Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Cegah Diri Bersikap Arogan di Jalan, Hormati Semua Pengguna

ilustrasi berkendara (pexels.com/Kindel Media)

Sikap arogan yang ditunjukkan beberapa pengendara ketika berada di jalan raya harus menjadi peringatan keras untuk kita. Jangan sampai kita menirunya seakan-akan masalah tidak bisa diselesaikan secara baik-baik. Bahkan sikap arogan sendiri dapat memicu persoalan dengan pengguna jalan yang lain.

Mengecam perilaku orang lain yang arogan tentu lebih mudah dilakukan daripada memastikan diri sendiri tidak berbuat sama. Kita pasti bisa menjadi pengendara yang ramah dan toleran pada sesama pemakai jalan. Selalu ingat tujuh tips berikut agar tak menciptakan masalah dalam perjalanan.

1. Jangan sok berkuasa

ilustrasi bersepeda (pexels.com/alexandre saraiva carniato)

Sikap sok berkuasa ketika di jalan raya dapat dipicu oleh berbagai hal. Seperti kita merasa sebagai orang kaya, punya kedudukan yang tinggi, terkenal, atau sedang bersama rombongan. Semua itu membuat kita merasa harus lebih dihormati dan diutamakan oleh orang lain.

Ketika terjadi sedikit perselisihan dengan sesama pengguna jalan, kita terdorong untuk menekannya dengan kekuasaan. Padahal, sejatinya seluruh pemakai jalan memilih hak yang sama gak peduli siapa kita. Tidak perlu tinggi hati dengan status diri jika tak mau terjebak dalam arogansi yang sulit disadari.

Nyatanya gak semua orang mengenal kita begitu kita membuka helm atau menurunkan jendela mobil. Kita tidak lebih dari masyarakat pada umumnya sehingga mesti baik dalam memperlakukan sesama. Jalan merupakan fasilitas yang dapat dinikmati semua orang, bukan cuma kita.

2. Sabar dengan kondisi di jalan raya

ilustrasi pengendara (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bahkan jalan sekecil apa pun selalu diramaikan oleh beberapa pengendara, apalagi jalan raya yang tak pernah sepi. Kian banyak penggunanya, kian kita kudu waspada serta bersabar. Ada banyak kejadian tak terduga di jalan raya yang tidak perlu direspons dengan penuh emosi.

Jangan pula ingin cepat-cepat sampai ke tujuan apa pun yang terjadi. Kita harus mampu bersabar terhadap perilaku pengguna jalan lain yang kadang kurang tepat sekaligus bersabar pada kondisi jalan itu sendiri yang bisa macet sekali. Gak boleh berkendara hanya bermodalkan kemampuan mengemudikan kendaraan. Emosi juga harus stabil.

3. Jika ada masalah dengan pengendara lain, hubungi petugas

ilustrasi pengendara motor (pexels.com/Nandu Vasudevan)

Sikap arogan kita juga dapat terpicu dari gesekan dengan pengguna jalan yang lain. Kita ingin menyelesaikannya di tempat serta dengan cara sendiri. Kita berpikir dengan bersikap arogan otomatis orang lain menjadi takut dan masalah selesai.

Ternyata kejadian berikutnya tidak seperti itu. Orang lain dapat melawan arogansi kita dan makin panjang perseteruan yang terjadi. Maka bila terjadi persoalan dengan pengguna jalan yang lain, selesaikan dengan tenang serta bijaksana.

Jika itu sulit dilakukan, hubungi petugas seperti polisi lalu lintas untuk menengahinya. Sikap arogan kita justru akan membuat suasana makin panas. Kurangi marah-marah, lebih fokus ke solusi, dan serahkan pada petugas kalau gak ada titik temu.

4. Beristirahat jika capek

ilustrasi pengendara (pexels.com/Cleyton Ewerton)

Rasa lelah bisa memicu keluarnya sikap arogan kita. Misalnya, ketika kita berkendara di siang hari yang panas sekali dan sudah menempuh jarak yang begitu jauh. Pasti lebih mudah untuk emosi kita tersulut kemudian bersikap represif pada orang lain.

Kita sering tak menyadari akibat dari kelelahan ini pada perilaku kita yang emosional. Mulai sekarang lebih baik buat kita segera beristirahat dulu bila sudah berjam-jam berkendara. Cari tempat yang aman untuk melepas lelah biar nanti kita siap meneruskan perjalanan dan berhadapan dengan berbagai peristiwa.

5. Selesaikan masalah pribadi biar tak melampiaskan emosi ke orang lain

ilustrasi pengendara (pexels.com/nappy)

Di samping kelelahan, kita juga lebih gampang bersikap arogan ketika mengalami stres. Sumber stres yang utama boleh jadi bukan kondisi jalan raya atau pengendara yang lain. Ada berbagai masalah di kantor atau di rumah yang bikin pikiran sumpek.

Sebelum mulai berkendara pun, situasi hati kita sudah gak enak. Nanti begitu di jalan ada kejadian yang kurang menyenangkan, emosi kita dapat meledak di tempat. Saking sepelenya perkara, orang-orang di sekitar sampai merasa tak terjadi apa-apa. Kita yang dianggap terlalu arogan, tidak mampu mengendalikan diri, kemudian tiba-tiba menyerang pengguna jalan yang lain.

6. Awas berbuntut panjang

ilustrasi kaget (pexels.com/JJY Media)

Masyarakat sudah muak dengan ulah pengendara yang arogan. Sehingga meski saat kejadian seperti tak ada perlawanan yang berarti dari pengendara yang kita sudutkan, pasti nanti bakal viral di media sosial. Pengendara lain bisa merekam dan mengunggahnya biar mendapat perhatian dari aparat penegak hukum.

Seperti beberapa kasus yang belakangan terjadi, ujung-ujungnya kita harus menyampaikan permintaan pada semua pihak yang dirugikan. Bahkan kita bisa terjerat hukum kalau sampai menganiaya pengendara lain atau merusak kendaraannya. Gara-gara bersikap arogan beberapa menit saja, masalah yang timbul berkepanjangan serta merusak nama baik diri sendiri.

7. Jangan berkendara di bawah pengaruh miras dan obat terlarang

ilustrasi minuman keras (pexels.com/energepic.com)

Jangankan saat berkendara, dalam kehidupan sehari-hari pun kita wajib menjauhinya. Minuman keras serta obat-obatan terlarang membahayakan diri sendiri karena menimbulkan kecanduan dan merusak kesehatan fisik maupun mental. Dan ketika kita berkendara, bahayanya meliputi semua orang yang ada di jalan tersebut.

Potensi terjadinya kecelakaan jelas meningkat. Bahkan seandainya tidak terjadi kecelakaan antarkendaraan, emosi kita begitu mudah tersulut. Kita dapat bersikap arogan pada siapa saja karena menurunnya kendali diri.

Di mana pun kita berada dan dengan siapa pun kita berhadapan, tidak tepat untuk bersikap arogan. Sikap ini tak bakal muncul apabila kita menjaga diri supaya tetap rendah hati serta mengontrol emosi. Hargai sesama pengguna jalan dan jangan berlagak si paling punya jalan. Kita tenang dan taat aturan dalam berkendara, orang lain justru akan segan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us