Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ternyata Aku Hanya Wanita Biasa, yang Butuh Kejelasan dan Juga Pengakuan Darimu

ela-e-ele.com

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Sakit terasa saat harus menerima kenyataan bahwa kamu tak lagi menjadi bagian dari hari-hariku. Hidupku terasa hampa. Setiap menit yang kumiliki hanya kugunakan membayangkan kenangan indah kita. Sungguh ini begitu menyiksaku hingga detik ini. Kesakitan ini bermula sejak hari itu, hari ketika aku meminta kejelasan dari hubungan kita yang tak pasti, dari hubungan kita yang tak memiliki nama maupun arti.

Dulu, aku kira hanya dengan bersamamu semua akan baik-baik saja. Tapi lambat laun aku mulai sadar, aku tetaplah wanita, aku juga butuh yang namanya kejelasan. Aku juga butuh pengakuan. Aku ingin dengan bangga mengatakan pada dunia bahwa aku adalah kekasihmu. Tapi itu semua hanya sebuah dongeng bagiku.

Default Image IDN

“Jadi, selama ini kau anggap aku apa?”

“Loh apa maksud kamu, kok tanya kaya gitu?”

“Aku butuh kepastian. Za. Aku gak bisa kaya gini terus!”

Tanpa sepatah katapun Gaza berlalu pergi begitu saja, entah apa yang salah dengan perkataanku pada gaza. Wajarlah menurutku aku meminta kepastian dari tiga bulan hubungan kami. Entah aku yang salah mengartikan kebaikan Gaza selama ini terhadapku, atau kini Gaza telah menemukan gadis yang lebih baik dariku. Semua kenyataan ini tak bisa ku terima dengan logika.

Aku masih ingat hubungan ini bermula, ketika pertama kali aku salah kirim sms ke dia, sms yang berisikan “sayang” itu bukannya dia balas dengan pertanyaan tapi dia balas dengan kata yang sama yakni “iya sayang”. Sejak saat itu, sms itupun berlanjut dengan interaksi kami yang semakin sering di sekolah. Mulai ngobrol bareng di tangga sekolah maupun di perpustakaan. Semua itu saling mengenal satu sama lain.

Entah apa yang ada di pikiranku saat itu, yang ada di benakku, aku hanya ingin melupakan sang mantan yang berselingkuh dengan temannku sendiri. Karena itu aku tak peduli jika Gaza adalah adik kelasku dan kami pun mulai sering jalan bareng. Semua itu buat aku yakin bahwa Gaza bisa membuatku lupa akan penghianatan seorang mantan yang telah berselingkuh dengan seorang teman.

Tapi peribahasa bagai menggali lubang baru untuk menutup lubang yang lama, membuatku terperosok pada jalur yang salah. Dengan bodohnya aku merasa nyaman dengan hubungan tanpa status dan tanpa meminta kejelasan, aku teruskan hubungan ini hingga kini telah tiga bulan lamanya.

Default Image IDN

...

“Cieee…. Kamu pacaran sama adik kelas ya?”

“Apaan sih, enggak lah Gaza itu cuma temenku dan aku anggap dia cuma adik kok.”

“Seriusan kamu?”

“Hemm…”

Jawaban yang sama tiap kali di tanya kejelasan hubunganku dengan Gaza. Ratih, teman sekelasku sekaligus sepupu Gaza adalah orang yang paling kepo dengan apa yang terjadi antara aku dan Gaza. Tapi aku tak ambil pusing. Tiap kali ada teman sekelasku yang anya, pasti jawabannya sama, Gaza hanya adik kelasku. Tidak lebih dari itu, dan aku berharap jawaban singkatku itu sudah cukup membungkam seribu tanya teman-teman kelasku.

Aku tak merasa bersalah telah membohongi teman-temanku karena memang begitulah adanya. Gaza tak perna menyatakan cintanya padaku, dan akupun tak pernah meminta kejelasan hubungan dari dia. Biar semua mengalir apa adanya, dan aku tetap bebas dekat dengan siapapun. Itu nilai plusnya dari hubungan tanpa status.

Tapi ini semua tak berjalan lama. Hingga suatu hari aku melihat Gaza bercengkrama mesra dengan teman sekelasnya, Liliana. Entah perasaan apa yang tiba-tiba muncul dari hatiku, air mataku tak kuasa kubendung dan aku tak kuat melihat kemesraan mereka berdua. Tiba-tiba saja kakiku berlali melangkah sejauh yang aku bisa.

Default Image IDN

Aku tahu ini pasti akan terjadi, tapi kenapa aku merasa begitu kesakitan, ketika ini benar-benar terjadi. Aku binggung dengan apa yang kurasa. Kami tak punya hubungan apa-apa, lantas kenapa aku begitu hancur melihat Gaza bersama gadis lain. Iini tak masuk akal, pasti ada sebab kenapa aku merasa begitu kesakitan di seluruh tubuhku. Aku tak pernah merasakan ini sebelumnya, bahkan ketika mantanku berselingkuh.

Entah apa sebenarnya yang terjadi pada diriku aku begitu lemas dan merasa tak berdaya. Oh Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Darahku seakan berhentin mengalir, aku bahkan tak kuat menahan tegap tubuhku. Aku begitu terpukul. Tuhan, inikah yang disebut sakit hati karena cinta?

 

#CIntaDalamKata

Default Image IDN
Share
Topics
Editorial Team
Desi Dian Sari
EditorDesi Dian Sari
Follow Us