5 Alasan Orang yang High Value Masih Jomblo, Kamu Salah Satunya?

Ternyata, menjadi seorang high value tidak selalu memudahkan seseorang untuk memiliki pasangan. Kamu perlu meluangkan waktu, menurunkan ego, dan memahami kekurangan diri. Namun, tidak semua orang mampu melakukan hal tersebut.
Jangan khawatir, guys! Kamu hanya perlu tahu alasan mengapa kamu masih jomblo meskipun kamu termasuk orang yang high value. Berikut lima alasan mengapa orang high value masih jomblo.
1. Fokus kerja dan kuliah

Fokus pada kerja atau kuliah sering kali membuat seseorang lupa akan pentingnya membangun hubungan. Tanpa disadari, waktu terus berjalan, dan usia pun sudah cukup matang untuk mulai memikirkan pasangan hidup. Namun, alasan sibuk kerja atau kuliah kerap menjadi penghalang untuk menjalin hubungan.
Padahal, keduanya tetap bisa seimbang jika dikelola dengan baik. Saat kuliah, manfaatkan waktu untuk memperluas pergaulan dan berkenalan dengan orang baru. Begitu pula ketika bekerja, jadikan kesempatan itu untuk membangun relasi yang lebih luas. Siapa tahu, di antara lingkungan kampus atau kantor ada seseorang yang cocok denganmu, kan?
2. Terlalu dengar perkataan orang

Saat kamu tertarik dengan seseorang, pernahkah kamu merasa bahwa orang-orang di sekitarmu sering memberikan komentar buruk tentang dia? Tenang saja, itu hal yang wajar. Mendengar informasi dari orang-orang sekitar tentang gebetanmu memang tidak ada salahnya. Namun, perlu diingat, jangan langsung percaya begitu saja pada apa yang mereka katakan. Informasi tersebut bisa saja tidak sepenuhnya benar atau hanya berdasarkan sudut pandang mereka. Kamu perlu mencari tahu sendiri dan menilai berdasarkan pengamatanmu.
Ingat, semua orang memiliki kekurangan. Yang penting adalah mencari tahu kekurangan seperti apa yang masih bisa kamu toleransi dari gebetanmu. Dengan begitu, keputusan yang kamu ambil benar-benar berdasarkan penilaianmu sendiri, bukan hanya karena terlalu mendengar perkataan orang lain.
3. Standar yang tinggi

Memiliki standar tinggi untuk pasangan bukanlah hal yang salah. Namun, perlu diingat bahwa kehidupan nyata tidak selalu seperti cerita dongeng. Meski begitu, bukan berarti kamu harus menurunkan standarmu.
Tetaplah pertahankan standar tersebut, tetapi sesuaikan dengan value yang kamu miliki. Tanpa disadari, orang-orang yang value serupa denganmu akan mendekat dengan sendirinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan standar untuk pasanganmu, cari tahu terlebih dahulu apa yang bisa kamu tawarkan kepada orang lain. Dengan begitu, kamu dapat membangun hubungan yang seimbang dan saling menghargai.
4. Trauma

Pengalaman menyakitkan dimasa lalu memang menimbulkan efek trauma. Namun, itu adalah hal yang wajar. Kamu tidak perlu merasa khawatir dengan trauma yang kamu alami.
Ingat bahwa rasa sedih, bahagia, takut, khawatir,dll adalah hal yang normal. Terima perasaan itu dan pelajari untuk kehidupanmu kedepannya. Kamu harus bersyukur telah diberikan perasaan trauma, sehingga kedepannya kamu sudah tahu hal-hal yang tidak boleh lagi terulang dihidupmu terutama dalam memilih pasangan.
5. Kurang detail soal pengetahuan agama

Akhir dari memiliki pasangan ialah menikah. Membangun rumah tangga yang harmonis sesuai dengan ajaran masing-masing. Maka, kamu harus tahu tentang pentingnya sebuah pernikahan dalam agama.
Bahwa menikah adalah penyempurna agama. Jika kamu sudah siap secara fisik dan mental, maka kamu bisa mencari pasangan yang tepat untukmu. Jangan sampai karena kamu tidak tahu posisi pernikahan dalam agama, akhirnya kamu lupa bahwa waktu yang selama ini kamu punya hanya dihabiskan dengan bekerja,bekerja dan bekerja.
Dengan memahami alasan-alasan di atas, kini saatnya untuk segera memperbaiki dirimu dan yakin bahwa sebagai seorang high value, kamu pasti bisa menemukan pasangan yang tepat. Ingat, segala sesuatu membutuhkan perjuangan. Keep fighting!