Kamu Belum Mencintainya 100% Kalau 6 Hal Ini Gak Kamu Rasakan

Tak ada pasangan yang sempurna, begitupun dirimu. Sesuatu yang pasti inilah yang akan membuktikan sejauh mana cintamu menerima kekurangannya. Kamu gak lagi menganggap itu hal besar yang akan meruntuhkan hidupmu. Justru, kamu melihat ini sebagai kesempatan untuk mengambil peran sebagai penyemangat atas segala kelemahannya.

Banyak lho orang-orang yang asalnya tidak bisa, tapi karena faktor penyemangat ia pun menjadi bisa. Kalau kamu sedikit-sedikit mudah mengeluhkan ketidakmampuannya pada suatu hal, berarti cintamu masih kurang tulus, tuh! 

Seperti halnya kekurangan, setiap orang pasti pernah mengalami masa lalu yang kurang baik. Justru pengalaman itulah yang sejatinya menempa seseorang menjadi lebih baik. Ia akan banyak belajar dari masa lalu. Saat kamu sudah mulai mencintainya, poin ini tak jarang menjadi batu sandungan yang membuatmu perlu waktu untuk menerimanya. Itu masih wajar.

Tapi, saat kamu merasa keberatan dengan masa lalunya, gak bisa percaya kalau dia bisa berubah dan bahkan kamu kerap mengungkit kesalahannya, itu tanda kamu belum bisa mencintainya seratus persen.  

Kamu bisa saja menggerutu dan mengomeli kesalahannya habis-habisan. Tapi, saat melihat matanya, kamu urung melakukan itu dan lebih milih narik nafas panjang lalu menjelaskan perkara tanpa amarah. Kamu merasa gak ada salahnya untuk mengalah supaya gak terjadi pertengkaran.

Kamu memiliki rasa cinta yang lebih besar dari egomu. Saat kamu mampu melakukan itu, cintamu padanya dijamin sudah setinggi langit di angkasa. Gak perlu diragukan lagi, deh! 

Poin ini sering kali diabaikan, terutama oleh pasangan yang telah menikah. Karena merasa sudah saling memiliki dan menerima apa adanya, banyak pasangan yang gak terlalu memperhatikan penampilannya lagi. Baik dari postur tubuh, kecantikkan maupun pakaian.

Padahal cinta gak kayak gitu. Cinta itu berarti ingin memberi yang terbaik. Ya, penampilan terbaik! Kalau cintamu seratus persen, kamu akan berusaha jaga itu. Bukan malah menuntut dia untuk menerimamu apa adanya.

Membiarkan dia tetap pada 'dunianya' yang negatif supaya kamu dianggap pasangan pengertian, sama sekali bukan tindakan tepat. Kalau kamu beneran mencintainya seratus persen, ada perasaan dihatimu yang selalu ingin membuatnya lebih baik, minimal mengurangi kebiasaan jeleknya.

Kamu harus tahu, meskipun nasehatmu terkesan dianggap remeh olehnya, tapi sekecil apapun perhatian itu pasti akan membekas di hatinya. Pokoknya, gak ada yang bisa mengalahkan kebaikan.

Kamu masih tergiur dengan godaan satu ini? Kalau iya, berarti kadar cintamu gak memungkinkan untuk membina hubungan serius dengannya. Daripada selingkuh, lebih baik kamu jomblo sampai benar-benar mantap menemukan seseorang yang sesuai kriteriamu. 

Sikap seperti ini gak boleh kamu pelihara! Boleh jadi saat udah berpaling ke yang lebih baik menurut versimu, ternyata datang lagi sosok yang 'lebih' itu. Mau sampai kapan kamu tergoda lagi?

Saat kamu merasa cukup dengan kehadiran si dia sebagai kekasihmu dan gak silau lagi pada kelebihan orang lain, berarti kamu telah benar-benar mencintainya dengan tulus. Kamu harus ingat bahwa tak ada yang lebih dibutuhkan dalam hubungan setelah cinta, selain kesetiaan.

Gimana, masih ada poin diatas yang belum kamu rasakan? Kamu sendirilah yang paling tahu berapa persen besarnya rasa cinta dihatimu pada si dia.