Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Perasaan Istri saat Masakannya Dikritik Suami, Marah atau Senang?

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Mengkritik masakan istri bukannya dilarang, tetapi pastikan suami bijaksana dalam melakukannya. Kalau tidak, perkataan suami malah dapat melukai perasaan pasangannya. Suami menjadi terkesan tidak menghargai usaha istri.

Bagaimanapun, memasak berkali-kali dalam sehari selama bertahun-tahun bukanlah tugas yang ringan. Suami wajib mengapresiasinya. Supaya para suami lebih paham tentang perasaan istri saat masakannya dikritik, simak uraian berikut ini.

1. Senang karena suami jujur

ilustrasi pasangan bersantap (pexels.com/Anna Shvets)

Sebagian istri sangat terbuka terhadap kritik suami atas masakannya. Khususnya bagi istri yang ingin membuka usaha kuliner. Kritik serta saran dari suami lebih dinantikan daripada pujian palsu.

Namun, ini juga kembali ke karakter masing-masing orang. Istri tipe melankolis akan tetap lebih sensitif ketika menghadapi kritik. Pastikan suami paham sifat istri supaya tidak salah bicara.

2. Sedih karena ia sudah berusaha sebaik mungkin

ilustrasi pasangan (pexels.com/Monstera)

Penghargaan terkait hasil terkadang perlu di nomor duakan. Toh, istri telah berusaha menyajikan masakannya sebaik mungkin. Hargai kerja kerasnya berjam-jam di dapur demi memasak berbagai menu.

Meski rasa masakan istri belum sesuai ekspektasi suami, boleh jadi suamilah yang terlalu kaku dalam menetapkan standar rasa. Jangan bersikap tega pada seseorang yang selalu membuat perut kita kenyang dan tubuh kita sehat.

3. Kesal karena suami membandingkannya dengan masakan rumah makan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Yan Krukau)

Semua suami kudu sadar bahwa istrinya bukan juru masak profesional. Apa yang dilakukan istri di dapur adalah wujud kasih sayangnya pada keluarga. Di samping kesadaran penuh bahwa ada yang harus melakukannya di rumah.

Sangat tidak adil kalau suami selalu membandingkan masakannya dengan masakan rumah makan. Suami seakan-akan menuntut istrinya agar memiliki keahlian seorang koki. Suami perlu mengerti bahwa tangan yang berbeda akan menghasilkan rasa yang berlainan sekalipun resepnya sama.

4. Cemburu bila suami memuji masakan perempuan lain

ilustrasi memasak (pexels.com/Ivan Samkov)

Siapa pun perempuan itu, perasaan istri bakal sangat sensitif. Kalau perempuan itu hanya teman atau tetangga, istri cemas kelezatan masakannya telah membuat suami juga jatuh cinta pada orangnya. 

Sedang bila perempuan itu masih keluarga atau bahkan ibu suami, istri merasa tidak memperoleh tempat yang utuh di hati suami. Lidah pasangannya masih terlalu lekat dengan masakan keluarga. Sejago apa pun istri dalam memasak, dia besar dengan racikan masakan yang berbeda.

5. Marah jika kritikan suami terlalu pedas padahal ia juga gak bisa memasak

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Kritik yang pedas cenderung melukai hati siapa pun, apalagi terkait masakan istri. Masih mending jika suami jago memasak. Kritik pedasnya lebih dapat diterima oleh pasangan.

Kalau suami membedakan merica dengan ketumbar saja tidak bisa, istri tentu berang. Jangan sampai terjadi pertengkaran hanya gara-gara makanan. Istri yang paling sabar pun lama-lama dapat murka jika masakannya dicela terus.

6. Malu bila suami mengkritiknya di depan orang lain

ilustrasi memasak (pexels.com/Askar Abayev)

Selain cara dalam mengkritik, perhatikan juga tempat atau suasananya. Suami dilarang keras mengkritik masakan istri di depan orang lain. Itu sama saja dengan mempermalukan dan merendahkannya.

Istri pasti mencemaskan penilaian orang-orang padanya menjadi negatif. Dia bisa dikira perempuan yang gak becus mengurus dapur. Perasaan istri seketika hancur kalau ada orang yang mengasihani suaminya yang gak pernah puas dengan masakan di rumah.

Perlu ditekankan dalam banyak keluarga bahwa memasak bukan cuma tugas istri. Suami pun perlu bahu-membahu dengan pasangannya dalam mengurus dapur. Kritik-kritik yang gak bijak akan lebih mudah dihindari karena kalian sama-sama tahu bahwa memasak tak semudah membalik telapak tangan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us