Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Muslim Berdoa (Pinterest.com)

Dalam Al-Qur’an,  Surat Yunus merupakan surat ke-10. Surat ini digolongkan ke dalam surat Makkiyyah. Surat Yunus diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw belum hijrah ke Madinah. 

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan isi Surat Yunus ayat 69-91 beserta dengan terjemahannya.

1. Surat Yunus ayat 69-91 beserta artinya

ilustrasi belajar membaca Al-Qur'an (pexels.com/Michael Burrows)

Berikut merupakan surat Yunus ayat 69-91 beserta dengan terjemahannya:

 

قُلۡ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَفۡتَرُوۡنَ عَلَى اللّٰهِ الۡـكَذِبَ لَا يُفۡلِحُوۡنَؕ

Qul innal laziina yaftaruuna 'alal laahil kaziba laa yuflihuun

69. Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung."


مَتَاعٌ فِى الدُّنۡيَا ثُمَّ اِلَيۡنَا مَرۡجِعُهُمۡ ثُمَّ نُذِيۡقُهُمُ الۡعَذَابَ الشَّدِيۡدَ بِمَا كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ

Mataa'un fiddunyaa summa ilainaa marji'uhum summa nuziiquhumul 'azaabash shadiida bimaa kaanuu yakkfuruun

70. (Bagi mereka) kesenangan (sesaat) ketika di dunia, selanjutnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka azab yang berat, karena kekafiran mereka.


وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَاَ نُوۡحٍ‌ۘ اِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهٖ يٰقَوۡمِ اِنۡ كَانَ كَبُرَ عَلَيۡكُمۡ مَّقَامِىۡ وَتَذۡكِيۡرِىۡ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَعَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلۡتُ فَاَجۡمِعُوۡۤا اَمۡرَكُمۡ وَشُرَكَآءَكُمۡ ثُمَّ لَا يَكُنۡ اَمۡرُكُمۡ عَلَيۡكُمۡ غُمَّةً ثُمَّ اقۡضُوۡۤا اِلَىَّ وَ لَا تُنۡظِرُوۡنِ

Watlu 'alaihim naba-a-Nuuhin iz qoola liqawmihii yaa qawmi in kaana kabura 'alaikum maqoomii wa tazkiirii bi Aayaatil laahi fa'alal laahi tawakkaltu fa ajmi'uuu amrakum wa shurakaaa'akum summa laa yakun amrukum 'alaikum ghummatan summmaq duuu ilaiya wa la

71. Dan bacakanlah kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika (dia) berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Jika terasa berat bagimu aku tinggal (bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah aku bertawakal. Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), dan janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian bertindaklah terhadap diriku, dan janganlah kamu tunda lagi.


فَاِنۡ تَوَلَّـيۡتُمۡ فَمَا سَاَلۡـتُكُمۡ مِّنۡ اَجۡرٍ‌ؕاِنۡ اَجۡرِىَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ‌ۙ وَاُمِرۡتُ اَنۡ اَكُوۡنَ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ

Fa in tawallaitum famaa sa altukum min ajrin in ajriya illaa 'alal laahi wa umirtu an akuuna minal muslimiin

72. Maka jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang Muslim (berserah diri)."


فَكَذَّبُوۡهُ فَنَجَّيۡنٰهُ وَمَنۡ مَّعَهٗ فِى الۡـفُلۡكِ وَجَعَلۡنٰهُمۡ خَلٰٓٮِٕفَ وَاَغۡرَقۡنَا الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا‌ ۚ فَانْظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُنۡذَرِيۡنَ

Fakazzabuuhu fanajjainaahu wa mamm'ahuu fil fulki wa ja'alnaahum khalaaa'ifa wa aghraqnal laziina kazzabuu bi aayaatinaa fanzur kaifa kaana 'aaqibatul munzariin

73. Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.


ثُمَّ بَعَثۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهٖ رُسُلًا اِلٰى قَوۡمِهِمۡ فَجَآءُوۡهُمۡ بِالۡبَيِّنٰتِ فَمَا كَانُوۡا لِيُؤۡمِنُوۡا بِمَا كَذَّبُوۡا بِهٖ مِنۡ قَبۡلُ‌ ؕ كَذٰلِكَ نَطۡبَعُ عَلٰى قُلُوۡبِ الۡمُعۡتَدِيۡنَ

Summma ba'asnaa mim ba'dihii Rusulan ilaa qawmihim fajaaa'uuhum bilbaiyinaati famaa kaanuu liyu'minuu bimaa kazzabuu bihii min qabl; kazaalika natba'u 'alaa quluubil mu'tadiin

74. Kemudian setelahnya (Nuh), Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan yang jelas, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas.


ثُمَّ بَعَثۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ مُّوۡسٰى وَهٰرُوۡنَ اِلٰى فِرۡعَوۡنَ وَمَلَاِ۫ ٮِٕهٖ بِاٰيٰتِنَا فَاسۡتَكۡبَرُوۡا وَكَانُوۡا قَوۡمًا مُّجۡرِمِيۡنَ

Summa ba'asnaa mim ba'dihim Muusaa Wa Haaruuna ilaa Fir'awna wa mala'ihii bi aayaatinaa fastakbaruu wa kaanuu qawmam mujrimiin

75. Kemudian setelah mereka, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Ternyata mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.


