7 Tips Mengurangi Gengsi agar Tidak Terjebak dalam Toxic Relationship

- Hubungan yang beracun dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan emosional.
- Mengurangi gengsi berarti berani mengakui bahwa hubungan yang tidak sehat mungkin tidak bisa dipertahankan.
- Kebahagiaan tidak ditentukan oleh validasi dari orang lain, tetapi oleh bagaimana hubungan tersebut memberikan dampak positif bagi diri sendiri.
Dalam sebuah hubungan, gengsi sering kali menjadi penghalang untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Banyak orang mempertahankan hubungan yang tidak sehat hanya karena gengsi untuk mengakuinya atau mengakhirinya.
Padahal, hubungan yang beracun atau toxic relationship dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan emosional. Gengsi bisa membuat seseorang bertahan dalam situasi yang tidak sehat, menolak meminta bantuan, atau mengabaikan tanda-tanda bahwa hubungan tersebut sudah tidak layak dipertahankan.
Bagi kamu yang mengalami masalah tersebut, langsung saja simak ketujuh tips mengurangi gengsi agar tidak terjebak dalam toxic relationship berikut ini. Keep scroll down!
1. Menerima kenyataan bahwa tidak semua hubungan berakhir bahagia

Salah satu alasan utama seseorang bertahan dalam hubungan yang toxic adalah karena sulit menerima kenyataan bahwa hubungan tersebut tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ada ketakutan untuk dianggap gagal atau tidak mampu mempertahankan hubungan.
Hubungan yang sehat seharusnya membawa kebahagiaan dan pertumbuhan, bukan penderitaan dan ketakutan. Mengurangi gengsi berarti berani mengakui bahwa hubungan yang sedang dijalani mungkin memang tidak bisa dipertahankan. Tidak ada yang salah dengan mengakhiri sesuatu yang tidak lagi membawa kebaikan.
2. Tidak takut mengakui kesalahan dan belajar dari pengalaman

Gengsi sering kali membuat seseorang sulit mengakui kesalahan, bahkan ketika sudah jelas bahwa hubungan yang dijalani tidak sehat. Mengurangi gengsi berarti berani mengakui bahwa ada keputusan yang mungkin tidak tepat dan perlu diperbaiki.
Tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap orang berhak untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuat. Daripada terus berusaha mempertahankan hubungan yang beracun hanya karena takut dianggap gagal, lebih baik mengambil pelajaran dari pengalaman dan memperbaiki diri untuk hubungan yang lebih baik di masa depan.
3. Berhenti mengutamakan penilaian orang lain

Salah satu faktor utama yang membuat seseorang gengsi untuk keluar dari toxic relationship adalah takut dengan pendapat orang lain. Ada perasaan malu jika hubungan yang selama ini dipamerkan di media sosial atau di depan teman-teman ternyata berakhir dengan cara yang tidak menyenangkan.
Padahal, kebahagiaan tidak ditentukan oleh validasi dari orang lain, tetapi oleh bagaimana hubungan tersebut memberikan dampak positif bagi diri sendiri. Belajar untuk tidak terlalu memikirkan opini orang lain dapat membantu dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk diri sendiri.
4. Tidak takut meminta bantuan atau dukungan

Banyak orang merasa gengsi untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan dalam menghadapi hubungan yang toxic. Ada anggapan bahwa meminta bantuan berarti menunjukkan kelemahan, padahal justru sebaliknya.
Berani berbicara kepada teman dekat, keluarga, atau bahkan profesional adalah langkah penting dalam mengatasi masalah dalam hubungan. Dengan mendapatkan perspektif dari orang lain, seseorang bisa melihat situasi dengan lebih objektif dan mendapatkan dukungan emosional yang diperlukan untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat.
5. Menyadari bahwa harga diri lebih penting daripada ego

Sering kali, gengsi berasal dari keinginan untuk membuktikan sesuatu kepada orang lain atau pasangan. Namun, mempertahankan hubungan yang toxic hanya demi harga diri yang semu justru dapat merusak kesejahteraan mental dan emosional.
Menurunkan gengsi berarti menyadari bahwa harga diri yang sesungguhnya bukan berasal dari seberapa lama bertahan dalam sebuah hubungan, tetapi dari seberapa baik hubungan tersebut memberikan kebahagiaan dan pertumbuhan. Jika sebuah hubungan hanya membuat seseorang merasa tidak berharga, maka tidak ada alasan untuk tetap bertahan.
6. Membangun kepercayaan diri dan kemandirian

Banyak orang bertahan dalam toxic relationship karena merasa tidak mampu hidup sendiri atau takut menghadapi perubahan. Rasa gengsi untuk mengakui bahwa seseorang bisa bahagia tanpa pasangan sering kali menjadi penghalang utama untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat.
Oleh karena itu, membangun kepercayaan diri dan kemandirian adalah kunci utama untuk mengatasi perasaan tersebut. Dengan menjadi lebih percaya diri dan mandiri, seseorang tidak akan bergantung pada hubungan yang toxic hanya demi mendapatkan validasi atau rasa aman.
7. Berani mengambil keputusan tanpa rasa takut

Salah satu hal yang paling sulit dilakukan ketika berada dalam toxic relationship adalah mengambil keputusan untuk mengakhirinya. Gengsi bisa membuat seseorang terus menunda keputusan ini, berharap bahwa keadaan akan berubah atau pasangan akan menjadi lebih baik.
Namun, semakin lama bertahan dalam hubungan yang tidak sehat, semakin besar pula dampak negatif yang ditimbulkan. Mengurangi gengsi berarti berani mengambil keputusan tanpa rasa takut, termasuk keputusan untuk meninggalkan hubungan yang tidak lagi memberikan kebahagiaan.
Mengurangi gengsi dalam hubungan adalah langkah penting agar tidak terjebak dalam toxic relationship. Hubungan yang sehat seharusnya membawa kebahagiaan, bukan penderitaan yang dipertahankan hanya karena rasa malu atau takut menghadapi kenyataan.