Jangan Lakukan 6 Hal Ini Saat Lelah Mencintai, Dia Belum Tentu Salah

Ketika kamu jatuh cinta, energi kehidupanmu terasa amat besar. Dirimu merasa bahagia sepanjang waktu. Dunia ini terlihat begitu indah bahkan sebelum kamu dan dia menjadi sepasang kekasih. Namun, bukan hal aneh apabila di kemudian hari dirimu malah mengalami kelelahan dalam mencintai.
Cinta yang dahulu digadang-gadang bak api abadi ternyata bukan hanya berangsur-angsur meredup melainkan mengantarmu pada keputusasaan. Energi yang meluap karena cinta kini justru seakan-akan habis tak bersisa. Dirimu merasa hampa serta tidak tahu mesti melakukan apa lagi untuk menunjukkan cintamu pada seseorang.
Perasaan seperti ini dapat terjadi baik ketika kamu baru di tahap mengejar gebetan, berpacaran, atau bahkan sudah menikah. Kisah asmara tak selalu berjalan dengan mulus. Namun meski dirimu dalam keadaan lelah mencintai, hindari melakukan enam hal berikut yang tidak akan berujung baik buatmu maupun hubunganmu dengan pasangan.
1. Berselingkuh

Berselingkuh artinya kamu dan dia sudah dalam suatu ikatan. Maka apa pun alasannya, tindakanmu menyeleweng tetap tidak dapat dibenarkan. Bahkan sekalipun rasa lelahmu dalam mencintainya disebabkan oleh dia terlebih dahulu bermain api dengan orang lain.
Itu bukan pembenaran untukmu membalasnya dengan perselingkuhan juga. Apalagi bila kamu berselingkuh selagi ia tidak berbuat serong dengan siapa pun. Dirimu cuma capek mencintainya karena mungkin sifatnya yang cenderung dingin.
Berbeda denganmu yang mampu mengekspresikan perasaan sayangmu padanya dengan baik. Kamu berselingkuh dengan siapa pun gak bakal membuatmu benar-benar merasa lebih bahagia.
Rasa lelahmu dalam mencintai pasangan malah menjadi bercampur aduk dengan perasaan tertekan karena dirimu harus repot-repot menjalin hubungan dengan seseorang yang tak betul-betul dicintai.
2. Berubah sikap menjadi penuh kebencian pada orang yang dicintai

Orang yang sedang kecewa berat sering kali melakukan hal-hal yang berkebalikan dengan tindakannya sebelumnya. Seperti saat dirimu kalah dalam perlombaan, kemudian menjadi malas berlatih lagi baik buat sementara maupun selamanya. Begitu juga ketika kamu berada di titik terlalu lelah dalam mencintai.
Kamu yang sebelumnya begitu serius menunjukkan cintamu pada seseorang melalui beragam perhatian, mendadak berubah penuh kebencian. Tidak ada lagi sikapmu yang manis terhadapnya. Malah sikapmu berubah kasar dan kejam padanya. Perubahan drastis ini tentunya membingungkan baginya.
Bahkan kamu pun kesulitan mencerna kenapa sikapmu seperti di luar kendalimu. Bukannya memperturutkan kebencian serta dorongan untuk berbuat kejam pada seseorang yang sesungguhnya dicintai, kamu justru perlu menenangkan diri. Sebab, kalau dirimu mengikuti dorongan buat bersikap kasar padanya, sebetulnya itu hanya melukaimu. Malah rasa sakit yang kamu tanggung terasa berlipat-lipat.
3. Menyakiti diri sendiri

Kuatnya keputusasaan membuatmu tidak bisa berpikir panjang. Kamu yang cenderung suka menyalahkan diri dalam hal apa pun mesti mewaspadai kemungkinan ini. Misalnya, kelelahanmu dalam mencintai dilatarbelakangi oleh sikap seseorang yang seolah-olah tidak menggubris usahamu mendekatinya.
Kamu lantas berpikir bahwa dirimu memang tidak pantas untuknya, terlalu buruk buat siapa pun, lalu muncul rasa benci yang besar pada diri sendiri. Dengan mudahnya rasa cintamu pada diri hilang. Ini menyebabkan mudah saja bagimu untuk menyakiti diri dengan berbagai cara.
Bisa dengan kamu menyakiti diri secara fisik seperti upaya bunuh diri atau psikis dengan menekan diri sampai kamu depresi. Apa pun yang membuatmu merasa capek dalam mencintai, cintamu terhadap diri sama sekali gak boleh luntur. Jika cintamu tidak terbalas dengan baik, hanya dirimu yang kamu miliki. Cintai dan jaga dirimu sebaik-baiknya.
4. Habis-habisan menyalahkan dia

