Selain Usia, Ini 5 Alasan Ngawur yang Dijadikan Dasar Buat Menikah

Menentukan pilihan kapan akan menikah rasa-rasanya gak bisa diputuskan dalam waktu singkat. Butuh pertimbangan yang matang dan alasan yang jelas ketika kamu memang benar-benar berniat untuk segera melepas masa lajang. Tentu saja kesiapan secara mental dan finansial menjadi yang utama, ya.
Jangan sampai ketika ditanya kenapa mau buru-buru menikah, eh jawabanmu adalah satu di antara lima alasan ngawur berikut ini. Tidak cuma karena merasa usiamu sudah pantas untuk menuju ke pelaminan, kelima alasan berikut juga sama-sama kurang kuat untuk dijadikan dasar memutuskan kamu sudah siap berumah tangga. Keep reading buat tahu alasan ngawur apa saja yang dimaksud!
1. Sudah lelah banting tulang sendirian, menikah saja deh biar ada yang bantu cari uang!

Ada kalanya kamu mengalami titik jenuh dalam bekerja. Rutinitas sehari-hari yang itu-itu saja bisa jadi penyebabnya. Wajar kok, kalau kamu merasa tertekan dan ingin berhenti. Namun mengingat kebutuhan finansial yang semakin meroket, mau gak mau kamu harus tetap bertahan.
Sering kali ketika berada di posisi ini, kamu sempat berpikir untuk segera menikah saja. Pikirmu, dengan menikah masalah tersebut bisa selesai. Punya suami akan membuatmu tidak harus mencari nafkah seorang diri. Ada dia yang bakal mencukupi semua kebutuhanmu sehari-hari. Padahal belum tentu demikian, lho. Setelah menikah, justru kebutuhan hidup kalian akan semakin bertambah. Sebab sekarang tidak hanya satu perut saja yang perlu diberi makan, ada dua bahkan lebih ketika nanti kalian memiliki anak.
Belum lagi biaya pendidikan anak-anak, dana kesehatan, listrik, cicilan rumah, budget liburan dan lain sebagainya yang harus dicukupi. Makanya, kalau niatmu menikah hanya karena sudah lelah bekerja sendirian, pikir dua kali deh. Kira-kira sanggup tidak kamu bekerja lebih keras lagi setelah menikah nanti? Kalau belum ya, mending melajang dulu saja.
2. Punya pacar rupawan, sayang kalau gak segera dinikahi nanti keburu diambil orang

Bisa mendapatkan calon pendamping hidup yang tidak hanya baik dan pengertian, tapi juga cantik atau tampan tentu membawa kebanggan tersendiri buatmu. Di sisi lain, perasaan was-was kalau nanti si dia ditikung orang lain, membuat tekadmu untuk segera menikahinya semakin bulat. Asal tahu saja nih, ketakutanmu itu sebenarnya berawal dari perasaan insecure sama hubungan kalian.
Jika memang dia benar-benar mencintaimu apa adanya, mau ketemu cowok lain yang lebih tajir dan ganteng pun gak bakal tergoda, kok. Tidak perlu khawatir berlebihan begitu. Apalagi sampai memaksakan diri menikah dini demi bisa memiliki dia seutuhnya. Iya, kalau secara mental dan keuangan kamu sudah siap. Kalau belum, yang ada malah rumah tangga kalian nanti hanya diwarnai perselisihan saja. Justru dengan begitu sangat mungkin kalau pada akhirnya dia benar-benar meninggalkanmu.
3. Cari calon istri yang cantik dong, biar bisa memperbaiki keturunan

Keturunan yang baik itu bukan soal rupa saja tapi juga otak dan akhlak. Punya calon istri yang cantik memang bisa membuatmu mendapatkan anak-anak yang rupawan. Tapi masa iya, alasanmu menikahinya hanya karena itu doang? Fisik bisa diubah dengan perawatan dan menjaga bentuk tubuh ideal, kok. Paling penting adalah bagaimana cara kalian mendidik anak-anak supaya siap menghadapi masa depannya nanti.
Sungguh aneh ketika kamu mengatakan alasanmu menikahinya hanya karena dia cantik saja. Seolah-olah calon istrimu tidak memiliki kelebihan lain kecuali wajahnya yang enak dipandang mata. Padahal tidak menutup kemungkinan kalau sebenarnya dia punya banyak kelebihan yang belum kamu ketahui.
Ketika mencari pendamping hidup, lebih baik fokus pada kualitas dirinya, ketimbang hanya menitik beratkan soal penampilan saja. Sebab nantinya ketika kalian sudah menjadi kakek dan nenek, kecantikan itu bisa memudar. Tapi skill dan kepandaian yang dimiliki pasanganmu akan tetap bertahan dan dapat diwariskan ke anak-cucu kalian.
4. Kalau gak menikah sekarang nanti keburu didahului yang lebih muda

Menikah itu bukan seperti kompetisi lari yang adu kecepatan. Tetapi soal kesiapan mental masing-masing orang. Usia yang lebih tua belum tentu punya kedewasaan mental yang matang ketimbang yang lebih muda. Istilah tua itu pasti, dewasa itu pilihan memang ada benarnya.
Bila keinginan menikah karena takut didahului adik-adikmu ini muncul, tandanya kamu benar-benar belum siap secara psikis. Sebab seorang yang berpikiran dewasa tidak akan direpotkan oleh usia. Mau saudara atau teman-temannya yang lebih muda sudah melepas masa lajang satu per satu, dia gak bakal ambil pusing. Dirinya sadar betul, kalau mempersiapkan diri secara fisik dan mental itu lebih penting ketimbang sekadar berlomba dengan umur semata.
5. Ngapain sih pacaran lama-lama? Nanti malah jadi omongan tetangga

Mendengarkan omongan orang lain bisa gak ada habisnya, lho. Apalagi kalau sudah mengomentari hidup kita. Mau sebaik apa pun kamu bersikap di depan para tetangga, pasti ada saja satu dua orang di antara mereka yang suka julid. Melihat pacarmu yang hobi apel tiga kali seminggu, memancing komentar buruk dari mereka. Kamu dianggap cewek gampangan yang mau saja diajak jalan tanpa adanya kepastian.
Padahal bisa jadi niatmu pacaran lama dengannya demi untuk memastikan, apakah dia adalah orang yang tepat atau tidak. Jangan sampai, hanya karena ingin menghindari omongan buruk tetangga kalian memaksakan diri untuk segera menikah. Toh, nantinya yang menjalani rumah tangga itu kamu dan dia, bukan tetangga kalian. Ketika terjadi kesulitan, belum tentu mereka akan dengan suka rela membantu.
Jadi daripada mendengarkan ocehan buruk orang lain, mending kalian fokus memantaskan diri masing-masing. Sehingga nantinya saat hari bahagia itu tiba, kamu sudah benar-benar siap lahir dan batin untuk membangun rumah tangga bersama-sama.
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menyudahi masa lajangnya suatu saat nanti. Terpenting keputusan menikah itu sudah melewati pertimbangan yang serius. Bukannya menggunakan alasan sepele seperti itu dan kamu merasa sudah yakin betul untuk melenggang ke pelaminan. Ingat, pacaran bisa putus kapan saja dan tinggal cari pengganti.
Tapi kalau sudah menikah, kamu gak bisa seenaknya minta cerai. Ada dua keluarga yang juga perlu dijaga perasaannya. Makanya, kalau memang belum siap benar, gak usah memaksakan diri untuk menikah deh. Lebih baik pantaskan dulu dirimu, sehingga kerika hari bahagia itu datang kamu sudah benar-benar siap lahir dan batin. Setuju gak?