Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Bisa Kita Pelajari Saat Sahabat Mulai Menjauh

ilustrasi seorang wanita sedang merenung (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi seorang wanita sedang merenung (pexels.com/Engin Akyurt)

Menjalin hubungan persahabatan tidak selamanya mulus dan awet. Akan ada masa dimana sahabat bisa pergi menjauh dan hilang tiba-tiba. Konflik dan masalah bisa menjadi alasan seorang sahabat menjauh, namun ada juga yang menghilang tanpa alasan yang jelas.

Kepergian sahabat tentunya tidak menyenangkan, apalagi didasari oleh rasa benci. Namun, kehilangan satu orang terbaik tidak selalu berakhir buruk. Seperti 5 hal yang bisa kita pelajari berikut di saat sahabat menjauh!

1. Pelan-pelan kehilangan itu akan menjadi bagian dalam hidup

ilustrasi seorang wanita yang bersedih (pexels.com/Oleg_bf Oleg Borisov)
ilustrasi seorang wanita yang bersedih (pexels.com/Oleg_bf Oleg Borisov)

Seorang sahabat layaknya manusia biasa yang kelak akan pergi, entah pergi secara baik-baik atau sengaja menghilang. Kehilangan seorang sahabat bisa menjadi pembelajaran bahwa hidup itu tidak kekal. Karena pada akhirnya kita akan kehilangan orang-orang yang kita sayangi satu per satu. 

Mereka yang kita anggap dekat dan selalu ada dalam kondisi apapun akhirnya harus pergi juga. Di sinilah kita harus belajar ikhlas untuk melepaskan. Tidak perlu bersedih secara berlarut-larut, sesuatu yang hilang akan digantikan dengan hal baru yang lebih baik. 

2. Belajar beradaptasi dengan kehidupan yang terus berubah tanpa henti

ilustrasi seorang wanita yang sedang menatap kejauhan (pexels.com/Sebastian V)
ilustrasi seorang wanita yang sedang menatap kejauhan (pexels.com/Sebastian V)

Di saat seorang sahabat pergi, di saat itulah dunia akan berubah dan tidak lagi sama seperti dulu. Hal-hal yang dulunya seru dan asyik tiba-tiba berubah kaku dan asing, hingga terlupakan. Maka mau tak mau kita harus berhadapan dengan perubahan itu. 

Lewat sahabat yang menjauh kita bisa belajar untuk beradaptasi dengan kondisi hidup yang terus berubah. Jangan berpangku pada satu hal atau satu orang saja, kita harus bisa menghadapi setiap perubahan yang ada. 

3. Saat sahabat menjauh, momen yang tepat untuk instropeksi diri

ilustrasi seorang wanita yang ingin pergi (pexels.com/Tobi)
ilustrasi seorang wanita yang ingin pergi (pexels.com/Tobi)

Seorang sahabat akan menjauh dengan alasan dan kepercayaannya sendiri. Sebagai contoh, dia kurang nyaman berteman denganmu karena menghambat cita-citanya. Terlepas dari apapun alasannya menjauh, cobalah untuk instropeksi diri. Karena sejatinya butuh alasan yang cukup kuat untuk seorang sahabat bisa menjauh. 

Pergunakan kesempatan itu untuk berbenah diri dan berbuat kebaikan. Terkadang kita tidak menyadari kesalahan diri sendiri karena terlalu nyaman dalam berteman. Sehingga tanpa sadar perbuatan kita telah menyakiti hati teman. 

4. Sadar bahwa tidak semua orang akan menganggap kita spesial dan berarti

ilustrasi seorang wanita sedang bercermin (pexels.com/M1nh Art)
ilustrasi seorang wanita sedang bercermin (pexels.com/M1nh Art)

Ada orang yang hanya sekedar singgah sebentar dalam hidup ini. Di saat orang tersebut kita anggap spesial dan berarti, namun tiba-tiba dia menjauh dan berarti. Itu tandanya dia tidak menganggap diri kita sebagai orang yang sama-sama spesial dan berarti. 

Meskipun kenyataaan itu menyakitkan, namun rasa sadar dan menerima akan melapangkan hati untuk berdamai. Karena kita tidak spesial baginya, maka jadilah spesial untuk hidupmu sendiri.

5. Sahabat akan berbalik menjadi musuh, maka bijak dan berhati-hatilah dalam berteman

ilustrasi tertawa bersama (pexels.com/ELEVATE)
ilustrasi tertawa bersama (pexels.com/ELEVATE)

Ada sahabat yang begitu baik di depan, namun bersikap buruk di belakang. Terkadang sifat asli seseorang tidak nampak di awal pertemanan. Tapi seiring waktu kamu akan belajar untuk menilai mana teman yang bisa dianggap sahabat, atau teman yang akhirnya berubah menjadi musuh. 

Hakikatnya, setiap ada manusia yang mencoba menjauh darimu maka disitulah banyak pelajaran berharga yang kau dapat. Jangan takut kehilangan, kesepian, atau rasa bersalah. Mereka yang pergi, selayaknya sudah memilih untuk tidak tinggal. Sisa kamu yang belajar untuk berbenah dari kekosongan dengan belajar ikhlas. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us