5 Tanda Tunjukkan Kamu Komunikator yang Toksik dalam Hubungan

Cara kita berkomunikasi sangat krusial dalam hubungan. Karena, ini menentukan bagaimana kata-kata membentuk dirimu dan diri orang itu. Saat berkonflik, misalnya, apa yang akan kamu katakan pada partner-mu?
Ucapan toksik terkadang bisa dibungkus dalam kata-kata kritikan yang terdengar baik, padahall itu menyerang secara pribadi. Bila terus dilakukan, bisa menimbulkan keraguan, perasaan rendah diri, dan kebingungan pada orang itu. Kamu bisa disebut komunikator toksik bila sering lakukan lima hal ini.
1. Selalu menyerang karakter personal

Ketika ada masalah, alih-alih membicara dengan baik jalan keluarnya, kamu justru menyerang karakter personal pasanganmu. Padahal, belum tentu ia berniat seperti itu. Contoh, ketika pasanganmu lupa menjemputmu, kamu dengan spontan menghakimi dengan berkata, “Kamu orang yang egois!”
Kalimat seperti ini hanya akan membunuh karakternya. Ia akan merasa tidak dihargai dan direndahkan karena kata-katamu yang tajam.
2.Lebih memilih untuk mengomunikasikan melalui media sosial

Perkembangan jaman memang membantu dalam komunikasi, salah satunya layanan untuk berkomunikasi jarak jauh. Namun, terbiasa melakukan ini lambat laun membuat masalah yang ada jadi sulit terselesaikan.
Ini karena, kamu memilih untuk menunggu memberi kode melalui media sosial alih-alih membicarakan secara langsung. Kamu dan dia tidak bisa sepenuhnya jujur dan terbuka dalam hubungan.
3.Tidak pernah mengekspresikan sesuatu secara terbuka

Alias, menunggu pasangan untuk peka. Kamu harus paham, guys, kalau ingin masalah terselesaikan, maka komunikasi terbuka adalah satu-satunya cara. Kamu tidak bisa mengharapkan pasangan untuk selalu tahu apa yang kamu rasakan.
Tidak pernah terbuka membuat pasanganmu pun tidak bisa mengenal dirimu apa adanya. Dalam jangka panjang, ini akan membawa pada lebih banyak konflik dan kesalahpahaman yang tidak perlu.
4.Hanya memaksa pendapat sendiri

Hubungan adalah tentang komitmen dan kesepakatan. Segala sesuatu tidak bisa diputuskan sendirian, perlu juga pertimbangan dari partner-mu. Dengan ini, kamu bisa mencapai penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak.
Seorang komunikator yang buruk selalu memaksa pendapatnya sendiri. Ia tidak mau mencoba untuk mengerti dan memahami dari perspektif orang lain.
5.Selalu mengritik tanpa mencoba memahami

Tuntutan, kritikan, serta kalimat negatif yang diucapkan tanpa henti pasti menyakitkan. Ini menunjukkan bahwa kamu belum mampu menjadi partner yang suportif. Karena, yang menjadi fokusmu adalah sisi negatif pasangan.
Jelas ini kebiasaan buruk. Lambat laun, partner-mu pun akan merasa tertekan dan tidak dihargai. Ia tidak dipandang, diterima, dan dicintai sebagai dirinya apa adanya.
Bukannya salah bila ingin mengoreksi pasangan, tapi cobalah untuk memahami dari sudut pandangnya. Lalu, komunikasikan dengan baik sembari mempertimbangkan pendapatnya.
Komunikasi adalah bagian yang penting dalam hubungan. Tanpa komunikaasi, sangat mungkin terjadi kesalahpahaman. Karena itu, yuk belajar untuk mengomunikasikan perasaanmu dengan baik, tanpa melukai hati pasangan.