Dari Korespondensi, Yuli Prihatini Aktif Menulis tentang Thailand

Yuli bercerita tentang kisahnya bagaimana ia mengetahui platform menulis IDN Times Community. Dia merupakan pengguna aplikasi berkirim surat digital Slowly, dari situ rekan korespondensinya yang merupakan penulis di IDN Times Community, mengenalkannya. Rekannya yang gemar menulis di kanal Science, membuat Yuli penasaran dan ingin mencoba hal serupa.

Aku gabung di IDN Times karena tahu dari temen kenalan dari aplikasi surat, Slowly. Namanya Rinrin, dia suka nulis kanal Discovery yang menurutku keren banget. Sejak saat itu, aku juga pengen buktiin kalo aku juga bisa nulis kayak dia. Lalu, aku gabung di bulan Oktober 2019 dan ngirim puisi pertama kali, tapi masih belum berhasil terbit.

Awalnya, Yuli memilih mengirimkan karya puisinya di bulan Oktober 2019, namun gak kunjung terbit. Kemudian ia mulai mengeksplorasi kegemarannya akan hiburan Thailand dan menuangkannya jadi karya-karya yang sekarang langganan terbit di IDN Times Community.

Secara berkala, IDN Times Community sering mengadakan event khusus di mana para Community Writer yang tulisannya berhasil terbit, akan mendapatkan bonus poin lebih besar. Keberuntungan berpihak pada perempuan yang sekarang berkuliah di jurusan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan ini. Artikel pertamanya berjudul 10 Potret Max Nattapol, Aktor Thailand bak Orang Jepang berhasil terbit pada bulan Juni 2020.

Pada bulan tersebut, Yuli yang kuliah sambil bekerja dan lagi sibuk-sibuknya lembur, senang banget karena artikelnya berhasil terbit. Namun, lantas setelahnya jalan Yuli jadi lebih mudah. Dia sempat berpikir di mana letak kesalahan tulisan-tulisannya yang telah dikirimkan tak kunjung terbit. Padahal dia sudah susah-susah menerjemahkan dari tulisan aksorn.

Banyak kendala selama aku nulis. Misalnya udah ngirim beberapa artikel, tapi masih pending juga. Kadang down juga mikir di mana letak kesalahan dari artikel yang aku buat dan berharap dikasih revisi biar ada secercah cahaya harapan gitu haha. Kecewa aja sama diri sendiri karena udah pusing baca berita pake tulisan aksorn, tapi artikel yang udah ditulis masih belum terbit karena belum sesuai ketentuan IDN Times. Tapi aku sepenuhnya menyadari artikelku masih kurang dan coba nulis-submit artikel lagi

Di tengah kesibukannya menyelesaikan studi dan menulis di IDN Times Community, Yuli adalah sosok yang produktif. Sehari-hari, dia mengisi waktu luangnya dengan mendengarkan musik, podcast, nonton drama, dan juga belajar bahasa Thailand. Sepertinya dari sana inspirasi Yuli dalam menulis.

Menulis di IDN Times Community bahkan gak pernah terpikirkan di benak Yuli. Namun, setelah kini dia tahu bagaimana cara mengembangkan tulisannya, ia juga membangun relasi ke sesama Community Writer. Dari sana ia bertukar pengalaman dan justru memberikan banyak ilmu baru tentang menulis dan meningkatkan kualitas tulisannya.

Yuli yang memang gemar dengan hal-hal seputar Thailand, pantas saja tulisan-tulisannya populernya bertema serupa. Misalnya saja 10 Bahasa Thailand yang Sering Kamu Ucapkan, Hayo Ngaku! , Lengkap! Yuk, Belajar Huruf Konsonan dan Vokal dalam Bahasa Thailand, Sebutan 11 Negara di Asia Tenggara dalam Bahasa Thailand, Mudah Lho!, dan 9 Potret Ying Rhatha, Aktris Thailand yang Debut Hollywood.

Sejak jadi Community Writer, aku jadi tahu hal-hal yang sebelumnya aku gak tahu, khususnya di per-Thailand-an. Gak cuma entertainment, aku juga jadi tertarik buat belajar bahasa Thailand. Dari situlah, makanya aku makin pengin ngasih informasi ke pembaca lain mengenai Thailand. Karena di IDN Times belum banyak yang mengulik Thailand juga jadi salah satu motivasi aku buat nulis tentang Thailand. Biar jadi ciri khas gitu.

Dari hasil menulis di IDN Times Community, Yuli bisa memanfaatkannya untuk membayar uang kuliah atau sekadar membeli kuota internet.

Karena ketertarikannya dengan Thailand, membuat Yuli mempelajari bahasanya dan gak ketinggalan nonton berbagai dramanya. Dari sana ia membagikan apa yang dia tonton dan pelajari agar bisa dinikmati oleh banyak orang. Jadi, menurut Yuli, dia gak hanya sekadar kepoin media sosial dan fan-girling saja.

Kebanyakan, Yuli mendapatkan informasi seputar artis Thailand tentu saja dari media sosial yang meurutnya lebih update daripada akun resmi sang artis. Namun, tentu saja dia melakukan pengecekan di akun artis atau agensi resminya. Bahkan jika berita dalam bahasa Indonesianya belum ada, ia mencarinya versi bahasa Thailand. Hal tersebut ia lakukan agar tulisan yang disajikan bear-benar akurat.

Sebenarnya dari media sosial itu kita bisa mendapat informasi terkini, misalnya kabar baru dari artis Thailand yang akan comeback drama. Sebagai contoh karena aku juga seorang fangirl, aku juga menggunakan media sosial untuk nyari bahan artikel, karena menurutku berita dari fans di media sosial itu lebih update.

Seperti yang aku katakan tadi, berita dari fans di media sosial lebih cepat mudah menyebar. Tapi, gak serta merta harus ditelan mentah-mentah, kita harus pastikan dulu beritanya benar atau gak. Aku contohkan lagi dari entertainment Thailand ya. Pastikan dulu dari akun resmi artis atau agensi artis yang akan comeback itu.

Meski terhitung baru, kini Yuli aktif menulis di IDN Times Community dengan tema yang memang ia pahami dan minati, seperti seputar entertainment Thailand. Buka berarti tulisannya langsung terbit begitu saja, berawal tahu dari teman, mengirim puisi dan berakhir tidak terbit, membuatnya terus belajar.

Banyaknya penulis baru yang setiap harinya bermunculan di IDN Times Community, gak membuat Yuli gentar. Ia justru menganggapnya sebagai tantangan untuk menulis lebih baik lagi.

Jangan patah semangat meski Community Writer di IDN Times saat ini makin banyak. Lihat lagi tujuanmu menulis di IDN Times Community itu untuk apa. Apakah sekadar menyalurkan hobi, menambah penghasilan, atau ingin menjadi penulis terbaik seperti yang kamu idamkan.

Ingat, dari sebuah tulisan akan menjadi buah karya yang bisa menjadi pengingat perjuanganmu dan bisa kamu ceritakan kelak! Suu-suu na, pheuan (semangat, kawan)!

So, kamu yang mungkin masih malu-malu menulis, pesan dari Yuli bisa kamu ingat kembali. Lihat tujuanmu menulis itu untuk apa, karena motivasi setiap orang berbeda-beda. Jangan lupa untuk selalu menyimpulkan setiap informasi dan selalu cek kebenarannya.