5 Trik ‘Malas’ yang Justru Bikin Hidupmu Lebih Efisien

- Kemalasan bisa menghasilkan efisiensi dengan mencari jalan pintas yang efektif tanpa mengorbankan hasil akhir.
- Memilih sederhana seperti pakaian atau makanan mingguan dapat menyelamatkan energi otak dari kelelahan yang tidak perlu.
- Menjadikan kebiasaan sebagai sistem otomatis membantu fokus pada hal-hal kreatif dan strategis serta meningkatkan produktivitas.
Kata "malas" sering kali punya konotasi negatif, dianggap lamban, tidak produktif, bahkan tidak bertanggung jawab. Namun, siapa sangka, ada sisi positif dari kemalasan yang sering luput dari perhatian. Di balik sikap enggan bergerak terlalu banyak atau enggan ribet, ternyata ada kecenderungan alami manusia untuk mencari cara tercepat dan termudah dalam menyelesaikan sesuatu. Bukankah itu inti dari efisiensi? Mereka yang tampak malas justru kadang lebih pintar mencari jalan pintas yang efektif, asalkan tidak mengorbankan hasil akhir.
Dalam dunia yang serba cepat ini, efisiensi bukan hanya soal kerja keras, tapi juga kerja cerdas. Kita tidak sedang bicara tentang bermalas-malasan seharian tanpa arah, tapi tentang strategi kecil yang terlihat “malas”, tapi ternyata berdampak besar dalam menghemat waktu, tenaga, bahkan pikiran. Trik-trik ini bisa membuat hidup terasa lebih ringan, fokus, dan tertata. Jadi, jika kalian merasa sering dicap malas, mungkin itu bukan kelemahan, tapi tanda bahwa kalian sedang memakai strategi tersembunyi. Berikut ini lima trik ‘malas’ yang justru bisa bikin hidup kalian lebih efisien.
1. Menyederhanakan pilihan untuk menghindari decision fatigue

Setiap hari kita membuat ratusan keputusan, mulai dari hal kecil seperti sarapan apa hingga hal besar seperti langkah karier berikutnya. Terlalu banyak pilihan justru membuat kita cepat lelah secara mental, atau yang biasa disebut decision fatigue. Orang ‘malas’ sering kali menyiasati ini dengan membatasi pilihan, seperti memakai pakaian yang itu-itu saja setiap hari atau membuat menu makanan mingguan. Hasilnya? Energi mereka bisa dialokasikan ke hal yang lebih penting.
Dengan menyederhanakan keputusan harian, kita sebenarnya sedang menyelamatkan energi otak kita dari kelelahan yang tidak perlu. Tidak heran kalau tokoh-tokoh sukses seperti Steve Jobs atau Mark Zuckerberg juga punya gaya hidup minimalis dalam berpakaian. Bukan karena tidak peduli, tapi karena mereka tahu setiap keputusan kecil bisa memengaruhi performa besar. Jadi, kalau kalian suka ‘malas’ berpikir terlalu banyak soal hal kecil, mungkin kalian sedang menghindari pemborosan energi mental.
2. Mengandalkan pengingat digital daripada mengingat semuanya

Orang yang tampak ‘malas’ kadang sering lupa ini itu. Namun, sebenarnya, mereka hanya tidak mau mengandalkan otak untuk hal-hal yang bisa diserahkan ke teknologi. Daripada mencoba mengingat semua jadwal, to-do list, atau deadline di kepala, mereka menggunakan aplikasi pengingat, kalender digital, atau alarm otomatis. Kedengarannya sepele, tapi ini membuat mereka lebih fokus dan bebas dari kecemasan karena takut lupa sesuatu.
Kebiasaan ini justru sangat efisien. Otak kita bukan lemari penyimpanan yang harus penuh dengan data harian. Dengan memindahkan tanggung jawab pengingat ke teknologi, kita bisa fokus pada eksekusi, bukan hanya mengingat. Jadi jika kalian termasuk tipe yang 'malas' menghafal atau mencatat manual, tidak perlu merasa bersalah. Yang penting kalian punya sistem kerja yang memastikan semua tetap terkendali, tanpa harus membebani pikiran.
3. Membuat sistem 'auto-pilot' untuk aktivitas rutin

