5 Persepsi Perpisahan yang Berdampak pada Proses Move On

Persepsi dalam diri berdampak pada bagaimana cara kita memandang segala aspek kehidupan. Dalam hal ini termasuk pada bagaimana cara kita memaknai sebuah perpisahan. Momen perpisahan dalam konteks ini mengacu secara umum, yakni ketika kita harus berpisah dengan seseorang yang selama ini telah menghabiskan waktu bersama, sehingga kita akan merasakan makna kehilangan.
Saat menghadapi momen perpisahan, dunia kita seolah berhenti, namun dunia yang sebenarnya akan tetap berjalan. Di kondisi itu kita akan menjalani prose move on. Mudah atau tidaknya proses move on yang kita jalani sejatinya bergantung dari bagaimana cara kita memandang perpisahan. Berikut beberapa persepsi umum tentang perpisahan yang bisa berpengaruh pada bagaimana cara kita menjalani proses move on.
1. Setiap orang selalu datang dan pergi dari kehidupan kita

Menghadapi perpisahan bukan sesuatu yang mudah, namun juga bukan berarti kita tak bisa melaluinya. Tentang bagaimana proses move on akan berjalan tentu bergantung dari tindakan kita.
Jika kita memaknai perpisahan sebagai bagian dari hidup, maka proses move on akan mudah dijalani. Sebab kita memandangnya dari perspektif yang bijak. Bahwa pada dasarnya setiap orang dalam hidup selalu datang dan pergi karena memiliki masanya sendiri. Menyikapi hal itu, kita akan lebih mudah berdamai dengan perpisahan. Meski di awal terasa sulit, namun selanjutnya kita akan terbiasa.
2. Perpisahan merupakan sebuah kepastian yang tak lagi terbantahkan

Memaknai perpisahan dengan sudut pandang yang realistis juga bisa membantu kita dalam proses move on. Sebab perspektif demikian mengarah pada fakta yang terjadi di kehidupan nyata. Bahwa perpisahan adalah sebuah kepastian.
Dengan memaknainya seperti itu, kita akan memahami bahwa setiap orang tak bisa menolak perpisahan. Momen itu akan menjadi sebuah kepastian yang terjadi dalam setiap hidup manusia. Lantas, kita hanya perlu mempersiapkan diri guna menyambut perpisahan lainnya yang ada di masa depan.
3. Perpisahan bukan akhir dari segalanya, melainkan menjadi awal hidup yang baru

Proses move on juga cenderung lebih mudah dihadapi saat kita bersedia untuk terbuka dengan sebuah perpisahan. Memahaminya melalui perspektif yang lain akan membuat kita menemukan kebaikan. Bahwa perpisahan sejatinya bukan akhir, melainkan menjadi awal hidup kita yang baru.
Anggap saja kemarin kita mengalami mimpi yang buruk. Namun jangan sampai hal itu mempengaruhi kualitas hidup kita di hari ini maupun hari esok. Sebab kita masih punya tanggung jawab dalam hidup yang harus dituntaskan, dan hal itu berawal dari hari-hari pasca perpisahan. Percayalah, kita akan menemukan keindahan di perjalanan kali ini.
4. Perpisahan selalu meninggalkan kenangan yang sulit dilupakan

Dalam sudut pandang lain, perpisahan juga bisa menjadi sesuatu yang mengerikan. Kondisi di mana seseorang pergi dari hidup kita, namun di sisi lain ia meninggalkan kenangan yang tak mudah dihapuskan.
Memaknai perpisahan dengan sebuah kenangan terkadang bisa menghambat proses move on. Sebab kita fokus pada kenangannya, alih-alih kehidupan di masa kini.
Kita cenderung meratapi kesedihan jika masih terus memelihara kenangannya. Maka proses move on akan membutuhkan waktu yang lama, tergantung dari kesiapan kita dalam melepas memori-memori yang berkesan itu.
5. Perpisahan menjadi pengingat bahwa suatu saat nanti ada masanya kita yang meninggalkan dunia

Memaknai perpisahan sebagai sebuah pengingat membuat kita cenderung mudah berdamai dengannya. Bahwa pada dasarnya, suatu saat nanti, akan ada masanya kita yang mengucapkan salam perpisahan pada dunia ini. Sehingga momen kehilangan yang kita alami saat ini akan memicu kita guna menjadi pribadi yang lebih baik, alih-alih meratapi kesedihan karena ditinggalkan.
Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk pulih dari sebuah kehilangan. Namun, durasi untuk benar-benar pulih atau proses move on adalah pilihan masing-masing. Meratapi perpisahan dengan sewajarnya atau justru berlarut-larut di dalamnya.
Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa dunia tidak pernah peduli dengan apa yang kita alami. Dunia akan selalu berjalan biasa saja meskipun kita saat itu sedang berkabung. Maka, bijaklah dalam menentukan pilihan terhadap perspektif seperti apa yang akan diadopsi guna merespons perpisahan yang kita alami.