Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Bernika Putri Berdayakan Perempuan lewat Women Choice

Bernika Putri, founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)
Bernika Putri, founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)
Intinya sih...
  • Perempuan dihadapkan pada banyak tantangan meski hidup di era modern, Woman Choice hadir untuk mendukung perempuan agar bisa saling mendukung satu sama lain.
  • Kesetaraan gender memberikan ruang bagi perempuan dan laki-laki tanpa diskriminasi, namun masih ada stigma negatif terhadap perempuan dalam masyarakat.
  • Woman Choice fokus pada kesetaraan gender dan kualitas pendidikan, memberikan pelatihan nonformal dan program ke desa-desa untuk mendukung perempuan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Di balik kemajuan akan pendidikan, karier, maupun kebebasan dalam memilih, perempuan masih dihadapkan oleh banyak tantangan. Hidup di era modern tidak menjamin perempuan berada di tempat yang aman dan bebas dari stigma.

Keresahan Bernika Putri terhadap sesama perempuan, dituangkannya melalui suatu komunitas bernama Woman Choice. Terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi perempuan, ia percaya bahwa perempuan seharusnya bisa saling mendukung satu sama lain. Bersama dengan IDN Times, Bernika mengungkapkan perjalanannya dalam mendukung dan memberdayakan perempuan melalui Woman Choice. 

1. Isu kesetaraan gender masih menjadi tantangan yang besar bagi perempuan

Bernika Putri, founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)
Bernika Putri, founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)

Kesetaraan gender memberikan ruang bagi perempuan maupun laki-laki untuk memiliki akses yang sama dalam berbagai hal, tanpa adanya diskriminasi. Dengan tercapainya kesetaraan gender sama dengan mendukung tiadanya diskriminasi maupun stereotip, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Dalam praktiknya, tidak mudah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu ini. Nyatanya, masih ada stigma atau stereotip negatif yang melekat pada perempuan. Bernika mengaku bahwa ia turut mengalami keresahan akan hal itu.

“Aku punya masalah besar sebagai perempuan karena ketika dulu waktu kuliah, aku tuh jarang banget melihat cewek-cewek jadi ketua organisasi. Kebanyakan laki-laki,” kata Bernika.

Pengalamannya tergabung dalam suatu organisasi, menjelaskan bagaimana adanya stereotip negatif pada perempuan. Padahal, perempuan juga berhak dan memiliki akses untuk menduduki posisi atau jabatan yang tinggi.

“Jadi, waktu itu aku lagi ada di suatu organisasi. (Ada anggapan) cewek tuh sebaiknya gak usah di posisi yang tinggi-tinggi kalau bikin kebijakan. Soalnya, nanti kayak selalu baperan. Cewek itu bagusnya ditempatkan di bendahara saja. Ada nada-nada merendahkan gitu. Padahal, mereka tidak tahu kalau cewek mengatur suatu acara bisa seperfeksionis apa, sedetail apa,” sambungnya.

Menurutnya, pandangan negatif orang lain terhadap potensi seorang perempuan, tetap ada. Bernika juga bercerita bahwa ia masih mendapatkan lelucon-lelucon yang menyinggung tentang gender. Namun, kini hal itu tidak membuatnya takut. Ia percaya nilai diri seorang perempuan itu jauh lebih tinggi daripada lelucon yang diterimanya.

2. Woman Choice tepat berdiri sehari sebelum International Woman's Day

Bernika Putri, Founder Woman Choice (instagram.com/brnikaputri)
Bernika Putri, Founder Woman Choice (instagram.com/brnikaputri)

Berawal dari keresahannya sebagai perempuan itulah, yang akhirnya mendorong Bernika untuk menginisiasi platform Woman Choice pada tahun 2022. Ia merasa perlu ada safe place untuk perempuan agar bebas memilih bagaimana mengembangkan potensi diri dan mengesampingkan ego pribadi.

“Aku punya satu tujuan besar. Aku mau ada satu komunitas yang di mana kita tuh cewek-cewek semua. Kita saling mendukung. Gak ada yang merasa aku lebih jago daripada kamu karena kadang masih ada ego-ego kayak itu dalam organisasi atau komunitas. Jadinya, kayak ada yang lebih superior dan inferior,” ucap lulusan Jurusan Hukum itu.

