Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selamat! 5 Tanda Kamu Sudah Berhasil Berhenti Menjadi People Pleaser

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/@mattycphoto)
Intinya sih...
  • Kamu mulai memahami batasan dan tahu apa yang benar-benar kamu inginkan.
  • Menolak sesuatu yang gak sesuai dengan keinginanmu jadi terasa lebih mudah.
  • Kamu lebih jujur terhadap apa yang benar-benar kamu inginkan.

Pernahkah kamu merasa harus selalu menyenangkan orang lain? Takut mengecewakan mereka, sampai rela mengorbankan kebahagiaan sendiri. Lama-lama, hal ini melelahkan dan bikin kamu kehilangan jati diri.

Jika sekarang kamu lebih santai dan gak lagi merasa terbebani, itu tanda baik. Artinya, kamu mulai memahami batasan dan tahu apa yang benar-benar kamu inginkan. Yuk, kenali tanda-tanda lain kalau kamu sudah berhasil lepas dari kebiasaan people pleaser!

1. Gak lagi merasa bersalah saat menolak permintaan

ilustrasi pertemanan sehat (pexels.com/@gustavo fring)

Dulu, setiap kali bilang “tidak,” ada rasa bersalah yang terus menghantui. Rasanya seperti mengecewakan orang lain, padahal kamu juga punya hak untuk memilih. Sekarang, kamu lebih santai dan gak merasa harus selalu berkata “iya.”

Menolak sesuatu yang gak sesuai dengan keinginanmu jadi terasa lebih mudah. Kamu paham bahwa menyenangkan semua orang bukan tugasmu. Hasilnya, kamu jadi lebih bahagia tanpa beban yang gak perlu.

2. Mulai memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/@olly)

Sebelumnya, kebahagiaan orang lain selalu lebih penting daripada perasaanmu. Apa pun dilakukan demi membuat orang lain nyaman, meski harus mengorbankan diri sendiri. Sekarang, kamu sadar bahwa kebahagiaanmu juga harus diperhatikan.

Kamu lebih jujur terhadap apa yang benar-benar kamu inginkan. Mengutamakan diri sendiri bukan berarti egois, tapi bentuk self care. Dengan begitu, hidup terasa lebih seimbang dan gak lagi penuh tekanan.

3. Gak takut mengecewakan orang lain

ilustrasi perempuan mengobrol (pexels.com/@ekaterina bolovtsova)

Sebelumnya, kamu sering mengorbankan waktu dan tenaga demi menghindari konflik. Takut dianggap buruk atau dijauhi membuatmu sulit berkata jujur. Sekarang, kamu paham bahwa mengecewakan orang lain itu hal yang wajar.

Kamu lebih realistis dan gak memaksakan diri untuk selalu sempurna. Hubungan yang sehat gak harus selalu berisi persetujuan tanpa batas. Jika seseorang benar-benar peduli, mereka akan tetap menghargai keputusanmu.

4. Berani menyuarakan pendapat tanpa takut dianggap buruk

ilustrasi perempuan mengobrol (pexels.com/@olia danilevich)

Dulu, kamu sering mengiyakan pendapat orang lain meskipun gak setuju. Takut menyinggung atau dianggap terlalu keras membuatmu memilih diam. Sekarang, kamu lebih berani menyuarakan apa yang kamu pikirkan.

Kamu tahu bahwa pendapatmu juga berharga dan patut dihargai. Gak semua orang harus setuju, dan itu bukan masalah besar. Yang terpenting, kamu bisa jujur pada diri sendiri tanpa merasa tertekan.

5. Menarik diri dari lingkungan yang hanya memanfaatkanmu

ilustrasi perempuan mengobrol (pexels.com/@olly)

Kamu mulai sadar bahwa gak semua hubungan layak dipertahankan. Dulu, kamu mungkin bertahan dalam pertemanan yang hanya menguras energi. Sekarang, kamu lebih selektif dan berani menjaga jarak dari orang-orang yang merugikan.

Kamu gak lagi merasa wajib selalu ada untuk semua orang. Memilih lingkungan yang sehat membuatmu lebih tenang dan bahagia. Dengan begitu, kamu bisa fokus pada orang-orang yang benar-benar menghargaimu.

Berhenti menjadi people pleaser bukan berarti berhenti peduli pada orang lain. Ini tentang menetapkan batasan yang sehat dan menghargai diri sendiri. Jika tanda-tanda ini sudah ada dalam dirimu, berarti kamu sedang berjalan ke arah yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tiara Merdika
EditorTiara Merdika
Follow Us