Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda si Dia Mengincar Warisan Orangtuamu, Mending Putus?

ilustrasi ekspresi senang (pexels.com/Alena Darmel)

Gak salah bila kamu ingin memiliki pasangan yang tulus dalam mencintaimu. Meski dirimu tahu bahwa kemandirian bahkan kemapanan finansial penting, dicintai hanya karena hartamu tentu tak membuatmu bahagia. Jangan-jangan suatu saat nanti hartamu berkurang bahkan habis oleh suatu musibah, dirimu dicampakkannya begitu saja.

Terkait dengan pencarian pasangan, dirimu mesti mewaspadai kemungkinan seseorang hanya mengincar harta warisan dari kedua orangtuamu. Semenarik apa pun dia di matamu, indikasi ini cukup untuk menjadi alasan kamu tak perlu meneruskan hubungan kalian. Bila pun dirimu telah menikah dengannya, hindari asal menurutinya biar ia senang.

Kamu mesti punya kepekaan akan tanda bahaya. Masalah harta di antara pasangan dapat berujung tragis. Cinta tak lagi terasa berharga apabila salah satu pihak telah gelap mata oleh kecemburuan atau silaunya harta. Pasangan dengan lima ciri di bawah ini harus disikapi dengan lebih tegas. Jangan memercayakan warisan orangtuamu padanya!

1. Baru mau sama kamu setelah tahu warisan orangtuamu banyak

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu mungkin memang tidak pernah sesumbar tentang warisan yang diperoleh dari kedua orangtua. Namun, bukan berarti gebetanmu pasti gak mengetahuinya. Misalnya, dirimu anak tunggal. Orangtuamu baru-baru ini meninggal dunia sehingga kamu menjadi sorotan teman-teman. Dia akhirnya tahu bahwa rumah kalian cukup besar dan strategis. Pekerjaan serta jabatan orangtuamu juga bagus.

Seseorang yang suka menghitung-hitung potensi kekayaan orang lain bakal seketika mengerti bahwa dirimu auto kaya karena warisan. Ahli warisnya cuma dirimu yang berarti seluruh tabungan dan aset milik kedua orangtua otomatis jatuh ke tanganmu. Padahal, kamu masih muda. Atau, dirimu bukan anak tunggal. Warisan masih perlu dibagi dengan saudara-saudaramu.

Akan tetapi, ia mendengar bahwa harta warisan orangtuamu telah dibagi-bagi pun masih banyak untuk per orangnya. Dia yang tadinya bersikap dingin bahkan kasar saat didekati olehmu mendadak bermanis-manis. Bahkan sebenarnya dirimu tidak lagi mengejarnya. Namun, sekarang malah ia yang membanjirimu dengan perhatian. Perubahan sikap yang drastis ini menunjukkan ia gak tulus sama kamu.

2. Minta jatah warisanmu dibalik nama ke dia

ilustrasi menemui notaris (pexels.com/Antoni Shkraba)

Harta warisan yang bisa dibalik nama misalnya kendaraan dan properti. Kalau jatah warisan berbentuk uang, dia ingin sebagian besar bahkan seluruhnya dimasukkan ke rekening atas namanya. Bila harta sudah atas nama orang lain, ke depan dirimu kesulitan memperolehnya kembali. 

Ststus kepemilikannya telah berubah. Pasangan yang punya niat jahat dapat dengan mudah memakai atau mengalihkan harta tersebut ke orang lain tanpa persetujuanmu. Oleh sebab itu, walaupun kaliah sudah menikah kehati-hatian tetap diperlukan. Sejumlah kasus menunjukkan orang dapat bersikap kejam pada pasangan sendiri dengan motif menguasai kekayaannya.

Harta warisan dari kedua orangtua sebaiknya tetap atas namamu. Toh, kelak jika dirimu meninggal duluan otomatis suami atau istri dan anak-anak yang akan menjadi ahli warismu. Pasangan yang baik tidak bakal meminta peninggalan orangtuamu dibalik nama menjadi miliknya. Sama halnya dengan kamu yang gak mencampuri jatah warisan dari orangtuanya.

3. Galak sama saudara-saudaramu demi jatah warisanmu lebih banyak

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Liza Summer)

Meski kalian berpasangan, tidak berarti kamu wajib selalu membelanya. Kalau sikapnya memang tak tepat justru dirimu yang mesti menegurnya pertama kali. Seperti saat ia bersikap buruk pada saudara-saudaramu hanya supaya jatah warisanmu menjadi lebih besar daripada mereka.

