwa strategi yang kamu gunakan sudah berjalan dengan efektif.

1. Apa itu reverse psychology?

ilustrasi reverse psychology (pexels.com/nappy)
ilustrasi reverse psychology (pexels.com/nappy)

Reverse psychology adalah salah satu bentuk dari manipulasi. Metode ini merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal tertentu atau berperilaku dengan cara tertentu walaupun terdapat kemungkinan bahwa orang tersebut tidak akan melakukannya. Cara kerjanya adalah dengan mengatakan hal-hal yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya sedang diharapkan.

Dengan reverse psychology, seseorang mencoba mengajak orang lain secara tidak langsung untuk melakukan hal yang sebaliknya. Meskipun terdengar paradoks, metode ini telah terbukti efektif dalam berbagai situasi. Ketika diberitahu untuk tidak melakukan suatu hal, manusia justru lebih merasa tertarik untuk melakukan hal tersebut. 

2. Reverse psychology dalam mengasuh anak

ilustrasi parenting (pexels.com/vlada-karpovich)
ilustrasi parenting (pexels.com/vlada-karpovich)

Orang tua sering kali menggunakan reverse psychology kepada anak mereka untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Contohnya ketika anak tidak ingin mengenakan seragamnya di pagi hari. Tidak perlu marah atau memaksa anak mengenakannya, cukup lakukan reverse psychology.

Katakan dengan tenang bahwa anak akan menjadi satu-satunya yang mengenakan baju tidur di kelas. Hal ini dapat membujuk anak untuk mengenakan seragamnya karena tidak ingin dikucilkan di kelas. Pada akhirnya, anak akan mengenakan seragamnya tanpa ada paksaan sedikit pun.

3. Reverse psychology dalam bidang pemasaran

ilustrasi marketing (pexels.com/tima-miroshnichenko)
ilustrasi marketing (pexels.com/tima-miroshnichenko)

Reverse psychology juga sering digunakan sebagai taktik pemasaran. Pada umumnya, penjualan dilakukan dengan promosi menarik agar banyak orang datang untuk membeli. Namun, reverse psychology bekerja sebaliknya.

Sebagai contoh, seorang penjual menawarkan barang dengan harga yang sangat tinggi dan mendorong pelanggannya untuk membeli. Namun, penjual tersebut sebenarnya menginginkan pelanggan untuk melakukan penawaran harga yang lebih rendah. Akhirnya, pelanggan akan membeli dengan menawar harga jual.

4. Reverse psychology dalam hubungan asmara

ilustrasi hubungan asmara (pexels.com/josh-willink)
ilustrasi hubungan asmara (pexels.com/josh-willink)

Dalam hubungan asmara, reverse psychology kerap kali digunakan untuk membuat pasangan melakukan hal-hal tertentu. Contohnya ketika seseorang meminta pasangannya untuk membersihkan rumah tapi orang tersebut tahu bahwa permintaannya tidak akan terlaksana karena pasangannya tidak memiliki cukup banyak waktu luang. Pada akhirnya, pasangannya mungkin saja akan membersihkan rumah untuk membuktikan bahwa asumsi tersebut salah.

Namun, penggunaan reverse psychology dalam suatu hubungan asmara dapat menjadi bom waktu dan harus digunakan dengan hati-hati. Sebagai contoh, pada akhirnya, pasangan benar-benar tidak membersihkan rumah karena merasa telah dimengerti. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dan pertengkaran.

5. Kerugian yang ditimbulkan reverse psychology

ilustrasi reverse psychology (pexels.com/nappy)
ilustrasi reverse psychology (pexels.com/nappy)

Beberapa anak mungkin akan mulai menyadari manipulasi yang dilakukan oleh orang tua mereka. Selain itu, akan didapati orang-orang yang memiliki sensitivitas pada komunikasi tidak langsung yang merasa dikendalikan. Situasi-situasi seperti ini akan mendatangkan kerugian.

Mereka yang menyadari bahwa dirinya telah dimanipulasi dan dikendalikan oleh reverse psychology akan merasa kecewa dan dikhianati. Kepercayaan pada orang-orang yang melakukan reverse psychology akan berkurang dan bisa jadi berkurang dengan drastis. Apalagi bila metode yang dilakukan tidak berjalan dengan baik dan malah menjadi bumerang tersendiri.

Dengan memahami reverse psychology, kita dapat mengubah cara kita berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain dengan cara yang tidak terduga. Namun, ingatlah bahwa metode ini perlu dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab agar tidak menjadi bumerang bagi kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us