Sebelum Terlambat, Ini 5 Tahapan Burnout yang Perlu Kamu Waspadai

Semua orang pasti ingin mengalami peningkatan kualitas dalam hidupnya. Salah satu caranya adalah dengan menunjukan peforma tinggi di tempat kerja.
Dengan meraih prestasi di tempat kerja, kita berharap akan mendapat reward berupa upah dan jabatan yang lebih tinggi. Sayangnya, intensitas pekerjaan yang tinggi dan terus-menerus tanpa istirahat yang cukup dapat menimbulkan burnout.
Burnout adalah keadaan stres dan kelelahan jangka panjang yang dapat memberi dampak negatif pada produktivitas dan kualitas hidup.
Meski dampaknya cukup fatal, burnout masih sering disepelekan karena tuntutan pekerjaan dan persaingan yang terus meningkat.
DIlansir thiscalmer.com, sebuah penelitian pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan gejala burnout sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk menghindarinya, penting bagi kita untuk mengetahui tahap-tahap burnout, gejala, dan efek yang ditimbulkan. Berdasarkan studi dari Winona State University, berikut 5 tahapan burnout yang perlu diwaspadai.
1. The honeymoon phase

Di tahap ini, kamu yang baru saja memasuki dunia kerja, proyek dan kantor yang baru, atau tahap awal dalam memulai bisnis dimana kamu sedang berada di fase yang paling bersemangat.
Kamu merasa dapat melakukan semuanya dan penuh energi karena ingin membuktikan, bahwa kamu adalah orang yang kompeten dan dapat melakukan yang terbaik.
Meski kelihatannya positif, pada tahap ini kamu rawan untuk mengambil lebih banyak kewajiban. Hal itu disebabkan dari antusiasme yang tinggi serta ketidakmampuan dalam mengidentifikasi sesuatu yang salah.
Jika terus melakukan hal ini tanpa menimbang waktu dan energi yang kamu punya, kamu akan naik ke tahap selanjutnya, yakni early stress.
2. Early stress

Di saat pekerjaan mulai menumpuk dan tampaknya tidak kunjung selesai, kamu akan mulai merasakan stres. Stres tersebut akan membuat rasa optimisme yang kamu miliki sebelumnya kian perlahan mulai surut.
Di tahap early stress, kamu bisa saja mulai mengalami beberapa gejala seperti kurangnya nafsu makan, berkurangnya kemampuan untuk fokus, kurang istirahat, dan kecemasan.
Gejala-gejala ini bila tidak ditindak lanjuti akan berujung pada tahapan burnout yang selanjutnya yakni chronic stress.
3. Chronic stress

Di tahap ini, kamu dapat mengalami level stress yang tinggi sehingga mempengaruhi kualitas performa kerja, produktivitas, penampilan fisik, serta kualitas hidup.
Kamu mulai makan makanan yang tidak sehat, mudah marah, lebih mudah terserang penyakit, dan merasa kurang motivasi untuk melakukan rutinitas, serta hal-hal yang sebelumnya kamu sukai.
4. Burnout

Tibalah kita di tahap burnout. Level stres yang kamu alami di tahap ini akan lebih sulit kamu atasi dibanding di tahap-tahap yang sebelumnya.
Jika kamu merasa sangat sulit untuk bangun di pagi hari, menyelesaikan tugas dan kewajiban tepat waktu adalah sebuah siksaan. Bahkan kamu kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti makan dan merawat diri secara teratur, kamu perlu waspada.
Selain hal-hal di atas, orang-orang pada tahap burnout juga mulai merasakan keraguan akan dirinya sendiri. Sedangkan secara fisik, sakit kepala yang tidak tertahankan, gangguan pencernaan, dan kelelahan akut adalah beberapa gejala yang paling umum.
Jika kamu merasakan hal-hal tersebut, lebih baik kamu mencari bantuan profesional atau mengistirahatkan diri sejenak dari pekerjaan.
5. Habitual burnout

Menjadi orang dewasa memang cukup sulit, terkadang kita harus tetap melakukan pekerjaan akibat tuntutan pekerjaan, kebutuhan, dan orang sekitar.
Jika kamu masih mengalami burnout dan belum bisa lepas darinya, siap-siap hal tersebut akan menjadi bagian dari hidupmu. Burnout akan terus muncul terutama di hari-hari saat kamu sedang sibuk-sibuknya.
Selain dapat mempengaruhi performa kerja dan kesehatan, burnout dapat mempengaruhi hubunganmu dengan orang-orang terdekat. Tak hanya itu, rasa percayaan diri dan kualitas hidup pun akan berkurang.
Maka dari itu, lebih baik kamu melakukan upaya maksimal untuk melakukan perawatan diri secara fisik dan emosional. Kamu bisa melakukan konsultasi dengan profesional jika perlu.
Perkirakan kapasitas waktu dan energi yang kamu miliki. Lakukan perawatan dan relaksasi secara rutin. Beristirahatlah sejenak jika merasa tubuh dan pikiranmu sudah mulai lelah.
Jangan lupa untuk terus berdoa dan beribadah kepada Tuhan. Terakhir, terus lakukan komunikasi dengan orang terdekat dan orang yang kamu sayangi.