Kalau kamu lelah dalam mencintai, kira-kira siapa yang bersalah? Karena dirimu tidak sedang baik-baik saja, kecenderunganmu akan suka menyalahkan orang lain. Terutama orang yang menjadi sasaran kasih sayangmu. Padahal, boleh jadi kesalahan juga datang dari sisimu.
Contohnya, kamu sangat ingin dimanjakan oleh pasangan. Padahal, dirimu juga tahu bahwa bahasa cintanya bukan dengan memanjakanmu. Dia ada untukmu tapi gak bisa memanjakanmu bahkan tak terbiasa melakukannya pada siapa pun.
Pasanganmu tipe orang yang pada diri sendiri pun cenderung keras. Kamu tidak dapat menumpahkan seluruh kekesalanmu padanya seakan-akan dirimu tak mengenal sifatnya. Perilakumu yang suka menyalahkan orang bakal tambah absurd apabila statusnya bahkan masih sebatas gebetanmu. Dia gak punya kewajiban sedikit pun buat membalas segala bentuk cintamu padanya.
5. Ganti prinsip menjadi lebih baik dicintai daripada mencintai

Kamu mengalami perasaan kapok mencintai. Ternyata mencintai seseorang tidak semenyenangkan bayanganmu sebelumnya. Berawal dari bahagia berakhir dengan derita yang ditanggung seorang diri. Pengalaman ini mendorongmu untuk mengubah prinsip asmara menjadi lebih baik dicintai ketimbang mencintai.
Kalau hubunganmu dengan seseorang hanya seperti bintang dengan penggemarnya, prinsip itu masih dapat dipakai. Tapi makin intim hubungan kalian apalagi saat kamu ingin menikah dengannya, memakai prinsip tersebut sama dengan menggali jurang untuk diri sendiri. Tanpa dirimu dapat mencintainya juga, kamu bakal menderita seumur hidup.
Manusia tidak terlahir hanya untuk menerima cinta, melainkan juga memberikannya pada orang lain. Penderitaan muncul ketika ada ketimpangan di antara dua hal tersebut. Buat hubungan seserius pernikahan, terbaik tetap kalian saling mencintai. Bahaya apabila kalian telanjur terikat sebagai suami istri dan rasa cintamu padanya gak kunjung tumbuh.
6. Terlalu cepat mengakhiri hubungan

Kamu bisa lelah dalam hal apa pun. Belajar, bekerja, mendengarkan komentar orang, bahkan berbuat baik. Namun, apa jadinya bila setiap rasa lelah dijawab dengan berhenti melakukan sesuatu? Tentu roda kehidupanmu malah menjadi tak berjalan.
Begitu pula ketika kamu merasa lelah dalam mencintai. Mengakhiri hubungan bukan solusi yang patut diprioritaskan. Dengan siapa pun dirimu menjalin hubungan, rasa lelah dapat muncul apabila komunikasi kalian buruk dan harapanmu terlalu tinggi. Kamu perlu berintrospeksi dan mencoba kembali beberapa kali untuk menjalaninya dengan cara yang berbeda.
Bila hubungan tetap tidak berhasil, baru mungkin tandanya memang harus disudahi. Lain situasinya dengan apabila kalian belum berkomitmen satu sama lain. Seperti cintamu tak kunjung dibalas gebetan. Kapan saja dirimu dapat berhenti memperjuangkannya sebab tidak ada komitmen apa-apa di antara kalian yang harus dipertanggungjawabkan.
Meski cinta dikenal sebagai perasaan yang memberikan kebahagiaan, ada sisi lainnya. Di samping luka karena cinta, juga ada perasaan lelah yang membuatmu ingin menyerah. Pastikan kamu berhati-hati dalam menyikapi rasa lelah ini agar tak melakukan kesalahan yang kelak hanya akan disesali.