Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Alasan Kenapa Dua Orang yang Saling Suka Memilih Tetap Berteman

ilustrasi pria dan wanita sedang berbicara santai
ilustrasi pria dan wanita sedang berbicara santai (pexels.com/Keira Burton)
Intinya sih...
  • Takut merusak hubungan yang sudah nyaman sebagai teman.
  • Sama-sama ragu apakah perasaan itu benar atau hanya kekaguman sesaat.
  • Tidak ingin kehilangan sosok yang selalu ada jika hubungan gagal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kadang dua orang yang saling suka justru tidak memulai hubungan apa pun. Mereka sama-sama tahu ada rasa, tetapi keduanya memilih untuk tetap berada di tempat yang aman. Situasi ini bisa terasa membingungkan, terutama ketika kedekatan mereka sudah melewati batas pertemanan biasa.

Namun, tidak semua hal yang terasa cocok harus langsung diubah menjadi hubungan. Ada beberapa alasan yang membuat dua orang lebih memilih mempertahankan keadaan seperti sekarang. Hal ini bisa terlihat sederhana, tetapi sebenarnya cukup dalam. Inilah sembilan alasan ini yang memengaruhi keputusan mereka untuk tetap menjadi teman.

1. Takut merusak hubungan yang sudah nyaman sebagai teman

ilustrasi pria dan wanita saling membunyikan botol bir
ilustrasi pria dan wanita saling membunyikan botol bir (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Takut adalah alasan yang sering tidak diakui. Banyak orang merasa hubungan sebagai teman jauh lebih aman dan tidak menuntut banyak hal. Mereka khawatir ketika mencoba melangkah lebih jauh, hubungan itu justru kehilangan bentuk aslinya.

Rasa takut itu muncul karena keduanya sudah terbiasa dekat. Mereka tidak ingin kehilangan tempat pulang yang sudah lama dibangun bersama. Bagi mereka, mempertahankan hubungan sebagai teman terasa lebih menenangkan daripada mengambil risiko yang tidak pasti.

2. Sama-sama ragu apakah perasaan itu benar atau hanya kekaguman sesaat

ilustrasi pria melihat wanita
ilustrasi pria melihat wanita (pexels.com/Katerina Holmes)

Rasa ragu membuat banyak hal tertahan. Tidak semua orang berani mengakui perasaannya ketika mereka sendiri belum yakin. Terkadang, perasaan itu muncul karena intensitas kebersamaan, bukan karena keinginan untuk menjadi pasangan.

Keraguan ini membuat keduanya memilih menahan diri. Mereka takut salah membaca isyarat yang ada. Pada akhirnya, mereka memutuskan tetap menjadi teman agar tidak membuat situasi menjadi canggung.

3. Tidak ingin kehilangan sosok yang selalu ada jika hubungan gagal

ilustrasi wanita dan pria memegang piring dengan lilin yang menyala
ilustrasi wanita dan pria memegang piring dengan lilin yang menyala (pexels.com/Produksi SHVETS)

Kehilangan sering lebih menakutkan daripada penolakan. Saat dua orang sudah sering saling menemani, mereka takut hubungan romantis justru merusak kestabilan itu. Jika hubungan tidak berjalan baik, ada kemungkinan keduanya menjauh dan tidak kembali seperti semula.

Itu sebabnya banyak orang memilih aman. Mereka lebih rela memendam perasaan daripada kehilangan seseorang yang sudah menjadi bagian penting dalam hidup mereka. Bagi mereka, mempertahankan yang pasti lebih masuk akal daripada mengejar sesuatu yang belum tentu berhasil.

4. Salah satu merasa belum siap untuk komitmen

ilustrasi pria sedang minum kopi
ilustrasi pria sedang minum kopi (pexels.com/Mike Jones)

Kesiapan tidak bisa dipaksakan. Meskipun ada rasa suka, belum tentu salah satu atau keduanya siap untuk melangkah lebih jauh. Ada urusan pribadi yang mungkin lebih besar daripada soal hati.

Ketidaksiapan itu sering menjadi alasan diam-diam yang tidak pernah diucapkan. Mereka memilih tetap dekat tanpa memberi label apa pun. Dengan begitu, mereka bisa menjaga perasaan tanpa harus terburu-buru masuk ke zona dengan tanggung jawab yang lebih besar.

