5 Cara Menghadapi Pasangan yang Haus Validasi, Tetap Tenang dan Bijak!

Menghadapi pasangan yang haus validasi bisa menjadi tantangan besar dalam hubungan. Pasangan yang selalu mencari pengakuan atau pujian biasanya berjuang dengan rasa percaya diri yang rendah atau perasaan insecure.
Hal tersebut membuat mereka bergantung pada validasi dari orang lain, terutama dari kamu sebagai pasangan. Meskipun pada awalnya mungkin terlihat sebagai upaya untuk mencari perhatian, jika tidak ditangani dengan tepat, ini bisa menjadi beban emosional yang berat dan merusak keseimbangan hubungan.
Namun, penting untuk tidak langsung mengambil kesimpulan negatif dan meng-cut off dirinya. Pasangan yang haus validasi bukan berarti mereka toksik atau tidak bersyukur.
Ada banyak alasan di balik perilaku tersebut dan dengan pendekatan yang bijak serta penuh empati, kamu bisa membantu pasanganmu mengatasi kebutuhan ini, sambil menjaga dirimu sendiri tetap waras secara emosional. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu ambil.
1. Pahami alasan di balik kebutuhan validasi

Langkah pertama yang paling penting adalah memahami mengapa pasanganmu selalu membutuhkan validasi. Ada berbagai alasan yang bisa menjadi penyebab, seperti pengalaman masa lalu yang membuat dirinya merasa tidak percaya diri atau trauma emosional yang belum sepenuhnya terselesaikan.
Beberapa orang merasa perlu validasi karena mereka tumbuh dalam lingkungan yang kurang memberikan penghargaan, sehingga mereka merasa tidak cukup baik atau layak tanpa adanya pujian dari orang lain.
Dengan memahami latar belakang tersebut, kamu bisa lebih mudah memberikan empati. Daripada merasa kesal atau menganggapnya sebagai gangguan, coba lihat ini sebagai peluang untuk membantu pasanganmu menemukan sumber kekuatannya. Penerimaan dan empati sangat penting dalam menghadapi situasi ini agar hubungan kalian tetap harmonis dan positif.
2. Beri validasi yang tulus

Memberikan validasi kepada pasangan bukan berarti kamu harus memanjakannya atau memberikan pujian secara berlebihan. Cobalah berikan pujian atau pengakuan ketika memang layak, bukan sekadar untuk menyenangkan hatinya. Misalnya, jika ia melakukan sesuatu yang patut dihargai, jangan ragu mengakui usahanya dengan kata-kata positif.
Namun, pastikan pujian yang kamu berikan tulus dan datang dari hati. Pasanganmu akan lebih menghargai validasi yang jujur daripada sekadar kata-kata manis yang diucapkan untuk membuat doi merasa lebih baik. Jika validasi diberikan dengan niat yang baik, ini dapat membantu pasanganmu merasa lebih percaya diri tanpa harus terus-menerus mencari pengakuan eksternal.
3. Tetapkan batasan sehat

Sangat penting untuk menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan, terutama jika kebutuhan pasanganmu akan validasi mulai menjadi berlebihan. Jika kamu merasa terbebani dengan sikapnya yang terus-menerus meminta pengakuan, hal ini dapat memengaruhi kesehatan mentalmu.
Jangan ragu untuk menyampaikan perasaanmu dengan cara yang baik dan jelas. Komunikasikan bahwa meskipun kamu ingin mendukung dirinya, kamu juga membutuhkan ruang untuk dirimu sendiri.
Batasan yang sehat dalam hubungan dapat membantu kedua belah pihak merasa nyaman dan aman. Dengan memiliki batasan yang jelas, kamu tidak akan merasa kewalahan, sementara pasanganmu juga bisa mulai belajar untuk tidak bergantung sepenuhnya pada validasi dari luar. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan hubungan dan memastikan bahwa kalian berdua merasa dihargai.
4. Dorong pasanganmu untuk membangun kepercayaan diri

Salah satu cara terbaik membantu pasangan yang haus validasi adalah dengan mendorong dirinya untuk membangun kepercayaan diri dari dalam. Jika pasanganmu terus-menerus mencari validasi dari orang lain, mungkin itu tanda bahwa ia kurang percaya diri dengan kemampuan atau nilai diri mereka sendiri. Ajak ia untuk mengembangkan hobi, mengejar tujuan pribadi, atau terlibat dalam kegiatan yang bisa membuat dirinya merasa bangga dan berdaya.
Dengan memiliki pencapaian yang bisa dibanggakan sendiri, pasanganmu akan mulai menyadari bahwa ia tidak selalu membutuhkan pujian atau pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga. Ini bisa menjadi proses yang memakan waktu, tetapi dengan dukungan yang tepat, ia akan mulai merasa lebih percaya diri dan kurang bergantung pada validasi eksternal.
5. Pertimbangkan bantuan profesional

Jika kebutuhan pasanganmu akan validasi terasa berlebihan dan sulit diatasi sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Terapi berpasangan atau konseling individu dapat membantu pasanganmu memahami akar permasalahannya serta mencari cara yang lebih sehat untuk mendapatkan validasi. Dalam sesi terapi, kalian berdua bisa belajar cara berkomunikasi lebih baik dan menemukan solusi yang lebih konstruktif bagi hubungan.
Bantuan profesional juga bisa menjadi tempat yang aman bagi kalian berdua untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran tanpa rasa takut dihakimi. Dengan bimbingan dari terapis yang berpengalaman, pasanganmu bisa mulai mengatasi kebutuhannya akan validasi, sementara kamu juga bisa belajar cara mendukung mereka dengan lebih baik tanpa merasa kewalahan.
Menghadapi pasangan yang haus validasi memang tidak mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa membantu dirinya sambil tetap menjaga kesehatan hubungan. Kuncinya komunikasi yang terbuka, empati, dan menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pasangan dan menjaga kesejahteraanmu sendiri.