Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Hal yang Dipikirkan Orangtua saat Kamu akan Menikah

Ilustrasi pengantin perempuan (unsplash.com/napr0tiv)

Satu sisi, momen pernikahan anak amat dinantikan oleh orangtua. Itu adalah tanda kamu telah dewasa dan siap hidup mandiri bersama pasanganmu.

Sebagian besar orangtua akan merasa tugasnya telah tuntas setelah anak membangun rumah tangga. Namun jangan salah, orangtua juga kerap merasakan kecemasan ketika anak menyatakan keinginannya untuk menikah, lho.

Saking cemasnya, terkadang kamu merasa orangtua seperti kurang mendukung rencana pernikahanmu. Padahal, sebenarnya mereka hanya sedang memikirkan enam hal ini.

1. Rasanya kemarin kamu masih anak-anak, tetapi sekarang sudah hendak menikah

Ilustrasi ibu dan putrinya (pixabay.com/victoria_borodinova-6314823)

Tidak terasa, waktu berjalan sangat cepat. Masih lekat dalam ingatan kedua orangtuamu ketika kamu lahir, sering menangis sepanjang hari, dan mereka harus terus mengganti popokmu.

Rasanya baru kemarin kamu minta diajari mengerjakan PR dan ditemani bermain. Akan tetapi, kini kamu sudah mampu berbicara tentang pernikahan. Mengenang proses tumbung kembangmu sampai sedewasa sekarang membuat keduanya terharu.

2. Apakah kamu telah benar-benar siap?

Ilustrasi menata rambut (pixabay.com/vutuan09hp-22889892)

Pertanyaan ini akan menghantui orangtua terutama bila usiamu masih muda. Mereka khawatir kamu hanya terlena oleh bayangan yang serba indah mengenai kehidupan berumah tangga.

Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Orangtuamu telah mengerti betul segala manis pahit dalam membina perkawinan. Maka orangtua tak akan segan mencecarmu dengan pertanyaan ini. 

Mereka cuma tidak mau kamu menyesalinya di kemudian hari. Sedang saat penyesalan itu muncul, kamu telanjur memiliki tanggung jawab besar sebagai orangtua. 

3. Apakah dia orang yang tepat untukmu?

Ilustrasi sepasang pengantin (pixabay.com/tientoanmaimai10-22365177/)

Bakal berbeda bagi orangtuamu jika mereka telah lama mengenal calon suami atau istrimu. Namun bila kalian bahkan belum lama menjalin hubungan, orangtua akan sangat mencemaskan hal ini.

Mereka takut kalian belum betul-betul saling mengenal. Mereka cuma tidak mau setelah menikah nanti, seribu ketidakcocokan baru muncul ke permukaan.

Makanya, gak jarang orangtua meminta anak mempertimbangkan kembali calon pasangannya. Kalau kamu juga diminta begini, jangan marah dulu, ya! Maksud orangtuamu baik, kok.

4. Apakah pernikahan akan membuatmu bahagia? Bagaimana jika justru sebaliknya?

Ilustrasi ekspresi kebahagiaan (pixabay.com/anestiev-2736923/)

Bagi orangtuamu, kebahagiaanmu selalu menjadi yang utama. Selama ini mereka rela menderita dan bersusah payah dalam bekerja demi memberimu kehidupan yang terbaik.

Oleh sebab itu, sangat penting untuk mereka memastikan calon pasanganmu juga mampu melakukan hal yang sama padamu. Sebab penderitaanmu akan menjadi penderitaan mereka juga.

5. Apakah berkeluarga akan membuatmu melupakan mereka?

Ilustrasi sepasang petani (pixabay.com/cuong_art-22767905/)

Setelah berumah tangga, kamu pasti akan fokus pada keluarga kecilmu. Apalagi jika kalian memutuskan tinggal jauh dari orangtua. Masih pula ditambah kesibukan bekerja.

Sementara kedua orangtuamu kian lanjut usia. Mereka cemas kamu gak hanya akan jarang mudik melainkan juga sulit dihubungi. Bahkan kamu tidak pernah menjadi yang pertama menelepon mereka seakan-akan kamu tak peduli lagi.

6. Rumah bakal terasa sepi sekali bila kalian memutuskan tinggal terpisah

Ilustrasi pengantin baru (unsplash.com/fotograf_profesionist_galati)

Jika selama ini saudaramu banyak sampai rumah terasa sesak, keputusanmu bersama pasangan untuk tinggal terpisah dari orangtua tentu akan menjadi kelegaan bagi mereka.

Akan tetapi bila kamu anak semata wayang, lumrah saja orangtuamu gelisah bukan main. Satu sisi, mereka tahu tidak bijaksana untuk memaksa kalian tetap serumah dengan mereka.

Sebagai keluarga muda, kalian butuh banyak privasi dan juga perlu belajar mandiri. Namun tanpa kalian, rumah yang selama ini terasa hidup akan tiba-tiba serasa mati atau sunyi sekali.

Bagimu, enam hal di atas barangkali tampak sepele dan tidak perlu terlalu dipikirkan oleh orangtua. Namun kelak saat anak-anakmu besar dan ingin mengakhiri masa lajang, otomatis kamu juga akan memikirkan hal yang sama.

Ketimbang menyepelekan kekhawatiran keduanya, sebaiknya kamu berusaha meyakinkan mereka akan kemantapan hatimu dan pasangan naik ke pelaminan. Jangan lupa untuk nanti membuktikan kedewasaan kalian sebagai pasutri, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us