4 Tips Menghentikan Kebiasaan Pemicu Relapse Usai Putus, Ikhlas!

- Relapse adalah kembali melakukan hal-hal yang sudah ditinggalkan sebelumnya, termasuk dalam kasus putus cinta.
- Kebiasaan tidak bisa dihentikan begitu saja, perlu diganti dengan hal positif yang memenuhi kebutuhan psikologis yang sama.
- Pemicu relapse bisa berupa emosi internal dan eksternal, penting untuk mengelolanya dengan kesadaran penuh dan dukungan emosional.
Dilansir Cambridge Dictionary, relapse adalah keadaan di mana kamu mulai melakukan hal-hal yang sudah kamu tinggalkan sebelumnya. Kata relapse juga relevan digunakan oleh orang yang putus cinta.
Kamu mungkin tiba-tiba teringat tentang mantan, setelah sudah berhasil move on. Relapse memang terasa menyakitkan, apalagi jika kamu masih mencintainya dan telah berusaha sekeras mungkin untuk melupakannya.
Biasanya, relapse terjadi karena ada beberapa hal yang men-trigger perasaanmu. Bagaimana cara menghentikannya? Yuk, simak selengkapnya!
1. Beralihlah dari berhenti menjadi mengganti

Kebanyakan orang mencoba menghentikan kebiasaan dengan menghentikan perilaku tersebut. Kegagalan adalah hasil yang paling umum. Masalahnya, kebiasaan ada untuk memenuhi kebutuhan psikologis. Jika kamu tidak mengganti perilaku tersebut dengan sesuatu yang memenuhi kebutuhan yang sama, kamu akan kembali ke pola lama.
"Cobalah untuk mengidentifikasi emosi atau kebutuhan di balik kebiasaan. Apakah itu stres, kesepian, kecemasan, atau kebosanan? Ganti perilaku tersebut dengan sesuatu yang positif, seperti olahraga, menulis jurnal, atau berhubungan dengan teman, yang memenuhi kebutuhan dasar yang sama," jelas Adi Jaffe, penulis dan pendiri IGNTD Hero Program, salah satu program pemulihan daring pertama di dunia, dilansir Psychology Today.
2. Definisikan pemicu relapse kambuh

Pemicu relapse tidak terbatas pada tempat, orang, atau kejadian. Pemicu emosional seperti rasa bersalah, malu, bosan, atau cemas juga sama kuatnya. Memahami kedua jenis pemicu ini membantumu terhindar dari relapse.
Jaffe menyarankan, "Buat daftar pemicu yang perlu kamu waspadai. Identifikasi emosi internal dan keadaan eksternal yang mendorongmu untuk relapse. Bangun strategi untuk mengelola pemicu ini dengan kesadaran penuh, perawatan diri, dan dukungan emosional".
3. Dapatkan dukungan

Relapse sering terjadi secara terpisah. Banyak orang yang berharap dapat memperbaiki masalah mereka sendiri, dan baru mengungkapkan kesulitan mereka setelah mereka berhasil mengatasinya. Namun, hal ini membuat seluruh upaya menjadi lebih sulit daripada yang seharusnya.
Jaffe juga menjelaskan, bahwa koneksi adalah kebalikan dari kecanduan dan jaringan pendukung memberikan akuntabilitas, dorongan, dan pengertian. Menciptakan sistem pendukung yang bebas dari penghakiman sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.
4. Meditasi

Meditasi adalah sebuah konsep yang mengajarkan individu untuk menjadi lebih sadar diri. Ketika kamu lebih sadar diri, kamu lebih mampu mengatasi pemicu potensial untuk relapse.
"Dengan meditasi, seseorang didorong untuk belajar 'menerima' keinginan mereka, daripada melawannya. Penerimaan ini adalah keterampilan yang dipelajari melalui praktik ini, sambil menerapkan keterampilan pencegahan relapse. Konsep-konsep seperti penerimaan, melepaskan kendali pribadi, dan penggunaan doa dan meditasi adalah ciri-ciri meditasi kesadaran," jelas Theresa Parisi, seorang konselor bersertifikat, dilansir laman Addiction Center.
Menghentikan relapse bukanlah sesuatu yang dapat kamu capai dalam waktu semalam. Tentu kamu akan butuh proses yang tidak singkat untuk benar-benar berhenti merasakan relapse, namun itu bukan berarti tidak bisa kamu lakukan. Yuk, mulai praktikkan tips-tips di atas!