6 Fakta Nyata Jadi Pelakor Itu Gak Sepenuhnya Bikin Bahagia

Saat cintamu saling bertepuk dengan pria beristri, kamu harus rela jadi sosok yang dihubungi diam-diam. Dia akan dengan sigap menghapus chat darimu, menyamarkan namamu dalam kontaknya dan gak memperbolehkan hubungan kalian tercium publik. Kehati-hatian ini hanya menghadirkan kebahagiaan semu yang sementara. Sebab rasa cemas akan stigma buruk lingkungan selalu menghantui hubungan perselingkuhan.

Kata-kata cintanya padamu boleh setinggi langit, tapi kenyataannya kamu tetap dijadikan bayang-bayang sebab yang kamu hadapi bukan satu pria, tapi pria berkeluarga yang punya ikatan kuat dengan istri dan anak-anaknya. Pada akhirnya kamu harus rela menunggu saat tuntutanmu gak berujung pada kepastian.

Apa kamu siap jadi orang yang selalu ditolak panggilan teleponnya saat pria itu sedang bersama keluarga? Tanpa disadari, kamu jadi orang tersisih saat ia kembali pada dunianya. Kamu gak bisa “memilikinya” kapan pun kamu mau. Sebutuh apa pun kamu akan kehadirannya, kamu harus terus mengalah saat ia tak bisa membagi waktunya.

Realita hubungan pernikahan adalah sama-sama memenuhi kewajiban rumah tangga yang penuh tuntutan. Betapa banyaknya tugas istri apalagi yang telah jadi ibu. Begitupun suami yang memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semua itu gak ada dalam dunia perselingkuhan. Fantasi indah tanpa tuntutan menjadi alasan mengapa perselingkuhan itu menyenangkan. Tapi, seperti itulah hubungan yang palsu.

Kamu gak bisa membaca pikiran pria dan apa rencananya. Selama ia hanya menjadikanmu sosok yang disembunyikan, keluarganya tak akan ada yang tersakiti. Justru kamulah yang akan merutuki kekecewaan saat ekspektasimu gak kunjung jadi realita. Kamu harus siap kembali mengalah dan kecewa, entah sampai kapan.

Setiap pasangan pasti akan mengenang kisah awal percintaan mereka. Perjuangan meraih hati pasangan sampai kalian bersatu, tentu akan jadi cerita indah yang mungkin disampaikan pada anak cucu. Tapi bayangkan kalau kamu justru hadir diantara pasangan yang sudah menikah. Kamu bakal mengenang kisah awalmu sebagai penghancur hubungan orang lain.

Itulah beberapa fakta menyakitkan dibalik seorang pelakor. Sebenarnya, kamu adalah wanita yang pantas mendapat penerimaan dan cinta yang utuh. Seberharga apa dirimu, ada dalam caramu mencintai diri sendiri. Jangan rendahkan martabatmu untuk rela dijadikan “simpanan”. Pantaskan dirimu untuk bersanding dengan pria yang genap komitmennya, bukan yang menjadikanmu hanya bayangan.