Salah satu trik paling cerdas dari orang ‘malas’ adalah menjadikan kebiasaan sebagai sistem otomatis. Mereka tidak ingin membuang waktu dan energi untuk mengulang keputusan yang sama setiap hari. Misalnya, langsung membereskan kamar begitu bangun tidur, meditasi, atau menyiapkan baju dan makan siang di malam sebelumnya. Dengan begitu, pagi hari tidak jadi waktu yang penuh drama dan kebingungan.
Ketika aktivitas rutin sudah berjalan secara otomatis, kalian tidak perlu memaksakan diri untuk produkti, kalian memang sudah terbiasa melakukannya. Ini seperti punya ‘asisten pribadi’ dalam bentuk kebiasaan. Banyak orang sukses tidak berusaha jadi produktif setiap waktu, mereka hanya membuat sistem yang mendukung produktivitas tanpa disadari. Trik ini tidak hanya membuat hidup lebih tertata, tapi juga memberi ruang bagi pikiran untuk fokus pada hal-hal yang lebih kreatif dan strategis.
4. Meminimalkan multitasking demi hasil yang lebih maksimal

Multitasking sering dipandang sebagai tanda kehebatan, padahal nyatanya justru bisa membuat pekerjaan lebih lambat dan hasilnya kurang maksimal. Orang yang tampak ‘malas’ sering kali menolak multitasking bukan karena tidak mampu, tapi karena tahu itu tidak efisien. Mereka lebih memilih menyelesaikan satu tugas hingga selesai sebelum pindah ke tugas lain. Fokus penuh menghasilkan kerja yang lebih cepat dan berkualitas.
Dengan membatasi gangguan dan memusatkan perhatian pada satu hal, waktu penyelesaian justru bisa lebih singkat. Selain itu, kesalahan pun bisa diminimalkan. Orang ‘malas’ tahu bahwa mengulang pekerjaan karena salah akibat multitasking itu jauh lebih melelahkan. Jadi, kalau kalian merasa malas menyambi banyak hal sekaligus, itu bukan berarti tidak produktif. Justru kalian sedang menyelamatkan waktu dan menjaga kualitas hasil kerja.
5. Menggunakan Prinsip Pareto

Trik ‘malas’ paling jenius adalah memahami bahwa tidak semua hal punya dampak yang sama. Prinsip Pareto mengatakan bahwa 20% dari usaha kita bisa menghasilkan 80% dari hasilnya. Orang yang tahu trik ini akan memilih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan berdampak besar, lalu ‘malas-malasan’ terhadap sisanya yang tidak terlalu signifikan. Bukan karena mereka tidak peduli, tapi karena mereka tahu mana yang layak diperjuangkan.
Contohnya, daripada menyelesaikan seluruh tugas sekaligus, mereka akan memilih satu atau dua tugas utama yang jika berhasil, akan mempengaruhi banyak hal lainnya. Trik ini tidak hanya membuat hidup lebih efisien, tapi juga lebih tenang karena tidak merasa harus menyelesaikan segalanya sekaligus. Jika kalian merasa ‘malas’ menghadapi daftar tugas panjang, cobalah pilih yang paling berpengaruh dulu. Kalian akan kaget melihat seberapa besar dampaknya terhadap kemajuan kalian.
Malas bukan selalu tanda kemunduran atau kelemahan. Kadang, itu adalah sinyal dari tubuh dan pikiran kita bahwa ada cara yang lebih mudah, lebih cerdas, dan lebih efisien untuk menyelesaikan sesuatu. Dalam dunia yang semakin sibuk, orang-orang yang bisa menyiasati aktivitasnya dengan ‘malas yang produktif’ justru lebih unggul karena mereka tahu kapan harus melambat, kapan harus menyederhanakan, dan kapan harus membiarkan sistem bekerja untuk mereka.
Mulai sekarang, jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri ketika merasa malas. Mungkin itu adalah kesempatan untuk menciptakan sistem baru yang lebih ringan dan efektif. Malas bukan berarti tidak bergerak. Namun, jika ‘kemalasan’ itu membuat kalian menciptakan cara yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih nyaman, bukankah itu sebenarnya tanda dari kecerdasan hidup?