5 Kalimat yang Pantang Kamu Ucapkan pada Pasangan, Auto Bubar

Gak ada seorang pun yang senang dibanding-bandingkan. Kamu juga demikian, bukan? Bakal sakit hati kalau dibandingkan dengan orang lain. Maka dari itu, hindari membandingkan pasanganmu dengan yang lain.

Berhentilah berharap kalau pasanganmu menjadi sosok idaman versimu. Hubunganmu gak akan berjalan mulus, kalau kamu tak bisa menerima pasangan apa adanya. Ketika dia sudah lelah dengan sikapmu yang selalu membandingkan, jangan nangis kalau dia akhirnya memutuskan untuk pisah.

Jangan sampai, hanya karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Dia cuma melakukan satu kesalahan, tapi kamu melabelinya seolah-olah itu sudah jadi kebiasaan. Bahkan, sampai melupakan kebiasaan-kebiasaan baik yang sering dia lakukan.

Rasanya sangat tak adil saat kamu menghakimi pasangan hanya dari hal buruknya saja. Sementara ketika dia melakukan hal baik, tak dianggap.

Gak hanya membuat dia tersinggung, lontaran kalimat seperti itu, juga membuat dia jadi defensif. Walau dalam hati kecilnya dia sadar sudah salah, tapi dia merasa perlu untuk memenangkan argumen denganmu, dan enggan mengakui kesalahan.

Kalimat yang tampak sepele, tapi bisa bermakna besar, karena membuat pasanganmu merasa tidak dihargai. Ketika dia sudah berusaha untuk bisa mengerti dirimu, maka jelaskanlah padanya, perihal yang mengganggu perasaanmu. Bukan malah diabaikan begitu saja, dengan mengatakan kalimat seperti tadi.

Ternyata kalimat seperti ini, juga jadi indikasi menghindari masalah. Masalah, kalau terus dihindari, lama-lama akan menggerogoti hubungan. Ujung-ujungnya bisa bubar!

Ouch! Kalimat itu sangat menyakitkan, lho! Karena membuat pasangan jadi berpikir bahwa dia tak layak mendampingimu, dan tak memiliki satu kriteria pun yang kamu cari sebagai pasangan, sampai kamu tiba-tiba ‘hilang ingatan’ kenapa sudah memilihnya jadi pasangan.

Kemarin dulu, waktu kamu loncat kegirangan, saat dibelikan tas baru, sudah lupa? Apa itu bukan bahagia, namanya? Lain waktu, ketika wajahmu berseri-seri saat dia rela cuti dari pekerjaannya, demi menemanimu ikut kompetisi, apa bukan bahagia namanya?

Kalimat seperti di atas, bisa menunjukkan kalau kamu punya karakter melupakan jasa baik orang, saat sedang kecewa. Sebaiknya hilangkan karakter itu, kalau kamu ingin hubunganmu dengan siapa pun, terutama dengan pasangan, bisa berjalan harmonis. Karena orang akan sebal ketika dia cuma diingat saat salahnya saja, sementara budi baiknya yang seabreg dilupakan begitu saja.

Ketika hati sedang dilanda emosi, memang kadang sulit berpikir jernih. Tapi, kalau kamu tak ingin hubungan asmaramu kelar, mau tak mau harus mulai melatih diri untuk bisa mengendalikan emosi, hingga tak sampai keluar kata-kata seperti dicontohkan di atas. Karena bisa berisiko terhadap kelanjutan hubunganmu dengan pasangan.