4 Alasan Seseorang Protektif dalam Hubungan, Takut Kehilangan?

- Rasa protektif bisa tumbuh dari pengalaman masa lalu, seperti hubungan yang tidak stabil atau pengalaman negatif lainnya.
- Kurangnya rasa percaya diri dapat membuat seseorang terlalu protektif dalam hubungan, menciptakan ketidakpercayaan dan perasaan tidak aman.
- Rasa takut akan ditinggalkan atau diselingkuhi juga bisa membuat seseorang menjadi terlalu protektif, mengekang pasangan, dan mengantisipasi hal tersebut agar tidak terjadi.
Rasa protektif atau melindungi bisa menjadi hal yang baik. Namun jika kita melakukannya secara berlebihan, terutama dalam hubungan, jelas ini bisa menjadi toksik dan membuat hubungan hancur.
Nah, kira-kira apa ya yang membuat seseorang memiliki rasa protektif dalam hubungan? Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!
1. Pengalaman masa lalu

Membicarakan tentang pengalaman masa lalu dengan pasangan bukanlah hal yang sepenuhnya patut kita hindari. Ada kalanya kita dan pasangan berkaca dengan pengalaman hubungan sebelumnya, karena bisa untuk meningkatkan kualitas hubunganmu dan pasanganmu.
Laman Couples Counseling menjelaskan, bahwa perasaan terlalu protektif ini datangnya entah dari mana. Oleh karena itu, bicarakan dengan pasanganmu tentang pengalaman masa lalu.
Mungkin saja pasanganmu tumbuh di rumah yang tidak stabil, memiliki hubungan dengan masalah perselingkuhan, atau memiliki pengalaman negatif lainnya di masa lalu. Hal ini mungkin menyebabkan mereka merasa kurang kendali, sehingga mereka mencoba memaksakannya pada orang lain dalam hidup mereka.
2. Kurangnya rasa percaya

Rasa protektif bisa tumbuh karena kurangnya rasa percaya. Mungkin pasanganmu merasa bahwa kamu berbohong tentang kabar yang kamu bicarakan kepadanya. Hal tersebut jelas bisa membuat hubunganmu semakin toksik jika dibiarkan.
"Jika salah satu pasangan terlalu protektif terhadap pasangannya, hal itu dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan di antara mereka. Kalau salah satu pasangan terus-menerus mempertanyakan atau meragukan keputusan atau aktivitas pasangannya, ini menyiratkan bahwa mereka merasa pasangannya tidak mampu menangani segala sesuatunya sendiri. Hal ini menciptakan kurangnya kepercayaan di antara mereka dan dapat menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak mampu dalam hubungan," jelas Amanda Freeman, penulis, dilansir Headway Therapy Group.
3. Rasa takut

Rasa takut juga bisa menjadi salah satu faktor seseorang menjadi protektif. Orang yang takut ditinggalkan, takut diselingkuhi, dan takut si doi berpaling kepada orang lain akan sekuat tenaga mengantisipasi hal tersebut agar tidak terjadi. Ini bisa membuat dia terlalu protektif dan mengekang si pasangan.
"Jika seseorang takut pasangannya akan pergi, atau kehilangan kasih sayang, mereka mungkin mencari bukti bahwa hal itu terjadi. Seperti suara aneh di kegelapan, orang-orang mencoba mengenali bahaya di tempat yang mereka takuti, sehingga mereka dapat melindungi diri mereka sendiri," terang Holly Parker, dosen di Harvard University, dilansir Psychology Today.
4. Kurangnya kepercayaan diri

Kadang-kadang ketika orang merasa terlalu protektif dan posesif dalam hubungan mereka, ini bisa menjadi indikator bahwa mereka kurang percaya diri kalau mereka layak untuk hubungan yang mereka jalani. Jika ini masalahnya, terapi bisa sangat berharga dalam membantumu belajar untuk benar-benar mencintai dan menerima diri sendiri dan mengetahui bahwa kamu layak untuk dicintai.
Sarah Noel, psikoterapis bersertifikat, dilansir Good Therapy, menjelaskan, "Terkadang perasaan terlalu protektif dan posesif dalam suatu hubungan dapat menjadi indikator bahwa hubungan tersebut tidak sehat. Sebagai seseorang yang objektif dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadapmu dan kesejahteraanmu, terapis juga dapat memberikan wawasan tentang kesehatan suatu hubungan".
Menjadi protektif terhadap pasanganmu bukanlah menyelesaikan masalah dan rasa takutmu, karena hal itu malah akan memperburuk hubunganmu dengan pasanganmu. Berkonsultasi dengan profesional boleh banget kamu lakukan sebagai pencegahan atau solusinya, kok!