Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Uang Tidak Bisa Membeli Cinta, Jangan Salah Strategi!

Ilustrasi memberi hadiah (pixabay.com/Montoya98)

Dalam melakukan pendekatan dengan seseorang yang disukai, sering sekali kamu bingung harus memikatnya dengan cara apa. Mungkin kamu kurang percaya diri dengan penampilan atau kepribadian kamu. Sehingga, terkadang uang dijadikan alat pemikat orang yang kamu sukai. Karena kamu berpikir semua orang pasti mau jika dibiayai hingga diberi kado mahal.

Tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Berikut adalah lima penyebab uang tidak bisa membeli cinta. Coba refleksikan, ya. 

1. Tujuan semua orang itu sebenarnya hanya merasa 'aman'

Ilustrasi pasangan (pixabay.com/StockSnap)

Coba kamu bayangkan, apa sih yang ada di pikiran seseorang ketika sedang jomlo? Mungkin kamu juga bisa menjawabnya. Yang terpikirkan bukan cara punya mobil mewah, barang-barang branded melainkan hanyalah pasangan yang bisa memberikan ruang aman.

Aman sebenarnya adalah hal yang sudah dirasa cukup. Bisa punya pasangan yang sosoknya melindungi, diajak curhat serta menemani ketika dibutuhkan adalah yang impian. Sehingga bukan semata-mata karena kaya, lantas pasangan akan langsung suka dengan kamu. 

2. Ketika ada yang tertarik hanya karena uang, maka dia suatu saat akan meninggalkan kamu juga

ilustrasi ketulusan cinta (pixabay.com/Free-Photos)

Karena jelas di awal dia hanya menyukai uangmu, bukan dengan kepribadian kamu. Ketika cintanya hanya pada uang, saat ada orang yang lebih kaya lebih dari kamu, maka dia akan memilih orang tersebut. Ingat, di atas langit selalu ada langit. Ketika kamu kaya, maka ada banyak orang lain yang lebih kaya.

Maka dari itu, inilah bahayanya ketika memikat pasangan dengan uang. Selain cinta tidak teruji, ketika kamu susah dan ada orang yang lebih kaya, maka harus siap ditinggalin dia.

3. Ada sikap dan karakter yang jauh lebih diperlukan oleh manusia

Ilustrasi kencan (pixabay.com/vardansevan)

Uang memang salah satu alat kesenangan. Namun, tak selamanya bisa membeli segala hal, termasuk cinta. Tak selamanya uang memberikan akhir cinta yang bahagia. Demikian bisa dikatakan bahwa uang tak selamanya bisa membuat pasangan langgeng. 

Ketika kamu menghadapi masalah dalam hubungan, yang diperlukan adalah sikap dan karakter untuk bertahan dan menyelesaikan masalah. Sakit hati tak bisa disembuhkan dengan uang, ya.

4. Tidak semua orang matre

Ilustrasi belanja (pixabay.com/gonghuimin468)

Hidup memang perlu realistis. Uang diperlukan juga untuk membayar sejumlah kebutuhan. Namun, tak semua orang memiliki ambisi untuk mencari uang dengan segala cara. Masih banyak orang yang lebih memilih hidup sederhana namun bersama dengan orang yang benar-benar sikap dan karakternya bisa dibanggakan. 

Jadi, jangan pernah menganggap semua orang itu selalu membutuhkan tas atau baju branded. Ketika hanya kebahagiaan dan rasa aman yang dia perlu lalu kamu tidak dapat melihat itu, maka dia tidak akan memilihmu. 

5. Caramu memperlakukan pasangan yang akan jadi bahan penilaian dirinya terhadapmu

Ilustrasi kekasih bahagia (pixabay.com/StockSnap)

Walau uang dapat membantu, namun ketika kamu seakan menggunakan uang sebagai bentuk usahamu, maka dirinya juga akan ilfeel. Misalnya saja saat jemput dia karena rumahnya jauh, kamu lebih memilih memesankan transportasi online. Pastinya dia akan lebih mengapresiasi ketika kamu sendiri yang menjemputnya.

Cinta itu butuh aksi nyata yang tak bisa diupayakan melalui uang saja. Banyak orang yang long distance relationship hingga beda negara. Namun, jika pasangan benar-benar sayang, maka dirinya akan datang mengunjungi tambatan hatinya. Jika masih bisa lewat jalan tol saja malas, maka dia tidak akan memilihmu.

Jadi, cukup jelas bahwa uang tak selamanya bisa membeli cinta. Sikap dan karakter itulah yang jadi poin utama seseorang memilih kamu. Jangan sampai salah strategi lagi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Laurensius Aldiron
EditorLaurensius Aldiron
Follow Us