Sepenggal Cinta dalam Perbedaan, antara Aku dan Kamu yang Berbeda Keyakinan

Jika Tuhan saja sudah berbeda, bagaimana kita dapat melanjutkan cinta?

Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Aku tak percaya tentang apa itu cinta. Tak begitu ingin memahami bagaimana cinta itu berkembang dan memenuhi ruang diotakku. Menyusuri jalan hidupku sendiri serasa cukup membuatku melihat dunia dari sisi yang lebih indah. Aku mencintai kesepian, aku menikmati setiap keheninganku. Sampai akhirnya kau menelusup masuk dalam hidupku.

Mencoba mencicipi hari-hariku, kau menjelajah kehidupanku. Dan mulai menikmati cara-caraku untuk menikmati hidup. Lalu perlahan kau membagi rasa tentang hidupmu. Lambat laun kau suntikkan rasa nyaman untukku. Hingga aku terbiasa dengan hadirnya dirimu. Namun, semakin hari ada sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang tak akan bisa untuk kuterima.

Aku tak meminta Tuhan untuk mengirimmu. Tapi mengapa kau datang?

Sepenggal Cinta dalam Perbedaan, antara Aku dan Kamu yang Berbeda Keyakinanpillowfights.gr

Cukup jauh kita saling memendam rasa. Sejak awal aku percaya bahwa kau tak akan mungkin mendekatiku, menelusup masuk dalam skenario hidupku jika kau tak punya satu alasan yang kusebut “cinta”.

Kala aku memahami ada cinta yang terselubung di antara kita, aku mulai takut. Takut akan pembatas yang tak pernah bisa menyatukan kita. Taku akan rasaku yang semakin dalam dan berubah menjadi takut kehilangan sosokmu.

Aku tahu, kamu sendiri mengerti dari awal bahwa tak mungkin untuk bersatu. Apa yang dapat kita perjuangkan? Apa yang bisa kita buktikan pada banyak orang? Haruskah kita lewati setiap cercaan karena memaksakan rasa? Bukankah kita hanya saling jatuh cinta? Cinta kita terasa manis dalam kegelapan, tampak memesona dalam ketersesatan. Tidak ada hal pasti dalam perjalanan kita.

Apakah perbedaan kita, yang Tuhan ciptakan hanya menjadi penghalang untuk kita berbagi rasa?

Sepenggal Cinta dalam Perbedaan, antara Aku dan Kamu yang Berbeda Keyakinansekiller.net

Apa yang salah jika tempat ibadah kita berbeda? Apa yang salah jika kita menyebut nama Tuhan dengan sebutan yang berbeda? Apa yang salah ketika tasbih dan salib mencoba untuk menyatu? Mungkin di sini definisi menyakitkan yang sebenarnya.

Rasa sakit yang tak bisa dideskripsikan dalam rangkaian kata. Di sini menumpuk rasa sakit yang tak diterima logika. Kita memang tak sama. Kita memang tak bisa disatukan. Tapi bisakah dunia berhenti menyakiti kita? Bisakah agama tak membebani cinta milik kita? Orang-orang tak mampu mengerti, mereka semakin menyiksa kita.

Membuat kita merasakan sakitnya mencintai dalam perbedaan. Di ujung sana kau melipat tangan dengan saling yang terlingkar dileher. Seakan ikut meremas segala cemas yang berdiam dihatimu. Sementara disini, aku pun memutar tasbih. Berusaha memudarkan segala perbedaan yang tercipta diantara kita. Sakit, sungguh menyakitkan. Bahkan untuk bertemu Tuhan pun kita tidak bisa berdampingan. Dalam doa yang kita rapal terselip airmata yang menyiksa.

dm-player

Dalam rangkaian doa yang kita eja, ada hal-hal yang sebenarnya tak ingin Tuhan dengar untuk kita ucapkan.

