Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bahaya Istri Tidak Bekerja padahal Suami Pelit, Usaha Sendiri, yuk

ilustrasi keluarga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Berpasangan dengan seseorang yang pelit gak sama dengan bila penghasilan suami memang tidak terlalu besar. Setinggi apa pun pendapatan suami, kalau dia pelit pada anak dan istri, kamu akan tetap sengsara.

Istri perlu lebih berani mengambil keputusan buat bekerja. Kalau tak memungkinkan untuk istri bekerja di luar rumah, minimal menjalankan usaha atau bekerja lepas dari rumah. Kelima bahaya ini cepat atau lambat bakal dirasakan semuanya jika kamu sebagai istri tetap tidak ikut mencari uang.

1. Kebutuhan rumah tangga tak terpenuhi dengan baik

ilustrasi memasak (pexels.com/Kamaji Ogino)

Mau sampai kapan kamu cuma bisa uring-uringan akibat persoalan gas atau minyak goreng yang habis, tapi suami tak juga memberimu uang buat membelinya? Padahal kalau dia pulang gak ada makanan, kamu juga yang kena marah.

Kasihan juga dengan anak-anak yang pulang sekolah dalam keadaan lapar. Sedang untuk membeli makanan matang di luar saja kamu tidak memegang uang.

Situasi seperti ini akan membuatmu sangat stres. Jika kamu punya uang sendiri, ketergantunganmu pada suami menjadi lebih rendah.

2. Gak ada bujet buat perawatan diri

ilustrasi merawat diri (pexels.com/Los Muertos Crew)

Hampir semua perempuan suka merawat diri. Bagi perempuan, perawatan diri adalah salah satu cara paling efektif buat menurunkan stres dan membuat mereka lebih percaya diri. Akan tetapi dengan sifat pelit suami yang keterlaluan, jangankan perawatan diri.

Dia memberimu uang lebih sekadar buat beli pembalut saja belum tentu. Kamulah yang harus menghemat bujet belanja rumah tangga sedemikian rupa biar masih ada sisa untuk membeli pembalut dan sedikit bedak. Sudah pusing mengurus rumah tangga sehari penuh, masih pula kamu tak punya kesempatan buat menyenangkan diri.

3. Makan hati karena kerap dibilang tidak pandai mengatur uang

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kalau suami yang pelit didesak untuk menambah uang belanja, dia pasti berbalik menyerangmu. Sudah berapa kali ia menyebut kamu kurang pintar dalam mengatur keuangan? Lalu menceramahimu seharusnya begini begitu.

Padahal, masalahnya bukan pada perilakumu yang boros melainkan bujet yang dibuat suami tidak sesuai dengan kebutuhan keluarga. Tekanan psikis yang terus-menerus seperti ini gak bagus buat kamu. Akhiri keributan ini dengan menunjukkan bahwa kamu mampu menutup kebutuhan yang diabaikannya.

Jangan berpikir ini akan menguntungkan suami saja karena kamu yang pada akhirnya memikul beban itu. Lihatlah sisi positif ketika kedudukanmu menjadi setara dengannya.

Dengan bekerja, kamu bukan cuma pandai mengatur uang melainkan juga menghasilkannya. Dia tak bisa lagi menceramahimu seenak hati.

4. Tak bisa membantu orangtua

ilustrasi orangtua sakit (pexels.com/Alex Green)

Akan ada satu titik ketika perasaanmu bercampur antara sedih sekaligus membenci diri sendiri, yaitu saat orangtuamu sakit, membutuhkan bantuan biaya, dan kamu gak bisa melakukan apa-apa. Bahkan bila orangtuamu tidak mempersoalkannya, saudara-saudaramu belum tentu.

Setahu mereka, pekerjaan suamimu bagus. Akan sulit buat mereka percaya bahwa kamu tidak pernah diberi cukup uang oleh suami sendiri. Ini dapat membuat kamu dipandang miring oleh saudara-saudara yang bahu-membahu menyokong kebutuhan orangtua.

5. Bingung tidak punya uang pegangan dalam situasi darurat

ilustrasi krisis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Contoh situasi darurat, kamu ditelepon oleh pihak sekolah karena anakmu tahu-tahu sakit atau mengalami cedera yang cukup parah. Seharusnya, kamu segera membawanya ke rumah sakit dan masalah selesai. Namun karena kamu gak pegang uang yang cukup, situasinya jadi rumit.

Kamu mungkin malu buat meminjam uang dari tetangga apalagi guru anak. Begitu pula seandainya terjadi sesuatu yang buruk pada suami. Kamu tidak bisa mengambil tabungannya. Sungguh memalukan apabila penghasilan suamimu lumayan, tapi kamu sampai kesulitan dalam situasi darurat begini.



Ketika kamu tidak ingin menjadikan perceraian sebagai solusi dari masalah sifat suami yang pelitnya minta ampun, solusi lain hanyalah kamu bekerja. Bila suami keberatan, beri dia dua pilihan. Berubah menjadi lebih royal pada anak istri atau kamu tetap akan mencari uang sendiri sekalipun dia tak menyukainya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Albin Sayyid Agnar
EditorAlbin Sayyid Agnar
Follow Us