6 Hal yang Harus Diwaspadai dari Calon Pasangan, Jangan Anggap Sepele!

Kalau kamu menganggap hal ini sebagai hal yang wajar, coba direnungkan kembali. Jangan sampai kamu memilih orang yang sebenarnya sangat tempramental dan bisa melakukan kekerasan fisik terhadapmu. Biasanya orang seperti ini suka kebablasan ketika marah. Mungkin dari hanya melakukan cubitan kecil atau mendorong tunbuhmu.

Tanda-tanda kecil seperti ini saja sudah menunjukkan bahwa dirinya punya potensi untuk melakukan kekerasan. Maka sebaiknya kamu pikirkan kembali. Jangan tutup mata, apalagi kalau sebenarnya hal itu sering dia lakukan. Walau sudah minta maaf tapi sering dilakukan, maka bisa jadi wataknya memang seperti itu.

Micro cheating atau selingkuh berskala kecil itu bisa berupa dia ngeDM orang lain dengan bahasa yang merayu dan seperti PDKT. Hal ini biasanya sering ditemukan oleh pasangan. Walau belum terjadi apa-apa, dan mungkin orang yang dituju juga tak memberi respon berarti, ini sudah menunjukkan bahwa dirinya suka tebar pesona. 

Sikap ini tentu saja sangat berbahaya jika dibawa ke dalam pernikahan. Karena kehidupan setelah menikah pun tidak akan jauh lebih ringan. Akan banyak kendala, yang bisa membuat orang yang suka tebar pesona berpikir itu hal yang wajar dilakukan. Pertanyaannya, apakah kamu bisa menerima?

Hati-hati juga sama calon pasangan yang tidak bijak dalam membelanjakan uangnya. Kenali sedari pacaran bagaimana cara dia mengelola keuangannya. Jika masih buruk, sebaiknya jangan dibawa ke pernikahan terlebih dahulu. Coba cek, apakah dia punya banyak utang atau tidak.

Karena biasanya setelah menikah utang itu menjadi tanggung jawab suami dan istri. Sebelum terjebak dalam kondisi dimana kamu mau tidak mau membayarkan utang pasangan, coba cek kondisi keuangannya sebelum menikah. Jika masih banyak tanggungan dan belum terselesaikan dengan baik, jangan buru-buru menikah dulu.

Setelah menikah, apa saja yang kamu pilih tidak bisa di-refund kembali. Termasuk keluarga dari pasanganmu. Suka tidak suka, kamu harus bisa menerima mereka sebagai keluarga baru dirimu. Maka dari itu, sebelum menikah kenali dulu keluarga calon pasangan. Tidak perlu sampai nyaman, tetapi cukup ketahui bagaimana siklus kehidupannya.

Apakah mereka mandiri secara ekonomi? Atau masih bergantung dengan pasangan. Bagaimana sikap dan karakter keluarga juga sangat berpengaruh nantinya. Jangan sampai rumah tangga barumu harus goyang karena ada masalah yang berasal dari keluarga besar. 

Lihat karakter seseorang itu bisa tercermin dari cara kerjanya juga. Apakah pasanganmu itu bertanggung jawab sama pekerjaannya? Atau justru suka mengeluh terus akan pekerjaan dia selama ini. Hal ini juga perlu diperhatikan. Apalagi kalau nantinya dia akan jadi kepala dalam rumah tangga.

Orang yang malas dan uring-uringan dalam mencari uang, sukar untuk berkembang. Karena kalau sudah malas, rezeki pun akan menjauh. Kebayang kalau sudah menikah dan akhirnya dia dipecat karena malas orangnya? Tentu ini akan mengganggu kesejahteraan hidup juga, bukan?

Melihat keimanan seseorang tidak melulu harus menghitung berapa kali dia berdoa dalam satu hari. Yang paling penting adalah melihat apakah dia takut sama Tuhan atau tidak? Simpel saja caranya. Orang yang takut Tuhan tidak akan mendekati medan dosa.

Artinya dia tak akan bergaul dengan orang yang misalnya suka mabuk dan berjudi. Secara otomatis dia akan menghindari lingkungan yang negatif. Tentunya ini penting, karena orang yang tidak takut akan Tuhan, akan sukar membawa keluarganya dalam kebenaran. Apalagi akan ada anak yang lahir kelak.

Oleh sebab itu, jika sekiranya dirimu masih ragu sama pasangan berdasarkan pertimbangan enam hal di atas, sebaiknya jangan menikah dulu. Lebih baik gagal resepsi daripada gagal dalam perjalanan mengarungi rumah tangga.