Melamar tentu bukan hal yang sepele. Butuh keberanian dan tekad kuat untuk melakukan hal ini. Apalagi ini adalah momen yang bakal mengubah hidupmu. Apabila lamaranmu diterima, hubungan kalian bakal makin serius dan berlanjut ke pernikahan.
Namun, jangan terburu-buru juga melakukan hal ini. Untuk lebih yakin, tanyakan dulu 8 hal ini ke diri sendiri.
Ini hal penting yang harus kamu pastikan. Apakah pasanganmu selama ini sudah memahami benar kekuranganmu dan mau menerimanya? Atau justru dia berlaku sebaliknya dan ingin berusaha mengubahmu?
Ingat kembali ketika kamu dan dia sedang berada di titik terendah. Apakah dia justru meninggalkanmu dan tidak suportif? Atau dia setia mendampingimu tanpa menghakimi? Nanti setelah menikah bakal lebih banyak tantangan yang kalian lewati. Bisakah dia menjadi partner yang menemanimu di saat hidupmu penuh dengan cobaan?
Berapa presentasi kejujuranmu ke pasangan? Apakah kamu berani blak-blakan dan terbuka padanya tanpa terkecuali? Atau adakah hal-hal yang kamu sembunyikan karena enggan bercerita padanya?
Ingat, saat sudah menikah nanti, kejujuran adalah pondasi utama di dalam hubungan. Jika selama ini masih ada hal yang gak kamu bagi dengannya, kamu patut bertanya ke diri sendiri, apakah dia memang partner yang layak untuk diajak menghabiskan sisa hari?
Setiap manusia tentu memiliki kelemahan dan kelebihan, tak terkecuali pasanganmu. Selain bisa menerima kelebihanmu, yang terpenting adalah kamu bisa berkompromi dengan kekurangannya. Jika selama ini kekurangannya selalu mengganggumu, berarti kamu perlu pertimbangkan lagi keinginan untuk menikahinya.
Meskipun dia orang yang paling kamu sayangi, namun tentu kalian pernah berbeda pendapat dan bertengkar. Nah, apakah sekarang kamu masih terbayang dan menggaris bawahi kesalahannya? Atau justru kamu sudah melupakannya dan menerimanya dengan lapang dada?
Keinginan menikah harus diimbangi dengan kesiapanmu untuk masa depan. Apakah selama ini kamu sudah mandiri secara finansial atau masih sering bergantung pada orangtua? Setelah menikah, keluargamu adalah tanggung jawabmu. Jadi pastikan kamu memiliki pemasukan tetap yang bisa digunakan untuk menghidupi anak dan istri.
Nantinya kehidupanmu setelah menikah bakal 180 derajat berbeda. Kamu gak bisa sebebas dulu lagi. Gak bisa pulang malam atau seenaknya nongkrong dengan teman seharian. Ada tanggung jawab baru yang terpasak di bahumu. Ada istri yang sudah menunggumu pulang ke rumah. Ada pula tagihan bulanan yang menunggu untuk dilunasi
Terdengar klise memang, namun pertanyaan ini harus kamu tanyakan ke diri sendiri. Apakah kamu siap menghabiskan sisa hidup dengannya? Setiap hari, setiap jam, dan setiap menit? Nantinya kamu gak bisa merasa bosan dan minta putus begitu saja. Kalau sudah siap dengan konsekuensi ini, berarti memang kamu sudah siap menikahinya.
Beneran sudah siap menikah ni, bro?