Sepenggal Cinta dalam Perbedaan, antara Aku dan Kamu yang Berbeda Keyakinanfathershane.com

Inilah cinta kita, segalanya berbeda. Segalanya tak mungkin untuk disatukan. Tapi kita terus berjuang untuk hal yang mustahil sekalipun. Dalam hati kita saling bertanya, akankah cinta kita berakhir manis? Haruskah cinta kita menimbulkan luka?

Kita pasangan hebat, yang masih melempar tawa pada dunia meski cemas terselubung di dalamnya. Masih ada bahagia yang tercipta dibalik luka kita. Apakah untuk bahagia kecil ini, kita harus meninggalkan Tuhan dan mengindarkan telinga dari perkataan banyak orang? Mereka di luar sana tak pernah mau tahu dengan apa yang kita rasa. Tak pernah mau mengerti tentang apa yang kita perjuangkan. Mencibir, mencemooh, memaki bahkan menghakimi.

Mereka tak mengenal kita dan cinta kita. Mereka takkan sanggup memahami air mata kita. Air mata yang tampak saja mereka abaikan, bagaimana dengan yang mengalir deras dihati berteriak memanggil Tuhan untuk meremukkan pembatas yang menghalangi?

Agama tak melirik jiwa-jiwa yang jatuh hati walau berbeda. Agama menjadi patokan batasan dan tak mungkin ditawar. Sesulit itukah? Lalu apa yang salah? Siapa yang salah? Dalam sentuhan Al-Quran dan sentuhan Alkitab, kita sibuk mendusta tentang kesalahan akan perbedaan kita. Namun tetap tak terusik akan hal itu. Berusaha terus membohongi perasaan, berusaha terus meyakinkan bahwa segalanya adalah sama. Tidakkah Bhineka Tunggal Ika berlaku untuk cinta kita?

Mungkin ini saatnya untuk menyadari bahwa ada yang tak bisa dipaksakan. Kamu dan aku tetaplah berbeda tak akan melebur.

Sepenggal Cinta dalam Perbedaan, antara Aku dan Kamu yang Berbeda Keyakinanmatrony.ru

Mungkin kita sudah sama-sama lelah untuk menyatukan segala yang teramat berbeda. Mungkin sudah sepantasnya kita mengubur ego kita masing-masing. Sudah selayaknya kita berpikir logis pada cinta. Bahwa memang ada hal-hal yang tidak pantas untuk dipaksakan. Ada sesuatu yang tidak layak untuk dipertahankan. Kamu dan aku tetaplah berbeda tak akan melebur.

Kamu dan aku tak akan satu menjadi kita. Jadilah aku yang menjadi diriku, yang tetap bersujud dan mencintai Tuhanku. Jadilah kamu yang mencintai Tuhanmu dengan melipat jari dalam mata yang tertutup. Tuhanmu, Tuhanku, bagi kita mungkin satu, namun tetaplah berbeda dalam pandangan dunia yang luas.

Kembalilah pada jalan awalmu dan aku akan kembali pada jalan awalku. Aku tanpa adanya kamu dan kamu tanpa adanya aku. Tanpa ada perbedaan tanpa ada hal yang sulit untuk dipersatukan. Seharusnya sejak awal kita mengerti. Jika Tuhan saja sudah berbeda, bagaimana kita dapat melanjutkan cinta?

Relakan kita berjalan masing-masing. Hingga kamu menemukan seseorang yang juga mencintai Tuhanmu dan aku temukan seseorang yang juga mencintai Tuhanku. Segala yang terlewati tidak ada yang sia-sia, hanya saja tak berujung pada penyatuan. Segalanya indah meski menyakitkan. Segalanya telihat baik meski tak benar-benar baik. Cintaku cintamu berbeda.

 

#CintaDalamKata

Sepenggal Cinta dalam Perbedaan, antara Aku dan Kamu yang Berbeda KeyakinanIDNtimes.com

Topik:

Berita Terkini Lainnya