5 Hal yang Gak Disadari Merusak Batasan dalam Hubungan Sosial

Sudah seharusnya kamu punya batasan dalam hubungan, entah itu hubungan persahabatan, percintaan, dan lainnya. Batasan membuat hubunganmu terjalin secara sehat dan berkelanjutan. Tanpa batasan yang jelas, suatu hubungan bisa saja menjadi toxic. Batasan membantu kamu memahami dirimu sendiri, membuatmu mengetahui mana yang nyaman dan gak nyaman bagimu, serta bagaimana kamu ingin diperlakukan oleh orang lain, termasuk orang terdekatmu.
Gak hanya punya batasan, sebagai makhluk sosial, kamu juga perlu menghormati batasan orang lain. Namun, gak sedikit dari kita yang secara sadar atau gak sadar melanggar batasan yang dibangun. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal maupun faktor internal seperti kurangnya bersikap asertif.
Ada hal-hal sederhana yang ternyata bisa merusak batasan dalam sebuah hubungan. Kalau kamu menjumpai hal-hal ini, kamu perlu mengomunikasikannya dengan pihak yang bersangkutan dan berlaku lebih tegas terhadap batasan yang telah kamu buat!
1. Mengambil keputusan secara sepihak

Apakah kamu atau orang terdekatmu kerap mengambil keputusan secara sepihak dalam sebuah hubungan? Sebuah keputusan adakalanya memengaruhi kedua belah pihak. Jika begitu, penting untuk melakukan komunikasi dua arah dengan diskusi. Namun, kalau temanmu mengambil keputusan sendiri begitu saja, ini menandakan ia telah melanggar batasan dalam hubungan. Sebab, temanmu menunjukkan bahwa ia kurang menghargai pendapat maupun peranmu dalam hubungan yang kalian jalin.
Misalnya, temanmu membuat rencana yang melibatkanmu, tapi tanpa bertanya kepadamu lebih dulu. Atau, temanmu menggunakan barang-barangmu tanpa izin. Kedekatan bukan berarti pihak yang terkait dapat berlaku seenaknya. Justru, kedekatan seharusnya membuat orang bersikap pengertian terhadap ruang pribadi masing-masing.
Ingat, batasan pribadi dalam sebuah hubungan lebih dari sekadar sopan santun, tapi juga tentang rasa saling menghormati, membangun kepercayaan, serta menjaga kesehatan mental maupun emosional.
2. Terlalu bergantung dalam segala aspek

Bukan hanya ketergantungan emosional, tapi juga ketergantungan fisik, ketergantungan finansial, dan lainnya. Saling mendukung satu sama lain memang suatu keharusan dalam hubungan yang sehat, menjadi support system. Namun, bukan berarti sikap mendukung ini membuat kamu kehilangan batasan pribadi atau mengorbankan diri sendiri secara berlebihan.
Kalau orang terdekatmu terlalu banyak bergantung padamu, ini menandakan ia telah melanggar batasan. Misalnya, terus menerus meminta perhatian darimu, harus kemana-mana denganmu, harus selalu bersamamu, gak bisa memutuskan keputusan sendiri tanpa melibatkanmu, dan lainnya. Perilaku ini merugikan kedua belah pihak: orang terdekatmu mungkin jadi gak bisa bersikap mandiri, sementara kamu mungkin jadi merasa terkuras energi.
3. Berlebihan dalam mengkritik pilihan pribadi

Memang, kita gak bisa mengendalikan apa yang orang lain katakan dan pikirkan tentang kita. Termasuk ketika mereka memberikan kritiknya. Kritik memang diperlukan untuk membantu kita bertumbuh dan berkembang. Namun, jika kritik itu dilayangkan tanpa dasar dan secara berlebihan, hal itu jelas membuat seseorang merasa gak nyaman.
Kalau orang terdekatmu terus-menerus mengkritik soal pilihan personalmu, seperti penampilan fisik, hobi, atau pilihan pribadi lain yang gak merugikan siapa pun, kamu perlu mengomunikasikan kembali batasanmu padanya. Menerima dan menghargai perbedaan termasuk etika dasar dalam sebuah hubungan.
4. Membuat lelucon yang merendahkan atau menyakitkan

“Gitu aja baper,” kamu pernah atau sering mendapat pernyataan semacam itu? Humor memang sebuah bumbu yang dapat membuat hubungan menjadi lebih segar dan menyenangkan. Namun, bukan berarti kita dengan seenaknya dapat melontarkan lelucon tanpa dibarengi dengan konteks dan empati.
Jika lelucon itu jatuhnya merendahkan, bahkan sekalipun niatnya gak demikian, itu sudah melanggar batasan orang lain. Jangan bersembunyi dari kesalahan di balik kata baper. Batasan yang sehat berarti humor digunakan untuk membangun kebersamaan, bukan untuk meruntuhkan atau menyudutkan orang lain. Kalau kamu mendapati lelucon yang merendahkanmu, jangan ragu untuk menyampaikan dengan tenang kalau lelucon semacam itu gak nyaman.
5. Membandingkan hubungan

Kita mungkin pernah atau sering membandingkan hubungan, gak terbatas pada hubungan percintaan, tetapi juga pertemanan, dan lainnya. Misalnya, kamu menyampaikan kepada temanmu bahwa hubunganmu dengannya gak sebaik hubunganmu dengan temanmu yang lain, entah itu secara langsung atau gak, tanpa sadar atau secara sadar. Kalau tujuannya untuk merendahkan atau meremehkan, hal ini jelas bisa merusak batasan dalam sebuah hubungan. Padahal, setiap hubungan itu unik, punya tantangan dan kesenangannya tersendiri.
Membandingkan hanya akan menumbuhkan kecemburuan, iri, dan perasaan gak nyaman. Batasan yang sehat berarti fokus pada dinamika dalam sebuah hubungan, ya, yang didasarkan pada nilai-nilai serta kebutuhan masing-masing pihak, bukan berdasarkan perbandingan dengan orang lain.
Apakah kamu pernah atau sering melakukan hal-hal itu? Jika iya, kamu bisa kembali memahami pentingnya batasan yang sehat dalam sebuah hubungan. Ingat, batasan bukan untuk membuat orang menjadi berjarak, melainkan untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan saling respek.