Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Positif Punya Pasangan Pelit Asal Masih Bertanggung Jawab

ilustrasi pasangan pelit (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kalau masih bisa memilih, siapa pun tentunya gak ingin punya pasangan yang pelit. Masalahnya, orang cenderung royal saat masih berpacaran. Setelah menikah barulah keluar sifat aslinya yang pelit.

Nasi sudah menjadi bubur. Sifat asli pasangan yang pelit sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk mengakhiri rumah tangga. Toh, pelit tak sama dengan tidak bertanggung jawab soal kewajiban menafkahi keluarga.

Dia masih menjalankan tanggung jawabnya soal nafkah. Hanya saja, ia sangat perhitungan sehingga kamu gak leluasa menggunakan uang pemberiannya yang tak seberapa. Walau menjengkelkan, cobalah melihat sisi positif dari sifatnya agar perkawinan kalian bertahan.

1. Sifat pelitnya mendorongmu untuk mandiri secara finansial

ilustrasi bekerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Jika pasanganmu royal, kamu mungkin jadi merasa tidak perlu bekerja. Keputusan ini sedikit banyak juga menghambat perkembangan dirimu. Sebaliknya dengan punya pasangan yang pelit, mau tidak mau kamu ikut mencari nafkah.

Bila tidak begitu, banyak keinginanmu yang tak terpenuhi. Misalnya, pakaian yang layak, perawatan diri, biaya sosial, dan sebagainya. Walau awalnya terpaksa, pada akhirnya kamu mencapai kepuasan yang besar setelah berhasil mandiri secara finansial.

2. Dia cermat mengatur pengeluaran agar tak melebihi bujet

ilustrasi memeriksa pengeluaran (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sebesar-besarnya penghasilan tetap perlu diatur dengan baik supaya pengeluaran tidak ikut membengkak. Apalagi bila pemasukan belum seberapa. Dengan sifat pelitnya, dia bakal lebih jago daripada kamu dalam menekan pengeluaran dan memperbanyak simpanan.

Sekalipun sifat pelitnya kerap bikin kamu geleng-geleng kepala, akui saja kalau dirimu lega melihat berapa pun penghasilan dapat cukup buat sebulan berkat pengaturannya. Jika pengelolaan uang dapat terus tertib seperti ini, pasti banyak tujuan finansial yang kelak mampu kalian capai.

3. Ia menyadarkanmu bahwa bahagia gak harus keluar banyak uang

ilustrasi berlibur (pexels.com/Ron Lach)

Ketimbang wisata belanja yang membutuhkan banyak uang, ia lebih suka mengajakmu berlibur menikmati keindahan alam. Selain biayanya relatif lebih rendah, kamu pun akan merasa lebih rileks setelah hari-hari yang penuh kesibukan dan polusi.

Bahkan tak jarang, dia berinisiatif untuk membuat berbagai kegiatan di rumah sebagai pengganti liburan ke luar kota. Meski berbiaya minim, nyatanya kualitas kebersamaan kalian justru dapat lebih tinggi.

4. Karena gak mau ketularan pelitnya, kamu jadi sering berbagi

ilustrasi berbagi makanan (pexels.com/RODNAE Productions)

Dengan adanya orang pelit di lingkungan terdekatmu, kamu seperti terus diingatkan agar tidak menjadi sama dengannya. Alhasil, kamu mendorong diri sendiri agar lebih sering berbagi. Walaupun pasangan jadi cerewet soal itu, toh kamu dapat menggunakan penghasilanmu sendiri.

Dengan begini, selain kamu makin baik sebagai pribadi, nama keluargamu juga otomatis terangkat. Sifat pelit pasangan barangkali hanya diketahui olehmu. Namun di mata tetangga, kalian tetap keluarga yang dermawan.

5. Sepelit-pelitnya orang biasanya punya tujuan tertentu

ilustrasi pasangan di rumah (pexels.com/cottonbro)

Berumah tangga dengan orang yang pelit memang menguji kesabaran. Terkadang kalian sampai bertengkar hanya karena persoalan uang yang tak seberapa. Walau begitu, cap negatifmu atas sifatnya boleh jadi cuma disebabkan kamu belum mengerti tujuannya yang sesungguhnya.

Sifat pelitnya saat ini padamu barangkali didasari keinginannya untuk menyiapkan masa depan anak-anak kalian yang masih sangat panjang. Ia ingin punya sebanyak mungkin aset buat menjamin kehidupanmu dan anak-anak kalau-kalau dia tidak berumur panjang.

Supaya sifat pelitnya tak meretakkan rumah tangga kalian, cobalah membicarakan alasan-alasan di balik keputusannya dalam hal keuangan. Ingatkan dia agar tak kelewat erat menggenggam uang sebab bisa mendatangkan keburukan-keburukan.

Di sisi lain, kamu juga perlu membangun kemandirian finansial seperti dalam poin 1 biar gak terlalu bergantung padanya. Bila kamu punya penghasilan sendiri, tentunya dia sungkan hendak terlalu mengaturmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us