5 Ciri Sahabat Kamu yang Terlalu Ikut Campur Hubungan Asmara

Tiap kali kalian bertemu, sahabatmu ini gak pernah absen menanyakan perkembangan hubungan asmaramu. Seolah-olah gak ada topik lain yang lebih menarik untuk dibahas gitu. Awalnya, sih, kamu menganggap ini sebagai bentuk perhatian dia sebagai teman. Tapi lama-lama, kamu merasa pertanyaan yang diajukan sudah melewati batas privasimu.

Alhasil, kamu mulai merasa risih dan berusaha mengalihkan obrolan ke hal lain. Anehnya lagi, doi selalu bisa menggiring percakapan kalian kembali ke masalah asmaramu itu. Kalau sudah begini, bisa dipastikan sahabatmu sudah ikut campur terlalu dalam soal hubungan asmara kalian. Lain kali ada baiknya kamu jangan sampai terpancing olehnya, ya.

Tahu kamu lagi ada masalah sama pacar, dia langsung gercep menawarkan bantuan. Ya, sebagai sesama teman pasti kamu akan menerima tawarannya itu dengan senang hati, dong. Tetapi nyatanya, yang doi lakukan gak cukup dengan memberikan dukungan atau mendengarkan keluh kesahmu saja. Dia bahkan bersedia turun tangan tanpa diminta, tuh.

Kelihatan seperti super hero, sih. Tapi siapa juga yang minta bantuan? Sementara dia sendiri gak begitu paham duduk permasalahannya. Dalam kasus ini, temanmu memposisikan diri sebagai sahabat.

Otomatis dia condong membela kamu, dong. Padahal belum tentu pacarmu yang salah. Eh, dia main marah-marah dan menyalahkan orang saja. Bukannya kelar yang ada masalah kalian jadi melebar ke mana-mana, nih.

Merasa kurang puas mengorek informasi darimu, diam-diam ia sering stalking ke Instagram pacarmu. Buat apa lagi kalau bukan mendapatkan informasi yang dia butuhkan. Seperti, apakah ada postingan yang mencurigakan? Misalnya saja, pacarmu mengunggah foto yang terlihat dekat dengan lawan jenis.

Nah, nantinya temuan ini bakal dikonfirmasi ke kamu, deh. Apakah kamu curiga sama sikap pacaramu akhir-akhir ini apa tidak. Kadang kamu suka heran sama tingkah polahnya itu. Meskipun berniat baik, supaya kamu gak disakiti sama pacar, tapi tetap saja yang dia lakukan itu sudah keterlaluan dan melanggar privasi, lho.

Bak seorang pengacara, temanmu ini selalu memberikan saran dan jalan keluar untuk setiap masalah asmara yang sedang kamu hadapi. Terdengar baik dan setia kawan bukan? Memang kelihatannya itu tindakan yang positif. Tapi jika semua saran yang diberikan harus kamu turuti itu, sih sudah kelewatan, lho.

Sah-sah saja, kok, memberikan nasihat. Namun jangan sampai memaksakan pola pikir kita ke orang lain. Belum tentu saran yang sahabatmu katakan itu sesuai dengan keinginanmu. Siapa tahu, setelah dijalankan justru masalahnya malah kian menjadi-jadi. Kalau sudah begitu, apakah kawanmu ini mau bertanggung jawab?

Coba ingat-ingat lagi apa yang temanmu perbuat saat kamu jomlo dulu. Pasti dia jadi salah satu orang yang paling ngotot mencarikan jodoh untukmu. Sedangkan sebenarnya saat itu kamu belum mau punya pacar. Tapi dia tetap mendesakmu untuk PDKT sama kandidat pilihannya.

Karena sulit memberikan penolakan, akhirnya kamu menuruti keinginannya juga. Kamu rela melakukan pendekatan dengan orang yang mungkin jauh dari kriteria idamanmu. Hanya untuk membuat sahabatmu itu lega.

Lain kali jika hal serupa terjadi lagi, kamu harus menolak dengan tegas, ya! Jangan membiarkan orang lain ikut campur masalah pribadimu. Sekali pun orang itu adalah sahabatmu sendiri.

Meskipun keberadaan pacar dan sahabat itu sama pentingnya, tapi ada kalanya mereka gak perlu selalu saling dilibatkan. Kamu wajib bersikap tegas, ketika temanmu memperlihatkan kelima ciri tadi. Jangan sampai sikap ini diremehkan dan pada akhirnya jadi bumerang bagi dirimu sendiri. Gak mau kan kalau hubunganmu dengan sahabat dan pacar jadi renggang karena salah paham?