Membuka hati memang gak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih jika kamu adalah orang yang sensitif dan sangat perasa. Biasanya kamu cenderung lebih selektif dalam menentukan orang yang bisa dekat dengan dirimu.
Selain karena punya hati yang sensitif, memang ada faktor lain yang bisa membuatmu kesulitan dalam membuka hati. Dari trauma hingga belum move on, berikut lima hal yang membuatmu sulit membuka hati kembali. Baca terus sampai akhir, ya!
Bagaimana bisa kamu membuka hati jika hatimu dipenuhi dendam yang belum tuntas? Padahal, dendam hanya membuat hidupmu stagnan dan gak berubah menjadi lebih baik. Pikiranmu pun fokusnya hanya untuk membalaskan rasa sakit hati dan bukan untuk menata hidup kembali.
Kalau kamu mau hatimu bisa pulih kembali, cara pertama yang harus kamu lakukan adalah membuang semua dendam yang ada di dada. Belajarlah melepaskan semua dendammu dan belajarlah memaafkan. Dengan begitu, hatimu akan jauh lebih tenang dan bisa melihat kebahagiaan baru yang ada di sekitarmu.
Jika kisah asmaramu di masa lalu berakhir secara gak baik, membuat hatimu sakit, dan membuatmu mati rasa, sudah selayaknya semuanya kamu obati. Jangan membiarkan semua rasa itu terus tumbuh dan kamu tetap memakai topeng baik-baik saja di depan manusia lainnya.
Terima bahwa hatimu sakit dan terima bahwa kamu memang kehilangan cinta. Semua penerimaan itu nantinya membuatmu bisa memetik hikmah dari semuanya. Selain itu, trauma yang segera diobati membuatmu gak kesulitan untuk membuka hati dan menumbuhkan rasa percaya kembali.
Kalau kamu belum move on, bagaimana caranya kamu bisa membuka hati? Hatimu masih terkunci dengan nama yang sama dan gemboknya sengaja kamu buang entah ke mana. Wajar saja jika kamu seperti mati rasa dan gak peka ketika orang baru mendekatimu.
Nah, kalau kamu dan mantan masih sama-sama menyimpan rasa, gak ada salahnya kok kalau kalian mencoba bersatu kembali dengan catatan kalian masih sama-sama gak punya pasangan baru. Kalau mantanmu sudah punya kehidupan sendiri, terlebih punya pasangan, apa pantas kalau kamu masih mengharapkannya? Ingat, lho, terjebak nostalgia sendirian itu rasanya menyakitkan.
Saking seringnya tersakiti, kamu tumbuh menjadi pribadi yang begitu keras. Kamu membangun benteng yang tinggi agar orang yang mendekatimu gak sampai melukai perasaanmu. Memang ada baiknya, tetapi membiarkan hal ini terjadi terus-terusan yang ada hatimu jadi tersiksa.
Saat perasaanmu mulai luluh, logikamu mengajak untuk menutup hati agar gak kecewa lagi. Kamu kerap menganggap kata hatimu terlalu mengada-ada. Gak ada ruang untuk cinta di hatimu, yang ada hanya rasa curiga dan waspada yang tidak pada tempatnya.
Akibat trauma yang kamu rasakan kamu selalu menyimpan curiga kepada semua orang. Kamu kerap beranggapan bahwa orang yang mendekatimu hanya ingin memanfaatkan atau berniat buruk padamu.
Pikiran negatif yang terus kamu tumbuhkan bisa membuatmu kerap ketakutan berlebihan dan enggan membuka dirimu pada orang lain. Niatnya mungkin untuk antisipasi, tetapi jika kamu terus menerapkannya, yang ada kamu justru akan kehilangan temanmu satu per satu. Ingat, lho, jika ada satu orang yang berlaku jahat padamu bukan berarti hidup gak akan mempertemukanmu dengan orang baik di kemudian hari.
Sudah jelas, 'kan, apa saja hal yang membuatmu sulit membuka hati? Selesaikan dulu yang belum tuntas dan jangan biarkan hal gak nyaman justru menjadi racun di badan. Jangan mau hidup di masa lalu, ya. Kamu berhak bahagia apa pun masa lalunya.