5 Surat untuk Kating Ospek Lucu, Bikin Berkesan

Masa ospek sering dipenuhi tekanan, tugas dadakan, dan peraturan yang bikin pusing. Tapi di balik itu semua, selalu ada kating (kakak tingkat) yang gayanya nyebelin tapi bikin ketawa. Entah karena cara ngomelnya yang dramatis, ekspresi wajahnya yang serius tapi gak bisa ditakutin, atau gaya jalan sambil bawa peluit seolah-olah dia komandan perang.
Surat untuk kating ospek yang lucu adalah cara menyampaikan kekaguman, rasa kesal, dan rasa terhibur, semuanya campur aduk. Berikut ini surat untuk kating ospek lucu.
1. Untuk kakak yang suka teriak tapi suaranya patah-patah

Kakak ini punya suara khas: keras, tegas, tapi kadang serak kayak radio rusak. Setiap kali Kakak ngomel, kami antara takut dan nahan ketawa.
Halo Kakak megafon berjalan,
Pertama-tama, aku pengin nanya: "Kak, tenggorokannya masih sehat gak?" Soalnya selama ospek, kayaknya Kakak udah teriak lebih sering daripada alarm kebakaran di mall. Aku salut banget sama semangat Kakak, tapi kadang pas Kakak ngomel dan tiba-tiba suaranya terus hilang, itu lucunya gak ketahan.
Tapi jujur, Kakak adalah alarm paling efektif sepanjang masa. Bahkan suara burung gagak pun kalah nyaring sama teriakan Kakak di pagi hari. Terima kasih sudah 'membangunkan' kami dari zona nyaman… dan dari rasa kantuk juga.
2. Untuk kakak galak yang diam-diam baik

Kakak ini awalnya kayak jenderal perang—tatapannya tajam, suaranya keras. Tapi diam-diam dia suka bantuin dan ngasih permen kalau kita lagi kelihatan stres.
Hai Kak gahar baik hati,
Waktu pertama kali Kakak berdiri di depan lapangan dengan muka datar dan tangan nyilang, aku langsung berpikir: "Yap, ini pasti kakak yang hobi bikin mental goyah." Tapi ternyata, di balik tatapan mematikan itu, Kakak pernah ngasih aku permen saat aku hampir pingsan waktu kepanasan.
Itu manis banget—baik permennya, baik juga hatinya. Aku gak tahu harus respek atau ketawa pas Kakak marah tapi ternyata pas ngelangkah kesandung tali sepatu sendiri.
Tapi dari semua kating, Kakak yang paling bikin kami disiplin, sambil tetap ingat cara jadi manusia. Makasih ya Kak, atas galaknya yang mendidik dan kebaikannya yang diem-diem nyentuh hati.
3. Untuk kakak yang bawa peluit ke mana-mana

Setiap kali peluit Kakak bunyi, jantung kami langsung kayak diputar balik. Tapi kadang peluitnya bunyi pas gak penting juga.
Dear Kakak peluit nasional,
Serius deh Kak, peluit Kakak itu kayak senjata utama di film aksi. Baru bunyi "tiiit", kami langsung tiarap, jalan bebek, atau cari formasi segitiga sama kaki. Tapi yang lucu, kadang Kakak kayak keasyikan sendiri "tiiit-tiiit-tiiit", padahal kami udah baris rapi dan siap apel.
Peluit itu kayak remote Kakak buat nge-"pause" hidup kami. Kalau boleh jujur, sekarang setiap denger peluit di lapangan bola kampus, refleksku langsung duduk bersila sambil bilang "absen!" Makasih ya Kak, udah ngasih trauma kecil yang manis dan gak bisa dilupain.
4. Untuk Kakak yang suka kasih tugas aneh

Tugas ospek itu sudah banyak, tapi Kakak ini suka banget kasih tambahan tugas absurd kayak bikin puisi dari nama kating atau ngerangkum sejarah sendal jepit. Entah ini bentuk latihan kreativitas atau Kakak lagi gabut aja.
Halo Kakak kreatif tapi aneh,
Aku masih inget banget waktu Kakak nyuruh kami bikin video testimoni pohon kampus tentang ospek. Terus pas kami udah panik bikin naskah, Kakak bilang itu cuma prank. Jujur ya, Kak, itu prank yang lebih serem dari tugas sungguhan.
Tapi kami harus akui, tugas-tugas dari Kakak bikin otak kami jalan terus, walaupun seringnya jalan ke arah yang gak jelas. Terima kasih ya Kak, karena udah bikin ospek jadi ajang ketawa dan mikir keras sekaligus. Kami doakan semoga ide-ide Kakak tetap liar, tapi tetap manusiawi.
5. Untuk kakak yang gayanya ala komandan tapi suka ngelucu

Kakak ini bergaya kayak pemimpin barisan militer, lengkap dengan jargon-jargon aneh. Tapi lucunya, tiap lima menit sekali pasti nyelipin lelucon absurd yang bikin suasana mencair.
Hai Kak komandan canda tawa,
Aku awalnya takut banget sama Kakak, apalagi waktu Kakak jalan tegap sambil ngomong pakai istilah "disiplin adalah napas kami." Tapi kemudian Kakak bilang, "Siapa yang belum sarapan? Hukumannya makan dua kali!" Nah, sejak itu aku tahu: ini bukan kating biasa, ini stand-up comedian berkedok panitia.
Kakak berhasil bikin kami takut, hormat, tapi tetap bisa tertawa. Terima kasih ya Kak, sudah memimpin ospek dengan gaya militer tapi hati badut. Kami doakan Kakak tetap tegas di luar, tapi tetep kocak di dalam.
Menulis surat lucu untuk kating ospek bukan berarti gak menghargai peran mereka, tapi justru sebaliknya, ini bentuk apresiasi yang dibungkus dengan tawa. Sebab, meskipun mereka cerewet dan suka memberi tugas aneh-aneh, kita tahu mereka juga capek dan berusaha total supaya ospek berjalan lancar.