Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Petunjuk Emosional dari Pasangan yang Gak Boleh Diabaikan

ilustrasi pasangan dengan koneksi kuat (unsplash.com/Jennifer Marquez)

Pernahkah kamu merasa bingung dengan tingkah laku pasangan? Atau merasa ada yang tidak beres dalam hubungan kamu, tetapi pasangan tidak mau mengatakannya secara langsung? Dalam hubungan yang sehat, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci utama.

Namun, terkadang, pasangan tidak selalu mengungkapkan perasaannya secara gamblang. Di sinilah pentingnya kepekaan kamu terhadap bahasa hati pasangan. Berikut, tujuh petunjuk emosional dari pasangan yang tidak boleh diabaikan.

1. Pikiran yang tidak diungkapkan

ilustrasi pasangan bahagia (unsplash.com/Amber Kipp)

Meskipun pasangan mungkin tidak selalu mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka secara gamblang, hal ini bukan berarti mereka tidak memikirkannya. Pikiran dan perasaan yang tidak terungkapkan ini dapat menjadi sumber ketidaknyamanan dan ketidakpastian dalam hubungan. Misalnya, bayangkan pasangan kamu tampak cemas atau khawatir, tetapi mereka tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Hal ini dapat menimbulkan kebingungan, kekhawatiran, dan mengganggu keseimbangan dalam hubungan. Oleh karena itu, membangun ruang yang aman dan terbuka untuk komunikasi adalah kunci untuk hubungan yang sehat dan harmonis. Dengan demikian, setiap pasangan merasa nyaman untuk mengungkapkan apa pun yang ada di pikiran dan perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau ditolak.

2. Perubahan tiba-tiba dalam perilaku

ilustrasi pasangan yang tiba-tiba berubah cuek (unsplash.com/Michael Easterling)

Perubahan perilaku ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, konflik internal, atau perubahan dalam hubungan mereka dengan kamu. Kamu perlu memahami bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi masalah, dan tidak semua orang akan terbuka untuk membicarakannya secara langsung. Jika kamu mengamati perubahan dalam perilaku pasangan, cobalah untuk lebih komunikatif dengan mereka.

Tunjukkan bahwa kamu peduli dan ingin membantu. Ajukan pertanyaan dengan terbuka dan dengarkan dengan penuh perhatian. Hindari perilaku yang menghakimi atau menekan mereka untuk berbicara.

3. Menghindari pembahasan tentang topik tertentu

ilustrasi menghindar dari pembicaraan (unsplash.com/Sergey Sokolov)

Ketika pasangan kamu secara konsisten menghindari atau menunda pembahasan tentang topik tertentu, hal itu dapat menjadi sinyal adanya ketidaknyamanan atau konflik yang tersembunyi yang perlu diatasi. Alasan di balik penghindaran ini bisa beragam, seperti rasa tidak nyaman, takut, atau malu terhadap topik tersebut. Contohnya, jika pasangan kamu selalu menghindari pembicaraan tentang masa lalu mereka atau topik sensitif lainnya, mungkin ada trauma atau luka emosional yang belum terselesaikan yang mereka alami. 

Menghormati batasan dan kenyamanan pasangan kamu adalah hal yang penting. Namun, di sisi lain, membangun lingkungan yang suportif di mana kalian berdua merasa aman untuk membicarakan apa pun yang sulit atau menantang pun tak kalah penting. Beri tahu pasangan kamu bahwa kamu ada untuk mereka dan siap membantu mereka dengan cara apa pun yang kamu bisa.

4. Reaksi defensif

ilustrasi bersikap defensif (unsplash.com/RDNE Stock project)

Ketika pasangan kamu selalu merespon dengan defensif saat kamu mencoba membahas masalah atau kekhawatiran, hal itu bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa terancam atau tidak aman dalam hubungan. Sikap defensif ini bisa muncul karena mereka merasa diserang atau disalahpahami. Sebagai contoh, bayangkan kamu ingin membicarakan masalah dalam hubungan, dan pasangan kamu langsung mengambil sikap defensif dan menyalahkan kamu.

