5 Kelakuan Teman yang Gak Perlu Diambil Pusing, Cuek Aja Kali!

Lagi asyik ngobrol via Whatsapp sama teman, eh tahu-tahu dia lemot balasnya. Bahkan sampai ganti hari pesanmu belum juga dibaca. Kan bikin bete, ya! Padahal topik yang kalian bahas, tuh seru, lho! Kamu sampai mikir, jangan-jangan kawanmu itu bosan lagi. Atau tanpa sadar, kamu sudah ngomong suatu hal yang menyinggung perasaannya. Alhasil, jadi harus mengecek ulang riwayat chat yang dikirimkan, deh. 

Aduh, sebelum mikir negatif kejauhan, mending ambil sisi positifnya. Siapa tahu, temanmu ketiduran atau ada urusan mendadak yang gak bisa ditinggalkan. Toh, nantinya juga pesanmu bakal dibalas, kok. Gak usah dipusingkan, deh. Bikin santuy aja kali! 

Teman yang datang ke kamu ketika ada maunya saja memang kerap bikin jengkel. Karena kesannya dia cuma menganggapmu teman ketika butuh bantuan. Giliran keadaannya adem-ayem saja, eh kirim pesan saja tidak. Memang wajar, sih kamu sempat mikir begitu. Tapi pernah, gak kamu memposisikan diri sebagai doi? 

Ketika lagi ada masalah dan butuh bantuan, siapa yang kamu cari lebih dulu? Kalau bukan keluarga, ya teman, kan? Nah, sama saja, dong dengan dia? Sementara ketika tidak sedang perlu bantuan, dia seolah-olah gak kenal, ya karena memang ada kesibukan yang harus diurusnya. Masa iya, mau menempel terus ke kamu setiap saat. Nanti kamu sendiri yang risi.

Daripada nyinyir soal salah satu teman yang tiap kali diajak nongkrong selalu menolak, lebih baik cari tahu alasan yang sebenarnya. Siapa tahu, nih doi gak mau ikutan hangout karena memang pas lagi ada urusan lain. Bisa juga saat ini temanmu tengah gak punya dana lebih untuk sekadar jajan di cafe. 

Masa iya, di sana dia cuma bisa bengong saja tanpa memesan apa-apa? Sementara teman-teman yang lain bisa membeli makanan dan minuman enak. Makanya, gak usah buru-buru sakit hati dulu, deh kalau belum tahu pasti duduk persoalannya itu seperti apa. Kan, kasihan temanmu ini. 

Saling melempar jokes di antara teman itu hal yang lumrah. Sama seperti saat kalian kerap menertawakan tingkah konyol satu sama lain. Misalnya, kamu salah menuang saos sambal ke dalam kuah bakso, dimana tadinya dikira saos tomat. Karena merasa itu sebagai tindakan yang lucu, ya sewajarnya temanmu tertawa melihatnya. 

Kamu yang kadung kepedasan sekaligus malu, jadi makin kesal melihat ekspresinya. Seolah-olah dia puas banget melihatmu sengsara. Menertawakan polah teman yang dianggap kocak itu bukan berarti dia mendoakanmu untuk sial terus, lho. Kadang tertawa itu gak bisa dikontrol dan lepas bisa begitu saja. Mending anggap itu sebagai lucu-lucuan, gak perlu sampai dimasukkan hati segala. 

Saat melihat teman di jalan, otomatis kamu langsung menyapanya. Tapi sialnya, dia malah berlalu begitu saja dan seakan-akan mengabaikan sapaanmu itu. Kesal, dong jadinya. Belum lagi banyak mata yang menyaksikan kejadian tersebut. Bikin malu sendiri, deh! Alhasil kamu jadi benci dengan tingkahnya yang sombong itu. 

Tunggu dulu, belum tentu apa yang kamu sangka itu benar, lho! Siapa tahu memang temanmu gak mendengar saat namanya dipanggil. Maklum, jarak kalian juga cukup jauh dan situasinya sedang ramai orang. Sudahlah, gak perlu dipikir panjang. Lain kali coba dipastikan sendiri ke dia. Kenapa, kok sewaktu disapa, doi malah melengos. 

Tidak semua sikap teman yang kamu anggap buruk harus dibikin serius. Seperti tingkah polah receh di atas tadi. Tergantung dari mana kamu melihatnya. Kalau terus condong ke sisi negatif, ya bawaannya jadi kesal terus. Sebaliknya, ketika kamu bisa memandang segala sesuatu dari sisi baiknya, ya gak mungkin gampang baper. Gimana, setuju gak sama pendapat ini? Tulis pengalamanmu di kolom komentar, yuk!