Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Hentikan Kebiasaan Pasangan Mengambil Uang di Dompetmu, Larang?

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Perasaan kemarin dompetmu masih penuh. Dirimu baru saja gajian atau mengambil uang di ATM. Kamu juga gak membelanjakannya secara boros. Akan tetapi, hari ini ketika dirimu membuka dompet tak mendapati jumlah uang yang sesuai.

Kamu sampai menghitung uang yang tersisa berulang kali. Ada beberapa lembar uang yang hilang. Dirimu amat yakin soal itu. Kalau ini bukan pengalaman pertama, kamu barangkali sudah punya tersangkanya.

Bukan makhluk gaib seperti tuyul yang dikhawatirkan olehmu. Dirimu tahu betul pelakunya ialah pasangan sendiri. Apa motivasinya suka mengambil uang di dompetmu tanpa izin? Bagaimana cara buat menghentikannya? Sebaiknya kamu tidak berpura-pura gak tahu dan membiarkannya. Lakukan lima kiat ini biar dia berhenti.

1. Tegur dengan candaan sampai serius

ilustrasi memeriksa dompet (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi memeriksa dompet (pexels.com/cottonbro studio)

Sekalipun kalian telah menikah, batasan pribadi seharusnya tetap ada. Apalagi terkait uang yang sudah jelas disimpan di dompet masing-masing. Tindakan pasangan mengambilnya tanpa izin berbeda dengan atas permintaanmu.

Seperti ketika tanganmu kotor dan dirimu meminta tolong pasangan buat mengambilkan uang di dompetmu. Pun ini bukan baru pertama kali terjadi. Apabila kamu gak mau hal serupa terus berlanjut, tegur saja. Namun, caranya mesti bijak.

Jangan langsung marah-marah. Teguran dengan candaan malah bisa lebih mengena di hati pasangan. Ada rasa malu yang mendorongnya ke depan tidak lagi melakukan hal tersebut. Akan tetapi, kalau uang yang diambil banyak tegur dengan lebih serius.

Katakan bahwa perbuatannya bikin kamu kebingungan ketika hendak membayar sesuatu. Isi dompet yang disangka masih banyak ternyata tinggal sedikit. Pun dirimu gak tahu dia menggunakannya untuk apa. Wajibkan pasangan buat bilang dulu padamu sebelum mengambil apa pun dari dompetmu.

2. Sediakan dompet bersama

ilustrasi memeriksa dompet (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi memeriksa dompet (pexels.com/cottonbro studio)

Dompet bersama mirip dengan tabungan bareng. Artinya, uang di dalam dompet tersebut dapat digunakan buat keperluan bersama. Dompet itu diisi oleh kalian berdua. Bisa pakai sistem harian, mingguan, atau bulanan.

Kalau ada keperluan terkait rumah tangga, tinggal ambil dananya dari dompet itu. Kalian tak perlu lagi merogoh kocek pribadi. Kecuali, saat ada kebutuhan tidak terduga yang gak bisa ditutup dengan uang dalam dompet bersama.

Namun, ingat peraturan pemakaiannya. Uang di dompet bersama hanya digunakan untuk kebutuhan keluarga. Bukan pasanganmu memakainya suka-suka buat keperluan pribadinya. Jatah khusus untuknya darimu mesti dipisahkan.

3. Batasi uang di dompet

ilustrasi memeriksa dompet (pexels.com/Bia Limova)
ilustrasi memeriksa dompet (pexels.com/Bia Limova)

Makin banyak lembaran uang di dompet, makin sukar kamu memastikan ada yang hilang atau tidak. Pasangan mungkin mengambil 1 atau 2 lembar saja. Akan tetapi, di akhir minggu atau bulan tetap sama.

Uangmu habis lebih cepat tanpa diketahui pemakaiannya. Dirimu sudah mencoba disiplin mencatat pengeluaran pun tetap terjadi kebocoran besar. Pengawasan lebih gampang dilakukan kalau uang di dompet sedikit.

Contohnya, uang di dompet tak pernah lebih dari 250 ribu rupiah. Usahakan jumlah itu terdiri dari dua lembar 100 ribu rupiah serta selembar 50 ribu rupiah. Kalau hilang selembar saja pasti akan kentara sekali.

Pasanganmu juga menjadi berpikir ulang jika hendak mengambilnya. Untuk berbagai keperluanmu, gunakan lebih banyak pembayaran nontunai. Praktis dan saldonya lebih sukar diusik pasangan selama PIN-nya cuma diketahui olehmu.

4. Simpan dompet di tempat yang lebih aman

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Adakah tempat yang lebih aman di rumah sementara kamu jelas tinggal bersama pasangan? Ini memang gak mudah. Kalian bahkan tidur di satu kamar. Namun, mengingat kebiasaan buruk pasangan mengambil uangmu tanpa izin, dompet perlu diamankan.

Kalau di sebelahmu ada laci, taruh dompet di sana dan kunci. Tentu kuncinya juga perlu disembunyikan. Dirimu membutuhkan storage yang terpisah dari pasangan. Dengan begitu, ia terhambat buat mengambil isi dompetmu.

Hindari kamu sembarangan meletakkan dompet. Seperti dompet hanya ditaruh di meja, saku celana, atau tas. Kamu tinggal mandi sebentar pun, isi dompet dapat menguap. Bisa juga pakai trik sebagian besar uangmu gak disimpan di dompet, melainkan selipan buku agenda atau laptop. Pasangan bakal kecewa melihat isi dompetmu awet tipis.

5. Pastikan kamu bertanggung jawab atas jatah tugas finansial

ilustrasi membuka dompet (pexels.com/Ahsanjaya)
ilustrasi membuka dompet (pexels.com/Ahsanjaya)

Untuk menghentikan kebiasaan pasangan mengambil uang di dompetmu tanpa izin, introspeksi juga penting. Jangan-jangan perbuatannya didorong oleh kelalaianmu. Misalnya, kamu sebagai kepala keluarga mengabaikan nafkah untuk anak dan istri.

Dirimu sudah dimintai uang oleh pasangan buat berbagai kebutuhan pun tetap cuek. Istri terpaksa mengambilnya dari dompetmu selagi kamu tidak di tempat demi memenuhi keperluan bersama. Atau, dirimu di posisi istri.

Namun, sejak awal menikah kalian sepakat patungan biaya hidup. Gaji suami kurang apabila diandalkan buat mencukupi seluruh kebutuhan. Tentu perbuatan pasangan mengambil uangmu tanpa izin tetap salah. Akan tetapi, pengabaian atas tanggung jawabmu juga gak bisa dibenarkan. Kamu dulu yang harus berubah.

Meski pasangan sendiri, kalau uangmu terus-menerus diambil tanpa izin tentu menyebalkan. Terutama apabila pemakaiannya gak jelas atau tidak penting. Bicarakan dengan pasangan agar kalian tetap saling menghargai kepemilikan masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us