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka tidak siap atau tidak mau mengakui tanggung jawab mereka dalam masalah tersebut. Kamu perlu ingat bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci utama dalam hubungan yang sehat. Oleh karena itu, kamu perlu menyampaikan kekhawatiran kamu dengan lembut dan jelas.

5. Bahasa tubuh

ilustrasi bahasa tubuh yang tidak nyaman (unsplash.com/Raychan)

Seringkali, pasangan tidak selalu mengungkapkan perasaannya secara gamblang. Di sinilah pentingnya kamu untuk memahami bahasa tubuh pasangan. Bahasa tubuh dapat menjadi jendela hati, memberikan petunjuk berharga tentang apa yang mereka rasakan atau pikirkan, bahkan ketika mereka tidak mengungkapkannya secara verbal.

Sebagai contoh, jika pasangan kamu sering mengepalkan tangan atau memiringkan tubuh mereka menjauh dari kamu saat kamu mencoba berbicara dengan mereka, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa tertekan atau tidak nyaman dengan pembicaraan tersebut.

Dengan memperhatikan bahasa tubuh pasangan, kamu dapat memahami perasaan atau kebutuhan mereka dengan lebih baik, menanggapi dengan lebih sensitif dan empati, membangun komunikasi yang lebih terbuka dan jujur, menghindari kesalahpahaman dan konflik, serta memperkuat hubungan kami dengan pasangan. Perhatikan juga konteks situasi dan gabungkan dengan isyarat non-verbal lainnya, seperti ekspresi wajah dan nada suara, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh.

6. Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan

ilustrasi mengekspresikan perasaan (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

Meskipun tidak semua orang terbiasa mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata, bukan berarti mereka tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan. Kurangnya keterampilan komunikasi, rasa malu, atau rasa takut akan penolakan bisa menjadi alasan di balik keengganan mereka. Hal ini dapat terlihat dalam perilaku seperti menarik diri atau menjadi dingin saat mereka sebenarnya merasa cemas atau terluka.

Oleh karena itu, membuka komunikasi dalam hubungan menjadi sangat penting. Mempelajari cara mendengarkan dengan empati dan memahami bahasa tubuh dan ekspresi emosional pasangan kamu dapat membantu kamu merasa lebih dekat satu sama lain dan memperkuat hubungan kamu. Ingatlah, komunikasi adalah kunci untuk hubungan yang sehat dan bahagia.

7. Mudah tersinggung

ilustrasi mudah tersinggung (pexels.com/Timur Weber)

Jika pasangan kamu mudah tersinggung atau bersikap defensif, bahkan terhadap kritik yang membangun atau saran yang baik, ini bisa menjadi tanda ketidakseimbangan emosional atau konflik yang belum terselesaikan dalam hubungan. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa tidak dihargai atau tidak didukung. Sebagai contoh, ketika kamu mencoba memberikan umpan balik atau saran yang membangun kepada pasangan, dan mereka langsung merespons dengan marah atau defensif, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa terancam atau terluka secara emosional.

Kuncinya adalah membangun kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghormati perasaan dan batas-batas pasangan, sambil tetap jujur ​​tentang perasaan kamu sendiri. Dengan kesabaran, pengertian, dan kemauan untuk bekerja sama, kamu dan pasangan dapat mengatasi ketidakseimbangan emosional dan membangun hubungan yang lebih kuat.

Membangun hubungan yang kuat dan langgeng membutuhkan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak. Dengan saling memahami petunjuk emosional yang diberikan dan mendukung emosi tersebut, kamu dan pasangan dapat menciptakan hubungan yang penuh cinta, kebahagiaan, dan rasa saling percaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fairuz Marhaenda Prasida
EditorFairuz Marhaenda Prasida
Follow Us