Maka dari itu, Bernika menghadirkan Woman Choice yang fokus pada dua hal yang sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu kesetaraan gender dan kualitas pendidikan. Dalam hal ini, Bernika melihat bahwa pendidikan juga bisa diberikan secara nonformal.

“Kita memberikan pelatihan-pelatihan kepada para perempuan. Contohnya, pelatihan untuk menjadi seorang penulis konten. Sebenarnya, kita daftar bootcamp itu kan berbayar, tapi di Woman Choice itu gratis dan open for public. Boleh cowok dan cewek yang ikut. Itu bagian dari kita untuk mendukung pendidikan di Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, Bernika juga akan mengadakan program ke desa-desa untuk mengajar dengan kurikulum yang dibentuk oleh Woman Choice. Program ini merupakan bentuk komitmennya dalam menanggapi isu kesetaraan gender dan pendidikan karena tidak semua orang memiliki akses yang sama. 

3. Woman Choice memberikan wadah perempuan untuk belajar bersama tanpa adanya judgmental

Bernika Putri, founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)
Bernika Putri, founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)

Perempuan lulusan Universitas Muslim Indonesia Makasar ini, meyakini bahwa setiap perempuan berhak menentukan dirinya sendiri. Baginya, menikah atau tidak, punya anak atau tidak, gak bisa menjadi penghalang untuk melakukan sesuatu yang berdampak untuk sekitar.

“Setiap perempuan punya tujuan, punya visi hidup tanpa perlu takut dengan stigma masyarakat, tanpa perlu merasa harus diatur-atur oleh lingkungannya. Jadi, perempuan itu istilahnya tidak tersangkar, tapi kita bisa terbang ke mana pun dan menebar kebaikan,” kata perempuan yang pernah menjadi sukarelawan Turun Tangan Makassar.

Bernika menemukan fakta bahwa banyak perempuan merasa lingkungan sekitarnya kurang suportif sehingga membutuhkan circle baru yang lebih positif. Itu sebabnya, ia merasa Woman Choice bisa jadi wadah yang aman bagi perempuan untuk berkembang.

Dengan ciri khas warna pink, Bernika ingin menunjukkan bahwa Woman Choice berisi perempuan-perempuan yang berdaya. Pink kerap diasosiasikan dengan sesuatu yang feminin dan lemah lembut, tetapi perempuan juga bisa stand out.

Di balik aktivitasnya yang padat sebagai pekerja kantoran, Bernika juga kerap merasa burnout. Namun, ia sadar bahwa ada tanggung jawab besar yang sedang dipikulnya. Meski begitu, dukungan emosional atau feedback dari para perempuan kepada Woman Choice yang menumbuhkan lagi semangatnya. 

“Ada (perempuan) yang bilang, ‘Makasih ya udah kasih warna baru di warna pink. Kadang cewek yang suka pink itu dianggap lemah. Tapi karena ada Woman Choice, aku merasa lebih berdaya’,” cerita Bernika.

Hal itu sesuai dengan apa yang menjadi misi Woman Choice, yaitu menumbuhkan kepercayaan diri, saling memberdayakan, dan mengembangkan diri. Lewat apa yang dibangunnya, Bernika ingin membuktikan diri bahwa dirinya bisa dan tidak seperti apa yang orang lain pikirkan.

4. Lewat Woman Choice, Bernika turut menyebarkan awareness bahwa perempuan di setiap peran kehidupannya harus bisa berdaya

Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)
Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)

Bernika bercerita bahwa Woman Choice ikut merayakan International Woman’s Day yang jatuh setiap 8 Maret. Pada tahun 2024, Woman Choice menggagas kampanye #EmpoweringTogether. Kampanye tersebut merupakan bentuk komitmen Woman Choice untuk menyebarkan awareness agar jadi perempuan yang berdaya, terlepas dari apa pun peran yang melekat dalam diri kita.

Ia menjelaskan, “Kampanye Empowering Together ini berarti setiap perempuan dengan segala perannya itu, mereka berdaya dengan dirinya sendiri, dengan pengetahuan yang diambil, dan segala keputusan yang diambil.”

