5 Fase yang Dialami Si 'Brutally Honest' Saat Bertengkar Sama Pasangan

Seseorang yang dilabeli brutally honest memang tak jarak bikin makan hati. Walaupun ucapannya memang yang sesungguhnya, tapi tetap saja kadang hati tak siap untuk menerima kejujuran sepahit itu. Apalagi, jika dia juga adalah tipikal yang cuek.
Alhasil, cap gak peka atau bahkan gak terlalu peduli dengan pasanganpun lekat padanya. Padahal, dibalik sikapnya yang sangat menyebalkan itu, ternyata tersimpan hati yang tak kalah lembut, lho.
Misalnya, saat dia bertengkar dengan pasangannya. Nah, berikut ini nih yang dia rasakan!
1. Dia tak bermaksud melakukan serangan verbal, tapi memang kejujuran itulah yang pahit

Dia tak gemar berbasa-basi. Ucapannya memang kadang pedas, tapi dia tak bermaksud menyerangmu secara verbal. Dia hanya mengutarakan apa yang sebenarnya, jika kamu salah ya salah. Baginya 'iya' adalah 'iya', dan 'tidak' adalah 'tidak'.
Jangan heran, pasangannya sempat dibuat makan hati sebab dia yang terlalu gamblang. Toh, itupun demi kebaikan, daripada bermulut manis tapi omong kosong semata. Lagipula, diapun tak mengumpat, berkata kasar, ataupun mendiskritkan kodratmu sebagai manusia, kok.
2. Lebih baik jujur walau pahit, dia kadang tak sadar kejujuran itu melukai pasangannya

Memang sudah sikap bawaannya yang bicara apa adanya. Diapun kadang tak mengira jika pasangannya merasa terintimidasi atau terluka dengan kata-katanya. Percayalah, dia tak bermaksud jahat, kok.
Dia hanya berusaha langsung pada intinya tanpa harus memoles polemik itu dengan kata-kata manis terlebih dahulu. Dia ingin menjalani hubungan yang terbuka satu sama lain. Prinsipnya, jujur itu harga mati sebab kejujuran jugalah yang akan mejembatani hati.
3. Ketika sadar sikap pasangan berubah, diapun jadi bingung sendiri

Dia mulai menangkap perubahan sikap pasangannya pasca pertengkaran tersebut. Lalu dia membiarkan pasangannya berjarak beberapa saat untuk menenangkan diri. Tuh, dia peka, kok! Namun, dia juga bingung harus berbuat apa sebab memang sudah sifatnyalah dengan kejujuran yang tak tanggung-tanggung tersebut.
Dia menimbang-nimbang ucapannya kala itu, memutar otak untuk meredakan pertengkaran kalian yang ternyata justru makin berantakan. Guys, si brutally honest juga bisa galau, lho.
4. Dia mencoba mengubah gayanya, tapi ternyata pasangannya malah makin marah

Dia merasa tak enak pada pasangannya, walaupun dia tetap saja beranggapan apa yang dia katakan itu memang sudah apa adanya. Dia berusaha bersikap jauh lebih manis seperti tipikal wanita yang kerap disukai oleh pria. Dia berusaha menenangkan pertengkaran, walaupun dia sendiri merasa canggung dengan sikap manis yang bertolak belakang dengannya itu.
Sayangnya, pasangannya kadang tak sempat melihat usahanya. Dia malah makin naik pitam sebab menganggap kekasihnya yang cuek tersebut tak menseriusi pertengkaran mereka.
5. Akhirnya malah dia yang menangis sendiri, namanya juga sayang

Dia tak tahu lagi harus berbuat apa, lalu menangis. Dia juga sama seperti wanita lain, kok. Diapun tak ingin kehilangan orang yang disayanginya. Jauh di lubuk hatinya, dia berharap pasangannya memahami sikapnya yang satu itu. Toh, dia memang tak bermaksud jahat kok. Bukankah kejujuran itu terkadang memang begitu pahit?
Setidaknya dia tidak berkamuflase di depan pasangannya. Agaknya, diapun dapat menjadi sosok yang dapat diandalkan untuk dimintai pendapat yang objektif, nih.
Tuh, walaupun makan hati, tapi ada sisi positifnya juga kan punya pasangan yang Brutally honest? Perbanyak tabungan sabar dan woles aja ya, bro.