Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merawat tanaman (freepik.com/freepik)

Tahukah kamu, jika menumbuhkan tanaman secara organik lebih sulit dibandingkan dengan berkebun secara konvensional? Sayuran dan buah organik ditanam melalui serangkaian proses organik tanpa tambahan pupuk dan pestisida kimia. Berkebun secara organik juga sangat bergantung pada cuaca dan alam.

Hal ini menjadi tantangan bagi petani dan pekebun, karena menumbuhkan tanaman secara alami membutuhkan usaha yang berlipat-lipat. Namun, tantangan bukanlah hambatan, karena berkebun secara organik adalah investasi jangka panjang. Berikut beberapa tantangan bertani secara organik yang perlu kamu tahu sebelum memulainya.

1.Pupuk organik belum tentu menunjukkan hasil yang instan

ilustrasi media tanam (pexels.com/greta-hoffman)

Pemakaian pupuk organik jadi kunci pertanian organik. Pupuk organik berasal dari bahan-bahan alami seperti sisa tanaman atau kotoran hewan. Kandungan nutrisi pada pupuk organik lebih kompleks dibandingkan dengan pupuk sintetis atau kimia yang lebih spesifik. Misalnya pupuk nitrogen, fosfor, kalsium, dan lain-lain.

Meskipun kandungan nutrisi yang lebih beragam, tetapi butuh waktu panjang agar tanaman dapat menyerap nutrisi dengan maksimal. Singkatnya, pertumbuhan tanaman yang dirawat secara organik lebih lambat dibanding dengan tanaman yang dirawat dengan konvensional.

Namun, pupuk organik adalah investasi jangka panjang bagi kualitas tanah. Pupuk organik gak meninggalkan residu dan menjaga mikroorganisme dalam tanah tetap stabil.

2.Pemakaian pestisida nabati punya efektivitas yang rendah

Editorial Team

Tonton lebih seru di