Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Positif Jadi Seorang Fangirl, Hidup Lebih Termotivasi

ilustrasi seorang penggemar (freepik.com/benzoix)
Intinya sih...
  • Meningkatkan semangat hidup dengan inspirasi dari idola dan membantu mencapai tujuan pribadi.
  • Melatih kemampuan organisasi, manajemen waktu, dan kerja tim melalui kegiatan komunitas fangirl.
  • Menyalurkan kreativitas melalui fanfiction, fanart, video editing, dan desain merchandise untuk mengembangkan bakat.

Seorang fangirl sering kali mendapat cap negatif dari sebagian orang. Mereka kerap dianggap berlebihan, kekanak-kanakan, atau terlalu emosional. Padahal, di balik antusiasme dan semangat tinggi terhadap idolanya, ada banyak sisi positif yang justru memberi dampak baik bagi kehidupan seseorang.

Di era digital saat ini, para fangirl membentuk ekosistem sosial dan budaya yang sangat aktif. Mereka menyalurkan kreativitas, belajar bekerja sama, bahkan mengasah kemampuan organisasi dan komunikasi. Jadi, bukan hal yang berlebihan jika kita melihat fangirling sebagai aktivitas yang positif, bukan sekadar bentuk hiburan semata. Nah, berikut ini penjelasan mengenai lima sisi positif jadi seorang fangirl.

1. Meningkatkan semangat hidup

ilustrasi seorang cewek yang bersemangat (freepik.com/cookie_studio)

Menjadi fangirl bisa menambah suntikan energi positif dalam keseharian. Ketika hari-hari terasa berat, melihat update terbaru dari idola atau menonton ulang konten favorit bisa jadi penghibur yang ampuh. Idola yang dikagumi juga sering memberi inspirasi, baik lewat karya, pesan positif, atau semangat mereka dalam berkarya. Hal ini mampu membuat fangirl merasa lebih termotivasi dan tidak merasa sendirian.

Banyak orang mengaku lebih rajin sekolah, bekerja, atau merawat diri karena ingin menjadi versi terbaik dari diri mereka, yang mana terinspirasi dari sang idola. Bahkan, tak sedikit yang mengejar mimpi atau belajar keterampilan baru karena terinspirasi oleh perjalanan karier atau kepribadian idolanya. Dengan kata lain, fangirling bisa menjadi motor penggerak untuk terus berkembang dan menjalani hidup dengan lebih bersemangat.

2. Melatih kemampuan organisasi dan kerja tim

ilustrasi bekerja (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi bekerja (freepik.com/pressfoto)

Fangirl sering terlibat dalam berbagai proyek komunitas, seperti penggalangan dana, event fanbase, atau kampanye ulang tahun idola. Kegiatan ini memerlukan koordinasi, pembagian tugas, manajemen waktu, dan kerja sama tim yang baik. Tanpa disadari, para fangirl sedang melatih soft skill yang sangat berguna di dunia kerja dan kehidupan sosial.

Dalam prosesnya, mereka belajar bagaimana menyusun proposal, membuat desain promosi, mengelola keuangan, dan lainnya. Semua itu dilakukan demi satu tujuan bersama, yaitu mendukung idola dengan cara yang positif dan terorganisir. Dari sinilah mereka memperoleh pengalaman berharga yang bisa digunakan dalam konteks profesional di masa depan.

3. Menyalurkan kreativitas

ilustrasi produktif bekerja (freepik.com/jcomp)
ilustrasi produktif bekerja (freepik.com/jcomp)

Fandom adalah tempat yang subur bagi kreativitas. Banyak fangirl yang menulis fanfiction, membuat fanart, mengedit video, atau mendesain merchandise. Ini bukan sekadar ekspresi cinta pada idola, tetapi juga sarana untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Bahkan, tak jarang karya-karya tersebut mendapat apresiasi luas dan menjadi langkah awal menuju karier di bidang kreatif.

Lewat kegiatan ini, fangirl belajar berbagai teknik desain grafis, editing video, atau menulis dengan gaya naratif yang menarik. Mereka sering mengeksplorasi ide-ide unik yang mungkin tak pernah terpikirkan jika tidak berada dalam lingkungan fandom. Dengan kata lain, dunia fangirling bisa menjadi tempat tumbuhnya seniman dan kreator masa depan.

4. Memperluas jaringan sosial dan persahabatan

ilustrasi bersosialisasi (freepik.com/cookie_studio)
ilustrasi bersosialisasi (freepik.com/cookie_studio)

Menjadi fangirl membuka peluang untuk bertemu banyak orang dengan minat yang sama, baik secara online maupun offline. Koneksi ini bisa berkembang menjadi pertemanan sejati, bahkan keluarga kedua, karena berbagi antusiasme dan saling mendukung satu sama lain. Banyak orang yang merasa lebih diterima dan dimengerti di lingkungan fandom dibandingkan di kehidupan nyata.

Komunitas fangirl sering kali menjadi tempat aman bagi anggotanya untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi. Di sana, mereka bisa bertukar cerita, berbagi tips, hingga mengadakan pertemuan yang mempererat hubungan. Jaringan sosial ini tak hanya bermanfaat untuk urusan fandom, tapi juga bisa menjadi support system dalam kehidupan sehari-hari.

5. Mendorong kemampuan bahasa dan belajar budaya asing

ilustrasi pertemanan beda negara (freepik.com/freepik)

Banyak fangirl yang tertarik mendalami bahasa asing karena ingin memahami lirik lagu, wawancara, atau konten tanpa menunggu terjemahan. Hal ini secara tidak langsung mendorong mereka untuk belajar bahasa seperti Korea, Jepang, atau Inggris secara otodidak. Hasilnya, kemampuan bahasa mereka meningkat tanpa merasa sedang belajar secara formal.

Selain bahasa, fangirl juga jadi lebih mengenal budaya negara asal idola mereka. Mulai dari makanan, tradisi, hingga sistem pendidikan dan sosial. Hal ini memperluas wawasan dan menumbuhkan rasa toleransi terhadap perbedaan budaya. Apa yang awalnya berawal dari kekaguman bisa berkembang menjadi pemahaman lintas budaya yang lebih luas.

Menjadi fangirl bukanlah sesuatu yang seharusnya dipandang sebelah mata. Di balik antusiasme dan koleksi merchandise, ada banyak sisi positif jadi seorang fangirl. Aktivitas ini bisa menjadi cara untuk untuk berkembang, mengenal diri sendiri, dan memperluas dunia yang mungkin tidak pernah dijelajahi tanpa rasa kagum terhadap seorang idola. Jadi, jika kamu seorang fangirl, berbanggalah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us