Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menghadapi Teman yang Suka Overpromise, Biar Gak Dikecewain

ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Charlotte May)
ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Charlotte May)

Punya teman yang sering janji manis tapi realitanya jauh panggang dari api? Misalnya bilang bakal bantu, datang tepat waktu, atau menjaga rahasia, tapi ujung-ujungnya selalu ada alasan. Sikap seperti ini sering disebut overpromise, terlalu banyak berjanji, tapi sedikit yang benar-benar ditepati. Awalnya mungkin terasa sepele, tapi lama-lama bisa bikin rasa percaya luntur dan hubungan jadi renggang.

Teman yang suka overpromise biasanya gak berniat jahat, hanya terlalu optimistis atau ingin terlihat bisa diandalkan. Namun, jika terus dibiarkan, hal ini bisa bikin frustrasi dan menimbulkan ekspektasi palsu. Daripada terus merasa kecewa, lebih baik tahu cara menyikapinya dengan bijak. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu menghadapi teman seperti ini tanpa merusak hubungan pertemanan.

1. Kenali pola janjinya secara objektif

ilustrasi diskusi teman (pexels.com/William Fortunato)
ilustrasi diskusi teman (pexels.com/William Fortunato)

Langkah pertama adalah menyadari dan memahami pola perilaku teman yang suka overpromise. Coba perhatikan situasi apa saja yang biasanya membuatnya banyak berjanji, apakah saat ingin terlihat baik, saat ingin menutupi kesalahan, atau karena ingin dianggap bisa diandalkan. Dengan mengenali pola itu, lebih mudah menentukan bagaimana sebaiknya bersikap tanpa terbawa emosi.

Pendekatan ini penting agar gak terjebak dalam siklus harapan palsu yang berulang. Saat sudah paham polanya, kita bisa lebih realistis dalam menilai ucapannya. Daripada langsung percaya setiap janji, jadikan itu sebagai bonus kalau benar-benar ditepati. Sikap objektif akan membantu menjaga kesehatan emosional sekaligus mempertahankan hubungan tetap rasional.

2. Turunkan ekspektasi dengan bijak

ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Tim Douglas)
ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Tim Douglas)

Salah satu kunci agar gak terus kecewa adalah menurunkan ekspektasi. Jangan menuntut teman seperti itu untuk selalu menepati janji, karena itu hanya memperbesar peluang kecewa. Fokuslah pada tindakan nyata, bukan pada kata-kata manis yang sering keluar tanpa realisasi. Dengan begitu, kita gak perlu terus merasa dikhianati ketika hasilnya tak sesuai ucapan.

Menurunkan ekspektasi bukan berarti jadi acuh atau dingin, tapi lebih ke arah menjaga keseimbangan. Kita tetap bisa menghargai niat baiknya tanpa menggantungkan harapan terlalu tinggi. Ketika ekspektasi realistis, setiap hal kecil yang ia tepati justru terasa lebih berharga. Ini membantu hubungan tetap sehat tanpa beban perasaan yang berlebihan.

3. Komunikasikan dengan cara yang tenang

ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Edmond Dantès)

Kalau perilaku overpromise-nya sudah mulai mengganggu, komunikasi tetap jadi jalan terbaik. Sampaikan perasaan secara jujur tapi tenang, tanpa menyalahkan atau menuduh. Gunakan kalimat yang fokus pada dampak, misalnya, “Aku merasa kecewa waktu kamu gak datang seperti yang dijanjikan.” Pendekatan seperti ini lebih efektif dibanding langsung menuding dan memperkeruh suasana.

Dengan komunikasi terbuka, teman tersebut mungkin baru sadar bahwa kebiasaannya berjanji berlebihan justru membawa efek negatif. Kadang mereka gak tahu bahwa tindakannya melukai perasaan orang lain. Memberi ruang untuk saling memahami bisa jadi titik balik bagi hubungan yang lebih sehat dan realistis. Kuncinya adalah sabar dan tetap menghargai proses perubahan.

4. Jangan selalu memberi toleransi berlebihan

ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Zen Chung)
ilustrasi obrolan teman (pexels.com/Zen Chung)

Terlalu sering memaafkan atau menoleransi perilaku overpromise justru bisa memperburuk keadaan. Jika selalu diberi kesempatan tanpa konsekuensi, teman itu bisa menganggap ucapannya gak masalah meski jarang ditepati. Toleransi memang penting, tapi batasnya juga harus jelas agar kita gak terus dimanfaatkan oleh janji kosong.

Mulailah dengan menetapkan batas yang tegas namun tetap sopan. Misalnya, jangan langsung percaya sebelum ada bukti nyata, atau kurangi ketergantungan pada ucapannya. Sikap seperti ini bukan berarti keras hati, tapi bentuk dari menghargai diri sendiri. Dengan cara itu, teman yang suka overpromise pun lama-lama belajar untuk lebih berhati-hati dalam berjanji.

5. Hargai perubahan kecil yang positif

ilustrasi mendukung teman (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi mendukung teman (pexels.com/Liza Summer)

Walau teman seperti itu sering mengecewakan, jangan lupa untuk menghargai setiap usaha perbaikan yang ia tunjukkan. Perubahan gak selalu besar atau cepat, kadang dimulai dari hal sederhana seperti berusaha tepat waktu atau menepati janji kecil. Memberi apresiasi pada perubahan kecil bisa memotivasi dia untuk lebih konsisten dalam bertindak.

Menunjukkan penghargaan bukan berarti menutup mata terhadap kesalahan, melainkan mendorong perkembangan yang lebih baik. Setiap orang bisa berubah asalkan diberi ruang dan waktu. Dengan menghargai langkah kecil itu, hubungan bisa tumbuh lebih sehat, penuh pengertian, dan saling mendukung.

Menghadapi teman yang suka overpromise memang butuh kesabaran ekstra dan kepekaan emosional. Bukan hanya soal menghindari kekecewaan, tapi juga belajar menempatkan kepercayaan pada porsi yang tepat. Kadang, menjaga hubungan bukan berarti selalu memaklumi, melainkan tahu kapan harus tegas dan kapan memberi ruang untuk berubah. Dengan sikap seimbang, hubungan pertemanan tetap bisa berjalan tanpa harus terus merasa dirugikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Tren Desain Minimalis yang Bikin Rumah Terlihat Lebih Luas dan Rapi

06 Okt 2025, 19:32 WIBLife