Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Sahabat Menjauh saat Kita sedang Bahagia?

ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Seseorang yang dekat bisa merasa tertinggal atau tidak cukup saat melihat kesuksesanmu, menyebabkan hubungan menjadi canggung dan akhirnya menjauh.
  • Kebahagiaan kadang datang dengan perubahan gaya hidup dan prioritas, membuat hubungan pertemanan hambar dan terputus tanpa konflik besar.
  • Ada ekspektasi yang tidak semua orang bisa penuhi dalam persahabatan, termasuk saat kamu sedang bahagia, sehingga sahabat memilih menjauh sebagai bentuk perlindungan diri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Alih-alih ikut tertawa dan hadir di sampingmu, sosok sahabat yang biasanya paling dekat justru mulai menjauh perlahan. Situasi ini bikin hati campur aduk mulai dari bingung, sedih, bahkan marah, karena kebahagiaan yang seharusnya dirayakan bersama jadi terasa hampa.

Kata-kata seperti "kenapa dia berubah?" atau "apa aku salah?" mungkin mulai bergema di kepala, tanpa ada jawaban yang benar-benar memuaskan. Meski secara logika semuanya baik-baik saja, tetap saja rasanya seperti kehilangan seseorang yang belum benar-benar pergi. Mari simak alasan di balik mengapa sahabat menjauh saat kita sedang bahagia.

1. Sahabat menjauh karena perasaan tersaingi muncul secara diam-diam

ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/Keira Burton)

Ketika seseorang yang dekat merasa kamu melesat lebih cepat dalam hidup, ada kemungkinan muncul rasa tertinggal atau bahkan tidak cukup. Hal ini tidak selalu disadari, bahkan oleh yang merasakannya sendiri. Hubungan yang awalnya suportif bisa berubah jadi penuh diam dan canggung ketika pencapaianmu terasa seperti pengingat bahwa mereka belum ke mana-mana. Meskipun tidak diucapkan, bahasa tubuh atau cara berkomunikasi mereka bisa terasa lebih dingin dan jauh.

Perasaan ini bukan soal iri dalam arti jahat, tapi tentang luka kecil yang muncul karena perbandingan yang tak bisa dikontrol. Kamu mungkin merasa bersalah padahal tak melakukan apa-apa selain tumbuh. Tapi bagi sebagian orang, keberhasilan teman dekat bisa terasa seperti kehilangan arah sendiri. Sayangnya, cara sebagian orang merespons adalah dengan menjauh untuk menjaga diri mereka sendiri dari rasa tak nyaman.

2. Sahabat menjauh karena komunikasi tidak lagi sejalan

ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/Vera Arsic)
ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/Vera Arsic)

Kebahagiaan kadang datang bersamaan dengan perubahan gaya hidup, rutinitas, atau prioritas. Percakapan yang dulu cair bisa berubah jadi singkat atau terasa formal. Ketika hal ini berlangsung terus-menerus, hubungan perlahan-lahan jadi hambar dan akhirnya terputus begitu saja.

Bukan berarti ada konflik besar, tapi lebih ke arah pergeseran arah hidup yang membuat dua orang yang dulunya dekat jadi asing. Perubahan ini bisa terjadi tanpa maksud buruk, namun tetap meninggalkan rasa sepi. Ketika kamu sadar, jaraknya sudah terlampau jauh untuk dijembatani tanpa usaha dari dua arah.

3. Sahabat menjauh karena kebutuhan emosional tidak terpenuhi

ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam hubungan pertemanan, ada kebutuhan emosional yang jika tidak dipenuhi bisa membuat salah satu pihak merasa tak dianggap. Bisa jadi kamu terlalu sibuk merayakan momen bahagia hingga lupa menanyakan kabar atau mendengarkan cerita sahabatmu. Untuk sebagian orang, hal kecil seperti tidak dibalas dengan perhatian yang sama bisa menumbuhkan rasa kecewa yang akhirnya memilih untuk dipendam.

Lambat laun, kekecewaan itu bisa berubah menjadi keputusan untuk menjauh sebagai bentuk perlindungan diri. Mereka tidak ingin terus-menerus merasa tidak penting atau hanya menjadi penonton dalam kebahagiaanmu. Padahal bisa saja mereka sedang butuh kamu, tapi tidak tahu cara mengatakannya tanpa terlihat lemah atau terlalu bergantung.

4. Sahabat menjauh karena ekspektasi yang mulai tidak realistis

ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/RDNE Stock project)

Kadang hubungan sahabat dibentuk dengan ekspektasi yang tidak semua orang bisa penuhi. Misalnya, ekspektasi bahwa sahabat harus selalu ada dalam segala kondisi, termasuk saat kamu sedang bahagia. Tapi kenyataannya, setiap orang punya hidupnya sendiri dan bisa jadi sedang menghadapi masalah yang tak mereka ceritakan.

Sebaliknya, sahabatmu juga bisa punya ekspektasi bahwa kamu tetap sama seperti dulu meski sekarang hidupmu sudah berubah. Ketika mereka merasa versi baru kamu tidak sesuai dengan bayangan mereka, jarak pun mulai muncul. Hal ini bukan soal siapa yang salah, tapi tentang bagaimana realita tidak selalu sejalan dengan harapan yang sudah terlanjur dibentuk di awal.

5. Sahabat menjauh karena luka lama yang belum selesai

ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi sahabat menjauh (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tak semua hubungan persahabatan berjalan tanpa goresan. Bisa jadi ada luka atau kejadian di masa lalu yang belum sepenuhnya selesai, meskipun terlihat baik-baik saja di permukaan. Saat kamu sedang bahagia, hal itu bisa jadi pemicu kenangan pahit bagi sahabat, seakan luka lama terbuka kembali. Bukan karena kamu salah, tapi karena mereka belum benar-benar sembuh dari hal yang pernah terjadi antara kalian.

Mereka memilih menjauh bukan karena tidak bahagia untukmu. Tapi, sahabat menjauh karena tidak ingin terus-menerus diingatkan pada sesuatu yang belum bisa mereka maafkan sepenuhnya. Meski sulit dimengerti tanpa komunikasi yang jujur dan banyak hubungan persahabatan berhenti di titik ini karena sama-sama diam dan enggan membicarakan masa lalu yang menyakitkan.

Keadaan sahabat menjauh saat kita sedang bahagia memang terasa tak mudah dipahami, tapi bukan berarti kamu langsung menyalahkan diri sendiri atau orang lain, ya! Kalau memang masih ingin saling menjaga, terkadang perlu keberanian untuk jujur, memahami, dan memberi ruang. Sebab, tak semua jarak berarti akhir kadang ia hanya jeda agar masing-masing bisa tumbuh lebih utuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us