فَلَمَّا جَآءَهُمُ الۡحَـقُّ مِنۡ عِنۡدِنَا قَالُوۡۤا اِنَّ هٰذَا لَسِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ

Falammaa jaaa'ahumul haqqu min 'indinaa qooluuu inna haazaa lasihrum mubiin

76. Maka ketika telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata, "Ini benar-benar sihir yang nyata."


قَالَ مُوۡسٰٓى اَتَقُوۡلُوۡنَ لِلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَكُمۡ‌ ؕ اَسِحۡرٌ هٰذَا ؕ وَلَا يُفۡلِحُ السَّاحِرُوۡنَ

Qoolaa Muusaaa ataquuluuna lilhaqqi lammmaa jaaa'a kum asihrun haazaa wa laa yuflihus saabiruun

77. Musa berkata, "Pantaskah kamu mengatakan terhadap kebenaran ketika ia datang kepadamu, ‘sihirkah ini?’ Padahal para pesihir itu tidaklah mendapat kemenangan."


قَالُـوۡۤا اَجِئۡتَـنَا لِتَلۡفِتَـنَا عَمَّا وَجَدۡنَا عَلَيۡهِ اٰبَآءَنَا وَتَكُوۡنَ لَكُمَا الۡكِبۡرِيَآءُ فِى الۡاَرۡضِؕ وَمَا نَحۡنُ لَـكُمَا بِمُؤۡمِنِيۡنَ

Qooluu aji'tanaa litalfitanaa 'ammaa wajadnaa 'alaihi aabaaa'anaa wa takuuna lakumal kibriyaaa'u fil ardi wa maa nahnu lakumaa bimu' miniin

78. Mereka berkata, "Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa (kepercayaan) yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya (menyembah berhala), dan agar kamu berdua mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua."


وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ ائۡتُوۡنِىۡ بِكُلِّ سٰحِرٍ عَلِيۡمٍ

Wa qoola Fir'awnu' tuunii bikulli saahirin 'aliim

79. Dan Fir‘aun berkata (kepada pemuka kaumnya), "Datangkanlah kepadaku semua pesihir yang ulung!"


فَلَمَّا جَآءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمۡ مُّوۡسٰۤى اَلۡقُوۡا مَاۤ اَنۡتُمۡ مُّلۡقُوۡنَ

Falammaa jaaa'assa haratu qoola lahum Muusaaa alquu maaa antum mulquun

80. Maka ketika para pesihir itu datang, Musa berkata kepada mereka, "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan!"


فَلَمَّاۤ اَلۡقَوۡا قَالَ مُوۡسٰى مَا جِئۡتُمۡ بِهِۙ السِّحۡرُ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ سَيُبۡطِلُهٗ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُصۡلِحُ عَمَلَ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

Falammaaa alqaw qoola Muusaa maa ji'tum bihis sihru innal laaha sa yubtiluhuu innal laaha laa yuslihu 'amalal mufsidiin

81. Setelah mereka melemparkan, Musa berkata, "Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan kepalsuan sihir itu. Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan."


وَيُحِقُّ اللّٰهُ الۡحَـقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَلَوۡ كَرِهَ الۡمُجۡرِمُوۡنَ

Wa yuhiqqul laahul haqqa bi Kalimaatihii wa law karihal mujrimuun

82. Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya.


فَمَاۤ اٰمَنَ لِمُوۡسٰٓى اِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِّنۡ قَوۡمِهٖ عَلٰى خَوۡفٍ مِّنۡ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَا۟ ٮِٕهِمۡ اَنۡ يَّفۡتِنَهُمۡ‌ ؕ وَاِنَّ فِرۡعَوۡنَ لَعَالٍ فِى الۡاَرۡضِ‌ ۚ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الۡمُسۡرِفِيۡنَ

Famaaa aamana li-Muusaaa illaa zurriyyatum min qawmihii 'alaa khawfim min Fir'awna wa mala'ihim ai yaftinahum; wa inna Fir'awna la'aalin fil ardi wa innahuu laminal musrifiin

83. Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, selain keturunan dari kaumnya dalam keadaan takut bahwa Fir‘aun dan para pemuka (kaum)nya akan menyiksa mereka. Dan sungguh, Fir‘aun itu benar-benar telah berbuat sewenang-wenang di bumi, dan benar-benar termasuk orang yang melampaui batas.


وَقَالَ مُوۡسٰى يٰقَوۡمِ اِنۡ كُنۡتُمۡ اٰمَنۡتُمۡ بِاللّٰهِ فَعَلَيۡهِ تَوَكَّلُوۡاۤ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّسۡلِمِيۡنَ

Wa qoola Muusaa yaa qawmi in kuntum aamantum billaahi fa'alaihi tawakkaluuu in kuntum muslimiin

84. Dan Musa berkata, "Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Muslim (berserah diri)."


فَقَالُوۡا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلۡنَا‌ ۚ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَةً لِّـلۡقَوۡمِ الظّٰلِمِيۡنَۙ‏

Faqooluu 'alal laahi tawakkalnaa Rabbanaa laa taj'alnaa fitnatal lilqawmiz zaalimiin

85. Lalu mereka berkata, "Kepada Allah-lah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim,


وَنَجِّنَا بِرَحۡمَتِكَ مِنَ الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ

Wa najjinaa birahmatika minal qawmil kaafiriin

86. dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir."


وَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلَىٰ مُوۡسٰى وَاَخِيۡهِ اَنۡ تَبَوَّاٰ لِقَوۡمِكُمَا بِمِصۡرَ بُيُوۡتًا وَّاجۡعَلُوۡا بُيُوۡتَكُمۡ قِبۡلَةً وَّاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ‌ ؕ وَبَشِّرِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ‏

Wa awhainaaa ilaa Muusaa wa akhiihi an tabaw wa aa liqawmikuma bi Misra bu yuutanw waj'aluu bu yuutakum qiblatanw wa aqiimus Salaah; wa bashshiril mu'miniin

87. Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya, "Ambillah beberapa rumah di Mesir untuk (tempat tinggal) kaummu dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat ibadah dan laksanakanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang mukmin."


‌وَقَالَ مُوۡسٰى رَبَّنَاۤ اِنَّكَ اٰتَيۡتَ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَاَهٗ زِيۡنَةً وَّاَمۡوَالًا فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا ۙ رَبَّنَا لِيُضِلُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِكَ‌ۚ رَبَّنَا اطۡمِسۡ عَلٰٓى اَمۡوَالِهِمۡ وَاشۡدُدۡ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ فَلَا يُؤۡمِنُوۡا حَتّٰى يَرَوُا الۡعَذَابَ الۡاَ لِيۡمَ

Wa qoola Mosaa Rabbanaaa innaka aataita Fir'awna wa mala ahuu ziinatanw wa amwaalan fil hayaatid dunyaa Rabbanaa liyudillo 'ansabiilika Rabbanat mis 'alaaa amwaalihim washdud 'alaa quluubihim falaa yu'minuu hatta yarawul 'azaabal aliim

88. Dan Musa berkata, "Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih."


قَالَ قَدۡ اُجِيۡبَتۡ دَّعۡوَتُكُمَا فَاسۡتَقِيۡمَا وَلَا تَتَّبِعٰٓنِّ سَبِيۡلَ الَّذِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ‏

Qoola qad ujiibad da'watukumaa fastaqiimaa wa laa tattabi'aaanni sabiilal laziina laaya'lamuun

89. Dia Allah berfirman, "Sungguh, telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan jangan sekali-kali kamu mengikuti jalan orang yang tidak mengetahui."


وَجَاوَزۡنَا بِبَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبـَعَهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَجُنُوۡدُهٗ بَغۡيًا وَّعَدۡوًا‌ ؕ حَتّٰۤى اِذَاۤ اَدۡرَكَهُ الۡغَرَقُ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِىۡۤ اٰمَنَتۡ بِهٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِيۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ

Wa jaawaznaa bi Baniii Israaa'iilal bahra fa atba'ahum Fir'awnu wa junuuduhuu baghyanw wa 'adwan hattaaa izaaa adrakahul gharaqu qoola aamantu annnahuu laaa ilaaha illal laziii aamanat bihii Banuuu Israaa'iila wa ana minal muslimiin

90. Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri)."


آٰلۡــٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ وَكُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

Aaal'aana wa qad 'asaita qablu wa kunta minal mufsidiin

91. Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.

2. Kandungan surat Yunus 69-91

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pixabay.com/alihaydargulec0)

Berdasarkan ayat diatas, dapat diketahui bahwa Surat Yunus berisi tentang keimanan Al-Qur’an sebagai Kalamullah. Seperti yang kita ketahui bahwa Allah SWT yang menciptakan dan mengatur seuruh alam semesta. 

Selain itu, Surat Yunus juga menjelaskan tentang penentuan tahun dan waktu. Surat Yunus juga menjelaskan tentang kisah-kisah umat terdahulu seperti kisah dan Rasul. Dalam surat Yunus manusia dianjurkan untuk selalu mengingat segala kenikmatan yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya baik disaat senang maupun disaat susah. 

3. Keutamaan surat Yunus

pixabay.com/RudolfLanger

Surat Yunus memiliki beberapa keutamaan bila membacanya. Berikut ini beberapa keutamaan membacanya:

  • Surat Yunus termasuk dalam tujuh surat pertama yang penghafalnya merupakan orang alim 
  • Termasuk dalam As-Sab'ut Thiwal, yaitu sebagai pengganti Taurat.
  • Merupakan golongan surat Al-Matsani Ath-Thiwal yang diturunkan pada Rasulullah SAW. Surat ini juga menjadi pengimbang Lauh Nabi Musa

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Yunus, khususnya ayat 69 sampai 91. Semoga dengan membacanya, membuat kita selalu mengingat kebaikan yang diberikan Allah SWT. Amin.

Editorial Team