6 Tips Membuat Konten yang Relate dengan Banyak Orang

Menciptakan konten yang relate dengan banyak orang bukanlah memastikan semua orang dari anak-anak sampai lansia akan menikmati konten yang kamu unggah. Rasanya memang tidak mungkin untuk membuat konten dengan jangkauan seluas itu.

Yang perlu kamu lakukan hanyalah memilih segmen agar lebih mudah bagimu dalam membuat konten yang sesuai untuk mereka. Misalnya, kamu menyasar millennial atau orangtua muda. Dari tahap memilih segmen penikmat kontenmu ini, kamu dapat lanjut ke tahap berikutnya.

Jika kamu memilih segmen orangtua muda misalnya, topik yang diminati biasanya terkait parenting dan mengatur keuangan keluarga. Sementara bila sasaranmu millennial secara umum, topik membangun karier dan investasi yang aman banyak dicari.

Segmen lain seperti anak-anak juga tak kalah menarik untuk kamu coba, lho. Untuk anak-anak prasekolah, konten hiburan seperti dongeng akan mereka sukai. Sedang buat anak usia sekolah, kamu dapat membuat konten yang berkaitan dengan mata pelajaran atau cara memainkan alat musik sederhana.

Setiap konten sebenarnya memiliki kekuatan masing-masing. Konten yang menggambarkan kehidupan mewah ala crazy rich juga diminati sebab orang-orang merasa penasaran dengan kehidupan yang jauh dari keseharian mereka.

Akan tetapi, konten yang hanya menyuguhkan tontonan atau ulasan tentang kehidupan segelintir orang yang amat beruntung rawan ditinggalkan ketika pemirsa telah bosan. Atau, mereka merasa efek negatifnya lebih besar daripada manfaatnya.

Misalnya, gara-gara keseringan mengakses konten tentang kehidupan mewah sejumlah orang; mereka menjadi insecure, tidak puas dengan pekerjaan saat ini, sulit bersyukur, bahkan berkonflik dengan pasangan tentang keuangan. Begitu efek negatif ini disadari, mereka akan mengurangi bahkan berhenti total dari mengakses konten-konten tersebut.

Ada setidaknya tiga keuntungan dari membuat konten berdasarkan pengalamanmu sendiri. Pertama, secara materi kamu jelas sangat menguasainya sebab kamu mengalaminya secara langsung.

Kedua, tidak semua orang punya pengalaman seperti itu. Momen berbagi pengalaman inilah yang menarik bagi orang lain karena mereka menjadi tahu dan berkesempatan untuk mempelajarinya.

Keuntungan ketiga, bahkan bila orang-orang memiliki pengalaman serupa denganmu, mereka juga menjadi puas lantaran merasa punya teman. Kontenmu makin terasa relate dengan mereka.

Bekerja di balik layar dan nyaris sepanjang waktu hanya berhadapan dengan layar laptop atau smartphone tak berarti memiliki empati tidak penting bagimu. Dengan empati yang tinggi, mudah buat kamu menggali pikiran serta perasaan orang lain.

Contohnya, kamu memancing ide dengan pertanyaan, "Apa yang kira-kira cewek pikirkan dan rasakan saat cowoknya menjadi malas bekerja karena kariernya jauh lebih baik?" Dengan membayangkan dirimu berada di posisi cewek, kamu bisa membuat konten yang mewakili pikiran dan perasaan mereka.

Seperti, cewek tetap ingin cowoknya rajin bekerja berapa pun penghasilan yang akhirnya dapat ia bawa pulang. Juga tanggung jawab cowok yang selalu menjadi daya tarik utama bagi mayoritas cewek, melebihi persoalan fisik atau kepintaran.

Untuk kreator konten, media sosial adalah gudangnya ide. Beragam isu dibicarakan di sana dan kamu tinggal mencermati mana yang hampir selalu muncul dalam unggahan-unggahan pengguna media sosial. 

Meski terkesan latah, membuat konten sesuai dengan isu terhangat dapat meningkatkan kunjungan ke kontenmu. Agar tak terlihat dangkal dan hanya ikut-ikutan, kamu kudu memperdalam ulasan atau menggunakan sudut pandang yang berbeda saat menyoroti suatu isu.

Dunia konten adalah dunia yang bergerak dengan sangat cepat. Kamu gak boleh kudet sekaligus terus membangun karaktermu sendiri dalam konten-konten yang dibuat. Agar apabila orang membutuhkan konten tertentu, mereka langsung mencari akunmu. Semangat terus dalam berkarya, ya!