Bagaimana Jika Tuhan Hanya Mempertemukan, Bukan Menyatukan?

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
Banyak hal yang sungguh misterius di planet ini. Bahkan untuk urusan cinta, Sang Pemilik Hakiki punya cara tersendiri dalam menentukan untuk makhluknya. Pertemuan dengannya yang tak bisa diprediksi membawa kita menari-nari dalam nelangsa angan. Terjatuh pada sebuah lubang yang dinamai “cintai”.
Menjadikan rindu sebagai tempat pulang dan bersandar. Segalanya dituntaskan di sana. Namun tak ada yang tahu kehidupan selanjutnya seperti apa. Tugas manusia hanyalah berusaha dan berlapang dada menerima hasilnya. Pun berlaku pada cinta.
Cinta yang berawal dari pertemuan membawa resah, rindu dan keyakinan. Namun, bagaimana jika Tuhan tak ingin menyatukan. Takdir hanya membawa kita pada titik temu bukan pada titi satu tujuan meski kerap membawamu terpukau atas nama cinta.

Sang Pemilik adalah satu-satunya yang paling berhak menentukan jalannya. Bukankah cinta diciptakan memang hanya untuk menemui titik temu? Pada siapa, dan sampai kapan hanyalah perihal takdir. Kita bisa menentukan jodoh kita, namun kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita jatuh cinta. Manusia pada hakikatnya makhluk tak terkendali. Mengenai perasaan, hati, dan semua keinginan.
Pertemuan yang mengisyaratkan pada cinta dan rindu membawa keinginan untuk memiliki. Semua orang pernah terjerembab dalam perkara itu. Namun lagi-lagi, tak semua berjalan sesuai keinginan. Kau mungkin bisa memiliki keinginan untuk terus menyatu, tapi takdir juga punya cara tersendiri memerankan lakonnya.

Semua orang menginginkan untuk mencintai sekali, memiliki rindu untuk pulang sekali dan berlabuh di pelabuhan terakhir. Namun, kita kadang lupa satu hal, untuk bisa sampai ke pelabuhan terakhir ada beberapa destinasi liburan yang harus dilalui sebelum akhirnya menetap. Mungkin saja pertemuan pertama hanyalah untuk liburan menuju destinasi terakhir dan akhirnya menetap.
Kita akan memiliki banyak sekali pertemuan destinasi untuk sampai. Itulah mengapa Tuhan ikut andil untuk setiap episode hidup ini. Merasa bahwa pertemuanmu dengannya hanyalah destinasi liburan, sebab Tuhan hanya ingin mempertemukan sekali, dua kali, sebelum menyatukan yang terakhir kalinya. Pelabuhan terakhir untukmu.