5 Kebiasaan yang Pasti Jadi Duri dalam Daging di Hubungan, Hati-hati!

- Memegang komitmen jangka panjang dalam hubungan membutuhkan kesadaran akan perilaku kekanak-kanakan dan egois yang dapat memicu relasi toksik.
- Rasa percaya harus dibangun secara sengaja, karena membawa trauma masa lalu dapat menyebabkan konflik yang tidak perlu dalam hubungan.
- Penguasaan diri penting dalam hubungan dewasa, termasuk menghindari sikap pasif agresif, menjadikan hubungan sebagai kompetisi, dan memendam rasa takut dan khawatir tanpa berkomunikasi dengan pasangan.
Ketika memegang komitmen jangka panjang, hubungan bukan lagi tentang kamu, kamu, dan kamu, melainkan juga tentang pasanganmu. Sayangnya, masih banyak orang menjalin relasi dengan sikap kekanak-kanakkan dan egois, yang fokusnya masih seputar diri sendiri. Hal ini tanpa disadari malah menyebabkan hubungan fokus ke arah negatif.
Untuk mencegah hal itu, kamu harus secara sadar megenali kebiasaan buruk yang menjadi duri dalam daging di sebuah hubungan. Waktunya evaluasi, ini lima kebiasaan yang membuatmu kerap tidak bertumbuh.
1.Ketidakmampuan untuk percaya

Rasa percaya pun harus dibangun secara sengaja. Bila kamu masih membawa-bawa trauma masa lalu ke dalam hubungan baru, tanpa disadari kamu melampiaskan trauma itu pada pasangan. Itu yang membuatmu sulit untuk percaya pada doi.
Hati-hati! Bila trauma itu tidak segera kamu bereskan, ia akan memicu semakin banyak konflik yang tidak perlu. Kamu akan jadi pribadi yang mudah curiga, cemburu berlebih, dan tidak punya rasa aman dalam relasi.
2.Melampiaskan stres dalam hubungan

Terlebih dalam relasi jangka panjang, tidak selamanya hubungan yang kamu jalani akan mulus tanpa masalah. Ada massanya kamu merasa lelah dan penuh masalah, bukan melulu disebabkan oleh pasanganmu, tapi faktor eksternal. Mungkin di pekerjaan, keluarga, atau bahkan dirimu sendiri.
Namun, kunci dari hubungan dewasa ialah penguasaan diri, di mana kamu tidak mudah untuk melampiaskan amarah pada pasangan. Hubungan seharusnya bisa menjadi rumah tempatmu berpulang, bukan samsak tinju untuk melampiaskan marah.
3.Ucapan sarkas dan negatif

Sarkasme bisa menjadi salah satu sikap pasif agresif dalam menyelesaikan masalah. Ketika ada sikap pasangan yang membuatmu kecewa dan tidak suka, alih-alih mengomunikasikannya secara langsung, kamu justru menyindir pasanganmu.
Bukannya dapat solusi, hal ini malah menyebarkan sikap negatif dalam relasi. Pasanganmu akan merasa tidak dilihat dan dihargai apa adanya.
4.Rasa kompetitif dan keinginan untuk selalu "menang"

Bagi beberapa orang, hubungan mirip seperti kompetisi untuk menang dan kalah. Padahal, kalau kamu terus keeping score malah akan membuatmu tidak bahagia. Setiap kebaikan yang kamu lakukan tidak membuatmu bahagia, justru tersiksa karena kamu melakukannya dengan tidak tulus hati.
Cinta yang tulus tidak akan mengharap balasan. Kamu melakukan itu bukan demi dibalas, melainkan karena kamu mencintai pasanganmu.
5.Memendam rasa takut dan overthinking sendirian

Namanya menjalin komitmen jangka panjang, pasti ada rasa takut dan khawatir yang menghampiri. Semua itu hal yang wajar. Hanya saja, semuanya bisa menjadi duri dalam daging ketika kamu tidak bisa mengomunikasikan itu dengan terbuka pada pasangan.
Memendam itu hanya akan membuatmu sulit sendiri. Kamu akan bersikap sensitif, tapi pasanganmu tidak tahu apa yang salah.
Tidak mudah membangun hubungan jangka panjang. Tapi, di sinilah kita belajar untuk bertumbuh dan tidak fokus hanya pada diri sendiri. Jangan jadikan lima hal di atas penghalang untukmu membangun hubungan sehat. Kamu dan pasanganmu pun layak untuk bahagia, loh!