5. Keduanya menunggu satu sama lain untuk memulai duluan

ilustrasi wanita dan pria duduk di atas rumput
ilustrasi wanita dan pria duduk di atas rumput (pexels.com/Fernanda De Freitas)

Menunggu bisa menjadi lingkaran tanpa akhir. Keduanya ingin memulai, tetapi tidak ada yang benar-benar berani mengambil langkah pertama. Ada rasa takut terlihat terlalu ingin atau takut ditolak.

Situasi ini membuat hubungan berjalan di tempat. Mereka tetap dekat, tetap perhatian, tetapi tidak pernah ada percakapan yang menjelaskan apa pun. Akhirnya, semuanya dibiarkan menggantung tanpa arah yang jelas.

6. Takut ekspektasi dan realita hubungan tidak sesuai

ilustrasi pria dan wanita sedang berpikir
ilustrasi pria dan wanita sedang berpikir (pexels.com/Timur Weber)

Ekspektasi sering kali menjadi kendala terbesar. Kedua orang ini sudah merasa nyaman sebagai teman dan khawatir bahwa hubungan romantis tidak akan memberi kenyamanan yang sama. Mereka takut apa yang dibayangkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Ketakutan ini membuat keduanya berhati-hati. Mereka memilih bertahan dalam ruang yang sudah mereka pahami daripada masuk ke sesuatu yang lebih rumit. Bagi mereka, kenyamanan lebih penting daripada kemungkinan hubungan yang tidak stabil.

7. Kondisi hidup atau timing yang tidak mendukung untuk memulai hubungan

ilustrasi wanita dan pria sedang berbincang
ilustrasi wanita dan pria sedang berbincang (pexels.com/Budgeron Bach)

Kadang perasaannya sudah tepat, tetapi waktunya tidak. Ada prioritas, masalah pribadi, atau situasi hidup yang membuat hubungan baru terasa berat. Keduanya sadar bahwa memulai sesuatu pada waktu yang salah bisa membuat hal baik berubah buruk.

Karena itu, mereka memilih menunda tanpa benar-benar mengatakannya. Mereka tetap dekat dan saling peduli, tetapi tidak memaksa keadaan. Bagi mereka, waktu yang tidak tepat bisa merusak sesuatu yang seharusnya baik.

8. Takut dinamika pertemanan berubah dan jadi canggung

ilustrasi pria dan wanita memegang kopi
ilustrasi pria dan wanita memegang kopi (pexels.com/William Fortunato)

Perubahan bisa terasa menakutkan. Ketika dua orang terbiasa dengan pola yang sama, mereka takut hubungan akan membuat semuanya terlihat berbeda. Kecanggungan menjadi bayangan yang membuat mereka menahan diri.

Kecemasan itu membuat mereka berhati-hati dalam bersikap. Mereka lebih memilih mempertahankan pola yang sudah stabil. Dengan cara itu, mereka merasa aman tanpa harus memaksakan sesuatu yang belum tentu berjalan baik.

9. Sama-sama terbiasa dekat sehingga merasa tidak perlu mengubah apa pun

ilustrasi pria dan wanita sedang mendorong sepeda
ilustrasi pria dan wanita sedang mendorong sepeda (pexels.com/Samson Katt)

Kadang kedekatan membuat mereka merasa hubungan ini sudah cukup. Mereka tidak merasa perlu memberikan label apa pun untuk menunjukkan rasa. Kebiasaan itu membuat hubungan tetap berada di garis tengah.

Keduanya berjalan dengan ritme yang sama. Tidak ada tekanan atau tuntutan apa pun. Bagi mereka, menjaga keadaan seperti itu terasa lebih nyaman daripada mengubahnya.

Tidak semua hubungan yang manis harus diubah menjadi hubungan romantis. Kadang dua orang memilih bertahan sebagai teman karena itu yang paling aman untuk hati mereka. Walaupun ada rasa yang lebih besar, tidak selalu harus diwujudkan menjadi sesuatu yang pasti. Pada akhirnya, kebahagiaan juga bisa hadir dalam hubungan yang tidak berlabel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ide Dekorasi Natal untuk Percantik Entryway, Sambut Tamu dengan Meriah!

11 Des 2025, 19:15 WIBLife