Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tahapan Kencan yang Biasanya Dilewati Setiap Pasangan

ilustrasi couple (pexels.com/katerinaholmes)

Setiap pasangan yang menjalin hubungan pasti mengalami berbagai fase yang membentuk perjalanan cinta mereka. Perjalanan ini tidak selalu berjalan mulus, tetapi setiap tahap menawarkan pelajaran dan peluang untuk tumbuh bersama.

Meski sering kali dianggap sederhana, tahapan ini sebenarnya memiliki dinamika yang menarik untuk dipahami. Kira-kira apa saja tahapan kencan yang biasanya dilewati setiap pasangan? Yuk, langsung saja cari tahu lewat artikel berikut ini!

1. Tahap canggung

ilustrasi menikmati popcorn dan film (pexels.com/timamiroshnichenko)

Tahap awkwardness adalah momen awal dalam hubungan ketika rasa canggung dan ketidakpastian sering mendominasi, baik sebelum maupun selama kencan pertama. Pada tahap ini, masing-masing pihak berusaha memahami apakah ada ketertarikan yang saling terbalas, meskipun emosi yang dirasakan bisa sangat kuat.

Proses ini sering kali terasa menegangkan karena masing-masing individu belum sepenuhnya menunjukkan jati dirinya. Menurut Nora DeKeyser, pelatih hubungan dan kencan, dilansir Brides, penting untuk tetap terbuka selama tahap ini. Adanya pendekatan yang sabar dan terbuka dapat membantu melewati tahap ini dan membawa hubungan ke fase yang lebih nyaman.

"Berikanlah kesempatan untuk kencan kedua atau ketiga, karena banyak orang yang belum sepenuhnya menunjukkan diri mereka yang sebenarnya pada pertemuan pertama," jelas DeKeyser.

2. Tahap ketertarikan

ilustrasi pria dan wanita di perpus (pexels.com/timamiroshnichenko)

Tahap attraction adalah fase ketika ketertarikan fisik dan emosional mulai berkembang antara kedua pihak. Pada tahap ini, pasangan sering merasakan dorongan untuk mengenal satu sama lain lebih dalam, dipenuhi dengan rasa penasaran dan antusiasme.

"Fase ini ditandai dengan gelombang dopamin di otak, yang juga bertanggung jawab atas perasaan euforia," kata Molly Burrets, Ph.D., psikolog klinis, dilansir Brides.

Momen-momen yang penuh semangat, seperti percakapan panjang, perhatian yang mendalam, serta upaya untuk saling mengesankan merupakan tanda seseorang memasuki tahap ini. Ketertarikan ini bisa bersifat spontan atau tumbuh seiring waktu, tergantung pada dinamika masing-masing pasangan.

Namun, meskipun tahap ini terasa menggembirakan, penting untuk tetap realistis dan memastikan bahwa hubungan tidak hanya didasarkan pada daya tarik awal, melainkan juga nilai dan tujuan yang selaras. Tahap attraction menjadi pondasi untuk mengeksplorasi potensi hubungan ke tingkat yang lebih serius.

3. Tahap ketidakpastian

ilustrasi pasangan olahraga bersama (pexels.com/ketutsubiyanto)

Tahap uncertainty adalah fase di mana keraguan dan pertanyaan mulai muncul dalam hubungan. Setelah melewati tahap ketertarikan, pasangan mulai merenungkan apakah hubungan ini dapat bertahan dalam jangka panjang atau tidak.

Selain itu, pada tahap ini, seringkali muncul kebingungan mengenai arah hubungan, apakah pasangan memiliki tujuan yang sejalan, atau apakah ada masalah yang sulit diatasi, seperti perbedaan jadwal atau cara berkomunikasi yang tidak efektif. Ketidakpastian ini bisa menjadi ujian bagi hubungan, karena tantangan yang dihadapi dapat memperkuat ikatan atau malah memicu jarak emosional.

"Selama fase ini, pasangan berisiko merasakan luka emosional yang mendalam akibat konflik yang muncul dari ketidakpastian dalam hubungan, kata Burrets. Fase ini bisa dengan cepat menunjukkan kenyataan bahwa mungkin pasangan ini bukan orang yang tepat untuk kamu," tambahnya.

Namun, dengan adanya tahap ini, semsetinya tidak perlu khawatir berlebihan sampai harus mengakhiri hubungan. Jika dikelola dengan baik, tahap ini juga menawarkan kesempatan untuk saling belajar dan berkembang, dengan membuka ruang untuk diskusi yang lebih mendalam tentang harapan, kebutuhan, dan komitmen satu sama lain.

4. Tahap intimacy

ilustrasi pasangan membaca buku (pexels.com/ronlach)

Tahap intimacy merupakan fase di mana pasangan mulai membuka diri secara emosional dan lebih rentan satu sama lain. Burrets menjelaskan, keintiman pada tahap ini tidak hanya terbatas pada hubungan fisik, tetapi juga mencakup kepercayaan, keterbukaan, dan penerimaan terhadap kekurangan masing-masing.

Pasangan mulai mengungkapkan sisi-sisi pribadi mereka yang sebelumnya tersembunyi, termasuk ketakutan, ketidakamanan, dan impian masa depan. Tahap ini melibatkan kedekatan yang lebih mendalam, baik dalam komunikasi maupun tindakan, di mana keduanya merasa lebih nyaman untuk berbagi perasaan dan kebutuhan mereka.

5. Tahap partnership

ilustrasi pasangan pakai baju tradisional Jepang (pexels.com/yaroslavshuraev)

Tahap kemitraan adalah fase dalam hubungan di mana pasangan telah bersama selama beberapa tahun dan mengembangkan ikatan yang dalam. Pada titik ini, hubungan pasangan sudah berada dalam kondisi stabil, penuh saling pengertian, dan saling menghormati. Pasangan telah melewati berbagai tantangan, seperti perbedaan pendapat dan ujian lainnya, yang semakin mempererat hubungan.

Menurut Tara Suwinyattichaiporn, Ph.D., seorang pelatih kencan dan profesor komunikasi relasional, dilansiri Brides, di fase ini, pasangan sudah menyadari bahwa hubungan ini adalah komitmen jangka panjang. Selama tahap ini, pasangan mungkin mengambil langkah lebih serius, seperti tinggal bersama atau bertunangan, yang akan semakin memperkuat kemitraan yang telah terbentuk.

Melalui dukungan, komunikasi yang baik, dan saling menghormati, pasangan dapat mengatasi tantangan dan memperkuat hubungan mereka. Memahami tahapan-tahapan ini membantu menciptakan dasar yang kokoh untuk masa depan yang penuh kebahagiaan dan pengertian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us