Untuk itu, Bernika berusaha sebisa mungkin memberikan program-program yang berdampak tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan banyak orang. Menurutnya, ini bukan perjalanan yang mudah. Ia merasa komunikasi adalah tantangan terbesarnya untuk bisa menjalankan program yang sustain dan impactful.

Katanya, “Kita selalu menyalurkan pesan women support women di setiap konten Woman Choice.” 

5. Hal kecil, seperti buku, bisa membawa perubahan pada seseorang

Bernika Putri dalam salah satu kegiatan Woman Choice (instagram.com/brnikaputri)
Bernika Putri dalam salah satu kegiatan Woman Choice (instagram.com/brnikaputri)

Walaupun sudah lulus kuliah dan bekerja, Bernika merasa dirinya adalah seorang pembelajar penuh waktu. Semasa sekolah, ia tidak diperbolehkan membawa barang elektronik sehingga hanya bisa membawa buku.

“Itu pertama kali aku jatuh cinta sama buku, self development. Namanya Atomic Habit. Akhirnya aku bisa baca dan self development ternyata ngaruh di kehidupanku,” ujarnya.

Dari buku itu, Bernika belajar mempraktikkan semua yang ditemukannya dalam buku Atomic Habit. Buku membantunya melawan ketakutan dan berani mengambil langkah untuk melakukan perubahan.

“Dari buku jadi mengubah hidup aku. Aku mau semua perempuan bisa merasa apa yang aku rasa ketika mereka berada di titik terendah,” imbuhnya.

Sayangnya, kadang masih ada pandangan negatif yang diterima oleh perempuan. Untuk itulah, Woman Choice hadir agar perempuan bisa saling mendukung perempuan lainnya.

“Hey girls, misalkan kita menjadi perangkul, kita saling support. Kalau gak tahu makeup, ya udah kita ajarin. Jadi, menurutku, gimana kita mau berkembang, gimana kita mau bertumbuh kalau sesama kita aja itu selalu merendahkan?” tambahnya lagi.

Bernika berharap para perempuan sadar bahwa mereka sangat berharga dan berhak untuk bahagia. Berada di lingkungan yang baik atau tidak pun, perempuan tetap harus bersinar. Perempuan harus tahu value dirinya tanpa perlu fokus pada standar yang ditetapkan orang lain.

Ia juga mengatakan, "Pesan aku adalah, yang pertama, always being nice to other woman”

6. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih berkembang

Bernika Putri, Founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)
Bernika Putri, Founder Woman Choice (dok. Bernika Putri/Woman Choice)

Bernika percaya bahwa potensi diri bisa terus digali dengan beragam cara. Salah satunya adalah berani keluar dari zona nyaman. Menurutnya, pasti selalu ada rasa yang kurang nyaman, tetapi itulah yang menandakan bahwa dirinya sudah melakukan sesuatu yang benar.

“We are young, just do it. Gak ada kok kata terlambat untuk mulai semuanya dari awal. Just do it karena every first timer it’s not perfect,” katanya.

Sebagai perempuan yang juga aktif jadi konten kreator, Bernika merasa banyak perempuan yang mudah insecure dengan diri sendiri. Untuk melawan pemikiran tersebut, ia merasa harus mulai terlebih dulu.

“Kalau mau jadi content creator, ya udah, mulai aja record pake apa yang kamu punya. Just do it, yang penting percaya diri dulu,” katanya.

Secara tidak langsung, Bernika menegaskan bahwa itulah pilihan perempuan terhadap kehidupannya. Hal itulah yang ia gaungkan melalui Woman Choice agar para perempuan bisa melakukan apa pun yang dia lakukan tanpa ada judgment. Akan jadi hal yang luar biasa untuknya ketika perempuan bisa berdaya dengan dirinya sendiri, apalagi membantu orang lain untuk berdaya. 

Just being nice to others, smile, sama dia (perempuan) punya prinsip, dia tahu value di mana dia bisa berdaya dengan dirinya sendiri. Dia tahu potensinya. Dia tahu apa yang ingin dia lakukan. It’s really cool, girl,” tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adyaning Raras Anggita Kumara
Febriyanti Revitasari
Adyaning Raras Anggita Kumara
EditorAdyaning Raras Anggita Kumara
Follow Us