Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Logis Memantaskan Diri sebelum Bertemu Jodoh Sejati

ilustrasi pasangan (pixabay.com/StockSnap)

Menemukan jodoh sejati memanglah tidak semudah itu. Bagaimana tidak, setiap orang pasti memiliki kriterianya masing-masing, termasuk kamu. Adanya kriteria itulah yang menyebabkan tak semua orang yang datang dalam hidupmu bisa diterima menjadi jodohmu. Ya, kamu dengan berbagai kriteria yang ada itu mendambakan sosok pasangan yang begitu baik dalam berbagai aspek.

Sayangnya, kamu yang menginginkan pasangan baik itu mungkin lupa untuk memperbaiki diri. Nah, untuk membantu meyakinkan hatimu yang masih ragu, berikut alasan-alasan logis untuk bisa memantaskan diri sebelum bertemu dengan jodoh sejati.

1. Jodoh adalah cerminan diri

ilustrasi pasangan (pixabay.com/adamkontor)

Pernahkah kamu bercermin? Lantas, apa yang kamu lihat? Tentunya bayangan dirimu yang memantul dari cermin tersebut, ya. Di situ, kamu bisa melihat bahwa saat kamu selesai merias diri, maka bayangan di cermin memunculkan sosok dirimu yang cantik. 

Pun sebaliknya, saat kamu tengah kucel, maka kamu juga akan melihat sosok yang kucel dari cermin. Hukum  semacam itulah yang berlaku dalam pertemuan dengan jodoh sejati. Saat kamu memantaskan dirimu dengan sebaik mungkin, maka cerminan dari dirimu itulah yang akan menjadi jodohmu, pun berlaku sebaliknya, ya.

2. Ia yang baik memilki kriteria yang baik pula

ilustrasi pasangan (pixabay.com/panajiotis)

Siapa sih yang gak ingin mendapatkan jodoh sejati, yang merupakan sosok pasangan yang baik dalam segala aspek? Rasanya semua orang menginginkannya, termasuk dirimu. Sayangnya, mungkin kamu belum sadar kalau ia yang baik itu juga mendambakan pasangan yang baik pula.

Dengan kata lain, bukan cuma kamu yang punya kriteria, tapi dia calon jodohmu itu juga punya kriteria. Jadi, pertanyaannya sekarang, apakah sejauh ini kamu sudah cukup baik untuk mendambakan pasangan yang baik? Kalau jawabannya belum, ya kamu harus memperbaiki diri hingga pantas bersanding dengan ia yang baik pula.

3. Jodoh bertemu dalam satu circle

ilustrasi pasangan (pixabay.com/Takmeomeo)

Contoh sederhananya, bukankah kamu sering melihat cinta tumbuh karena terbiasa bersamamu? Ya, misalnya seperti seorang dokter yang berjodoh dengan dokter pula. Jika dipelajari polanya, dari hal tersebut bisa diketahui bahwa cinta gak datang begitu saja, melainkan karena terdapat rasa nyaman dan nyambung. 

Oleh karena itu, jodoh sejati besar kemungkinannya berada dalam satu circle, nih. Dengan begitu, kalau circle kamu berada di lingkungan yang baik, tentunya jodoh sejatimu juga baik. Yang mana untuk bisa masuk dalam circle yang baik, ya kamu harus memantaskan diri menjadi pribadi yang baik.

4. Demi kenyamanan secara jangka panjang

ilustrasi pasangan (pixabay.com/ 3194556)

Mungkin kamu sudah tak asing lagi dengan istilah cinta itu buta. Kebutaan tersebut membuat pelakunya jadi tak sadar kalau dalam keseharian mereka ternyata tak cocok. Yakin dan percayalah bahwa kehidupan yang begitu kompleks ini tak cukup hanya bermodal cinta saja, ya.

Untuk bisa mengimbangi pasanganmu dengan kehidupannya yang X, maka kamu harus memantaskan diri menjadi pribadi X. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan dalam hubungan cintamu.

5. Sebagai tolak ukur untuk maju atau mundur

ilustrasi pasangan (pixabay.com/panajiotis)

Kalau kamu sudah memantaskan diri dengan semaksimal mungkin, lalu ternyata seseorang yang kamu dambakan itu jauh dari jangkauanmu, maka jangan dipaksakan. Kalau pantasnya hanya segitu, ya artinya dia bukan jodoh sejatimu.

Dengan kata lain, berusaha memantaskan diri dengan dia itu bisa menjadi tolak ukur apakah kamu bisa mendampinginya atau tidak. Mungkin saja dia terlalu tinggi untuk digapai, pun sebaliknya, atau sederajat hanya saja berbeda dimensi. Sehingga, sekeras apa pun kamu dan dirinya saling memantaskan diri tak akan pernah bertemu titik tengahnya.

Nah, itu tadi ulasan terkait alasan logis untuk kamu bisa belajar memantaskan diri sebelum bertemu dengan jodoh sejatimu. Ingat, kamu cukup berusaha memantaskan diri dengan sebaik mungkin. Untuk urusan hasil, itu semua berada di luar kuasamu. Jika memang tak cocok, jangan paksakan dirimu untuk pantas dengannya sampai tak sadar kamu menyakiti dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us