Bahkan pasangan sampai berani melawan keputusan orangtuamu apabila mereka masih hidup. Contohnya, dengan dia berkata bahwa dirimu yang paling banyak merawat orangtua sehingga mesti diberi bagian lebih besar. Atau, lantaran kamu anak bungsu atau justru sulung dalam keluarga.

Bila pasanganmu seperti ini, dirimu jangan mendiamkannya saja. Langsung tegur keras biar dia tak masuk terlalu dalam ke urusan pembagian warisan dalam keluargamu. Minta ia bersikap sopan pada orangtua, kakak, serta adikmu apa pun yang terjadi nanti. Tegaskan bahwa persaudaraan kalian semua lebih penting daripada besaran jatah warisan.

4. Memaksamu mengizinkannya mengelola warisan itu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Memang harta warisan sebaiknya dikelola agar nilainya bertambah. Jangan malah langsung dijual dan uangnya cuma habis buat bersenang-senang. Ingat bahwa orangtua mengumpulkannya dengan susah payah. Mereka memberikannya padamu dengan harapan biar bisa menjadi simpanan berharga untuk mengantisipasi segala hal buruk dalam hidup.

Juga supaya dirimu dapat mewariskan sesuatu pada anak-anakmu kelak. Namun, terkait pengelolaannya kamu harus sangat hati-hati. Apabila pasangan sekadar menawarkan diri untuk membantumu mengelolanya tentu tidak apa-apa. Terlebih bidangnya sesuai.

Misalnya, orangtua mewariskan sebidang tanah kosong. Kemudian pasanganmu yang punya latar belakang ilmu pertanian menawarkan bantuan untuk membuat tanah itu lebih produktif. Daripada kamu setiap tahun cuma membayar pajaknya tanpa memperoleh pemasukan. Tawaran seperti ini masih masuk akal buat diterima.

Namun bila ia memaksamu untuk menyerahkan pengelolaan warisan padanya, dirimu kudu waspada. Dia mengancammu atau marah kalau kamu gak setuju. Tindakan tak tahu malu begini pasti gak sekadar didorong oleh maksud baik buat membantumu. Ada kepentingan pribadi yang lebih besar. Jangan sampai kepercayaanmu disalahgunakan sampai pelan-pelan jatah warisanmu berhasil berpindah ke tangannya.

5. Warisan belum diterima saja sudah minta dibelikan ini itu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Permintaan dan kesukaannya berandai-andai juga bisa menjadi petunjuk yang akurat tentang orientasinya dalam berhubungan denganmu. Waspadai apabila sebelum orangtuamu membagikan warisan saja, dia telah minta ini itu. Misalnya, ia minta dibelikan mobil jika nanti kamu sudah mendapatkan warisan.

Atau, minta rutin berlibur memakai uang warisan itu. Hindari mengiakan saja permintaannya meski masih berupa pengandaian. Dirimu harus tegas sejak awal atau dia bakal makin banyak tuntutan dan kamu akhirnya sulit menolak. Bilang saja semua itu bisa diusahakan bersama, tetapi hanya memakai pendapatan kalian berdua.

Jangan ragu untuk memberitahukan rencanamu terkait harta warisan. Misalnya, kamu akan memakai seluruh uang buat berinvestasi emas. Atau, warisan berupa rumah dan tanah tidak bakal dijual melainkan dikelola agar menghasilkan pendapatan pasif. Tegaskan bahwa pemberian orangtua bukan buat belanja konsumtif.

Punya pasangan yang lebih fokus ke hartamu apalagi jatah warisan dari orangtuamu tentu bikin risi. Sosokmu sendiri dan hubungan kalian tidak benar-benar penting baginya. Apabila hubungan kalian baru sebatas pacaran, mending gak dilanjutkan. Kamu berhak berpasangan dengan orang yang lebih berkualitas.

Jika kalian telanjur menikah, tetaplah bersikap tegas. Jangan serta-merta mengikuti kemauannya yang boleh jadi ke depannya merugikanmu. Bukannya pelit, tetapi jangan sampai warisan orangtuamu hilang di tangan orang yang konon mencintaimu padahal cuma cinta palsu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us